15 tahun yang lalu...
" Aduh..hiks..saakkiiit..hiks.. " Seorang gadis kecil terlihat sedang terduduk di tepi sebuah jalan, sambil menangis meratapi lutut kakinya yang berdarah. Tampak jika gadis mungil itu baru saja terjatuh dan lututnya tergores hingga terluka.
" Kamu kenapa ? " Ada seorang anak laki-laki kecil berjongkok di dekat gadis kecil, yang sedang menangis itu. Si anak laki-laki kecil itu terlihat khawatir dan cemas. Dia merasa kasihan melihat gadis kecil yang sedang menangis karena sedang kesakitan itu.
" Hiks..aku jatuh..hiks..lututku berdarah..hiks..hiks.. " sambil terisak-isak, gadis kecil itu menjawab pertanyaan si anak laki-laki.
" Hei..tenanglah..jangan menangis. Aku akan mengobatimu.. " kata si anak laki-laki pada gadis kecil, yang kini menatapnya dengan wajah sedih dan berlinangan air mata.
Si anak laki-laki itu mengambil sehelai sapu tangan dari dalam kantong celananya. Di sekanya dengan lembut darah dan kotoran, yang menempel di lutut si gadis kecil tampak terluka. Ditiup-tiupnya luka si gadis kecil agar tidak perih, saat melihat si gadis kecil mengernyit kesakitan. Lalu terakhir, dibalutnya luka si gadis kecil dengan sapu tangan miliknya itu.
" Nah..jangan menangis lagi ya. Lukamu pasti nanti cepat sembuh.. " kata si anak laki-laki, sambil tersenyum manis pada si gadis kecil.
" Terima kasih.. " ucap si gadis kecil pada penolongnya itu.
" Namamu siapa ? " tanya si anak laki-laki pada gadis kecil, yang sedang menatapnya dengan wajah chubby menggemaskan itu.
" Namaku Katarina. Kamu siapa ? " jawab si gadis kecil, yang mengaku bernama Katarina itu.
" Aku Damian.. " sahut si anak laki-laki sambil tersenyum manis. Akhirnya Damian dan Katarina saling berjabat tangan sebagai tanda awal perkenalan mereka.
" Rumahmu dimana, Kate ? Aku akan mengantarmu pulang. " kata Damian sambil membantu Katarina berdiri.
" Rumahku di ujung jalan itu ! Rumah yang di depannya ada klinik dokternya. " tunjuk Katarina dengan jari-jari mungilnya.
" Oh..jadi kamu si tetangga baru itu ya ? Anaknya pak dokter ? " tanya Damian dengan wajah ceria dan antusias.
" Hhmm..iya..papaku dan aku baru aja pindah ke sini seminggu yang lalu. " jawab Katarina riang.
" Ayo..aku antar pulang. Kamu boleh naik ke punggungku, kalau lututmu masih sakit. " kata Damian lembut, sambil berjongkok di depan Katarina. Katarina pun akhirnya naik ke punggung Damian, karena merasakan lututnya masih terasa perih.
" Rumahmu sendiri dimana, Yan ? " tanya Katarina kemudian, saat Damian mulai melangkah sambil menggendongnya.
" Rumahku tepat di depan rumahmu, Kate. Kita ini tetangga dekat. " jawab Damian.
" Wah..jadi rumah besar dan cantik seperti istana itu rumahmu ya ? Apa kamu seorang pangeran ? " tanya Katarina polos sambil memekik riang. Damian tertawa geli mendengar pertanyaan Katarina yang lucu.
" Ya..istana itu milik ayah bundaku. Tapi aku bukan pangeran, Kate. " jawab Damian, sambil masih terkekeh geli.
" Bukankah yang tinggal di istana itu pangeran ya ? " tanya Katarina bingung.
" Baiklah..kalau kamu memaksa, aku akan jadi pangeran buatmu. Tapi dengan satu syarat.. " kata Damian akhirnya mengalah pada kepolosan Katarina.
" Apa syaratnya ? " tanya Katarina antusias. Dia gembira karena Damian mau menjadi pangerannya.
" Syaratnya..kamu harus mau menjadi princess-ku. " kata Damian kemudian.
" Menjadi princess ?? Tapi aku nggak punya gaun dan sepatu kaca. Aku nggak bisa jadi princess, dong.. " Jawaban polos dari Katarina, lagi-lagi membuat Damian terkekeh kegelian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because...I Love You ( Completed )
ContoShort story - ( Private ) Damian Ardhitama mengenal Katarina Winarta dari kecil. Mereka bersahabat dan saling menyayangi. Hingga satu kejadian yang tak diduga terjadi pada mereka berdua. Kejadian yang membuka mata hati mereka akan arti cinta yang se...