Mereka tinggal di sebuah kota maju bernama Letarian dan tempat yang mereka sebut dengan sekolah dimanakan Sencloca. Sencloca masih merupakan satu kesatuan dengan sebuah yayasan besar yang menaungi banyak lembaga pendidikan yang besar.
Mereka berada di kelas terakhir di Sencloca. Dimana hanya ada lima belas murid di dalam satu kelas tersebut. Ya, hanya ada lima belas orang.
Lima belas orang yang istimewa sudah cukup karena mereka tentu tidak membutuhkan banyak murid bermasalah di dalam satu kelas yang tidak terlalu besar. Akan sulit mengaturnya jika terlalu banyak.
Apa kalian pernah mendengar tentang negatif yang bertemu negatif akan menjadi positif? Maka itulah yang kalian temui di kelas terakhir Sencloca.
Ketika penjahat bertemu dengan penjahat lainnya maka mereka akan bekerja sama membuat sebuah rencana yang jauh lebih jahat daripada apa yang bisa mereka lakukan seorang diri.
Apa kesalahan terbesar yang pernah kau lakukan?
Berpikir bahwa dunia sudah terbalik? Nyatanya tidak.
Ini hanya kisah dari sisi gelap dunia terang yang kalian kenal dan jangan terkejut, di dunia ini bukan hanya seorang laki-laki saja yang bisa menjadi pembunuh berantai karena seorang perempuan juga bisa. Jangan menganggapnya remeh.
Namun kita tidak akan membahas tentang kriminal di sini, karena di Sencloca mereka akan dididik menjadi manusia yang baik.
Dan hari ini, di bawah guyuran hujan lebat dan angin kencang. Ada lima belas orang yang berkumpul di dalam kelas. Tujuannya sudah pasti, untuk membicarakan tentang permainan yang sudah sebulan terakhir mereka jalani.
"Kenapa Benji?" tanya Mava.
Benji Dalton adalah anak laki-laki dengan rambut berwarna cokelat. Selama di kelas Benji tidak terlalu mencolok. Jarang berbicara, duduk di kursi yang menempel pada sisi dinding kelas seakan dia mempunyai dunianya sendiri.
Tidak banyak yang mereka ketahui tentang Benji Dalton. Di saat orang-orang sibuk bercanda tentang ide kriminal baru, Benji seakan tengah membangun sebuah kota di dalam kepalanya. Mungkin itulah yang membuat Benji terlihat seperti tidak pernah berhenti berpikir.
Benji tidak pernah menarik perhatian di dalam kelas hingga sebuah insiden menimpanya, menjadikannya sebagai perhatian seluruh penghuni kelas tersebut.
"Apa kalian mulai ketakutan?"
Itu adalah Naomi, perempuan itu berbicara dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya. Angkuh seperti biasa.
Perempuan itu terdengar kesal karena mendengar keluhan yang tidak kunjung berhenti. Rahang Naomi mengeras kepada Mava yang terlalu banyak mengkhawatirkan sesuatu yang terjadi.
Naomi tidak menyukai Mava karena sikap pengecutnya dan Mava tidak menyukai Naomi karena keberaniannya yang tidak beralasan dimana seharusnya memang mereka berpikir untuk diri mereka sendiri bukannya melakukan hal bodoh seperti menuruti sesuatu yang tidak ada.
Pertengkaran berlanjut saat Mava mulai menyalahkan Naomi karena sikap keras kepalanya yang sebelumnya memaksa Mava untuk mengikuti permainan Sang Raja.
"Ini adalah permainan setan! Lihatlah apa yang akan terjadi kepada kita semua jika kita terus menuruti Sang Raja!" Mava mulai histeris karena ketakutan.
Semua orang tahu bahwa Mava adalah yang paling penakut di sini dan Naomi adalah kebalikannya dimana Naomi tentu akan membalas menghujam Mava dengan hinaan keras.
"Dasar sampah masyarakat! Hanya karena Benji yang terbaring di rumah sakit, itu bukan berarti kesalahan Sang Raja!"
Mava mungkin salah karena berhadapan dengan Naomi yang pro pada permainan itu, karena diketahui bahwa Sang Raja sudah pernah mengabulkan salah satu permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TO AIM THE KING
Bí ẩn / Giật gân❝Carilah Sang Raja.❞ Enam belas orang murid di kelas terakhir, ikut dalam sebuah permainan. Tanpa menyadari bahwa permainan itu lebih dari sekedar apa yang mampu akal sehat mereka terima. Tidak akan menjadi seringkas itu dimana permainan itu akan me...