Prolog

32 2 1
                                    

SEJUTA TAHUN MASEHI-ISWO (International Scientist World Organization) atau yang lebih dikenal organisasi ilmuwan internasional, sedang meluncurkan misi pembuatan makhluk hidup yang mendekati manusia. Setelah masa emasnya yang berhasil menciptakan suatu alat komunikasi yang canggih yang kini dikenal dengan andromeda. Alat itu berhasil menjatuhkan kejayaan android dalam pangsa pasar. Andromeda terus bertengger sebagai alat nomor 1 yang pernah ada, tentu saja bagaimana tidak? Penggunaan andromeda tidak harus mengalami kontak fisik seperti android tetapi dengan chip mind-reading, cukup fikirkan apa yang ingin kita lakukan maka akan langsung terjadi.

Masa kejayaan ISWO tersebut membuat mereka untuk terus berinovasi, salah satunya yaitu proyek besar mereka mengenai pembuatan makhluk hidup yang mendekati manusia. ISWO semakin membabi buta dan ingin terus menguasai dunia. Mereka lupa bahwa hanya Tuhanlah yang dapat menciptakan dengan sempurna.

Puluhan tahun mereka terus menggarap proyek besarnya itu. Tetapi mereka tidak pernah berhasil mewujudkan proyek tersebut. Selalu ada kegagalan dalam pembuatan makhluk yang mereka ciptakan. Ciptaan terbesar yang berhasil mereka ciptakan adalah I-bot, itupun merupakan hasil pengembangan dari ciptaan mereka sebelumnya yang dinamai robot. I-bot hanya bisa bergerak sesuai dengan apa yang diprogram saja tidak bisa berpikir, ataupun bergerak alamiah. Untuk ukurannya, I-bot hanyalah tumpukan baut dan logam yang buruk yang mana hanya menambah beban dunia saja karena hasil research-Nya. Oleh karena itu, ISWO dinyatakan gagal dan ditutup oleh organisasi dunia (PBB)

Namun disebuah penjuru dunia, ada seorang ilmuwan dunia yang berhasil menciptakan makhluk tersebut. Keberhasilannya tersebut tidak diketahui oleh siapapun, hanya dirinyalah yang mengetahuinya. Sosok ilmuwan tersebut menciptakan sosok yang disebut humanity. Proses panjang yang dilaluinya dilewati dengan hari-hari yang dipenuhi cinta. Dia mengerjakan humanity tersebut selama hidupnya. Bahkan ketika proses terakhir dalam pembuatan humanity, yaitu memasukan unsur kehidupan kedalam tubuh ciptaannya tersebut. Ia memberikan pengorbanan yang besar, hingga sinar terang layaknya akan terjadi ledakan menyilaukan matanya.

"Apa yang terjadi?" Ucap ilmuwan tersebut yang kebingungan dan panik dengan refleks menutup matanya. Namun seketika sinar putih tersebut hilang. Dan ketika ia melihat tidak ada yang terjadi pada kebanggaannya tersebut. Ia kecewa dan putus asa dalam hanyutan kesenduan.

"Apa yang salah selama proses ya, Tuhan?" Keputusasaanya semakin menjadi-jadi. Namun sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya. Kali ini dia ceroboh, ada sesuatu yang dia lupakan.

"Profesor?" Sesosok suara terdengar memanggilnya, tapi ia mengacuhkannya karena ia masih kecewa dengan hasilnya. Tapi tiba-tiba ia tersadarkan oleh suara tersebut.

Ya, ia lupa untuk mengecek humanity tersebut.

"MALIK! dengan lantangnya ia bersorak" Dengan girangnya ia langsung memeluk Malik si humanity ciptaannya. Setelah usahanya dan kegigihannya selama ini, kini ia berhasil mewujudkan cita-citanya.

"Profesor" Panggil humanity yang dipanggil Malik tersebut.

"Ya, Malik?" Tanya profesor sambil mengelus-ngelus rambutnya.

"Terima kasih karena telah menjagaku selama ini. Aku melihat engkau dengan susah payah mencari semua yang kubutuhkan. Aku selalu melihatmu bekerja keras hingga larut malam bahkan kau selalu menemaniku tidur. Aku selalu ingin mengucapkan terima kasih dan menjagamu, tapi aku belum bisa untuk melakukan itu. Aku sangat senang akhirnya aku bisa menjaga dan merawatmu profesor, terima kasih banyak atas semua hal yang telah engkau lakukan" Ucap Malik dengan tulus

Profesor pun terharu atas apa yang diucapkan oleh Malik. Tetapi, profesor melihat ada suatu kejanggalan yang aneh dalam diri Malik. Profesor semakin mengamatinya lekat-lekat, dannn.....

"ASTAGA!" Profesor berhasil menemukan hal yang meresahkannya, ia terkejut dengan apa yang ditemukannya. Ternyata humanity ciptaannya memiliki suatu kekurangan yang baru ia sadari.

"Ada apa, Prof?" Tatap Malik dengan serius yang mengunci mata profesor untuk terus melihatnya.

Ternyata kekurangan humanity ciptaannya adalah Malik tidak memiliki cahaya dimatanya!

Profesor terkejut dengan kekurangannya, ia menangis karena sedih dan merasa kasihan kepada Malik yang sudah ia anggap sebagai anaknya yang juga telah menemaninya selama bertahun-tahun. Tapi sepertinya Malik sudah mengetahui itu.

"Sudah prof, tak apa. Sebagai seorang humanity, mungkin itu akan membedakan aku dengan manusia lainnya. Lagi pula kau kan sering berkata bahwa setiap kekurangan pasti ada kelebihan" Ucap Malik dengan tenang dan melandaskan kepalanya dalam dekapan profesor tersebut.

Profesor berhenti menangis dan berusaha tegar seperti anaknya. Lalu dengan sigap profesor langsung menjelaskan suatu amanat seperti wasiat yang diberikan.

"Baiklah, jadi kamu memiliki kelebihan yang belum tentu manusia miliki. Kamu memiliki otak yang seimbang, cara berpikirmu akan jauh berbeda dari orang-orang mungkin dikalanganmu kamu memiliki pemikiran yang selangkah lebih maju. Dan setiap pemiiranmu akan tambah selaras karena kamu aku ciptakan untuk berpikir dengan perasaan. Jadi setiap logika-logika yang kamu pikirkan ketika kamu hendak membicarakannya akan langsung tersaring otomatis oleh perasaanmu. Masih banyak lagi yang kamu miliki, tapi kita tidak memiliki waktu banyak. Kamu sudah melihat sendirikan bagaimana jahatnya ilmu pengetahuan sekarang? Aku akan mengirimmu ke masa lalu agar manusia tidak dibutakan oleh ilmu pengetahuan semata dan juga agar manusia menyadari setiap potensi yang ada didalam dirinya. Sebenarnya aku masih ingin berbicara padamu, tapi kita akan tetap terhubung karea beberapa energi kehidupanku ada padamu juga." Penjelasan singkat profesor ternyata membuat Malik menitikan air matanya.

"Taa-tapii prof" Resahku, "Aku ingin tetap bersamamu dan aku juga belum mempelajari" Gelisahku menjadi-jadi yang entah sudah berapa ribu air mata menetes dari wajahku.

"Tenang saja, semua yang kau butuhkan sudah kusiapkan dalam tasmu. Sampai jumpa!" Ucapan profesor yang melengking tajam itu seakan tidak siap kuterima. Profesor lalu membawaku kepada mesin waktu buatannya. Aku hanya bisa menangis tersendu-sendu.

"Ingat, usaha dan proses tidak akan menghianati hasil. Teruslah berusaha dan jangan pernah menyerah semua itu pasti ada jalannya! Ketika kau berhasil kita pasti bertemu kembali" Pesan terakhir profesor, sambil mengatur mesin waktu yang telah kumasuki.

"Semua siap dalam... Tiga" Hitung mundur mesin tersebut.

"Dua..."

"Profesor Zakkaaaa!!!!!" Teriakku dengan sejuta air mata yang berlinang seperti manusia yang menantang maut seolah enggan ikut bersama malaikat kematian.

"Satu... Semua siap dan akan meluncur"

"Sampai jumpa, Raden Malik Tazakka!" Salam perpisahan profesor Zakka penuh senyuman kebohongan dan ada ukiran tetesan air mata dalam wajahnya yang seolah bahagia padahal merasakan hal yang sama denganku,

"PROFESOORRRRRR!!!!!" Teriakan terakhirku sebelum akhirnya aku tak sadarkan diri dan kehilangan ayahku, profesor Zakka.

***

Gimanaaaa? Seruu gakkk? Demi kelanjutan dan kesempurnaan ceritanya. Ditungguuu yaa vote&commennyaaa!

Best regards,

Trizaldi Alamsyah

After Dunya Before AghiraaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang