"Demi Vasilias."
Suara itu tenang dengan aksen yang sedikit asing dan pengucapan yang berbeda dari yang seharusnya.
Sang pemilik nama tersebut menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya dan kedua matanya mendapati sosok yang tidak asing yang juga tengah menuruni tangga tersebut.
Sedikit aneh melihat perempuan itu di sana karena tidak ada orang yang menggunakan tangga ini selain dirinya namun kini ada orang lain selain dirinya.
Naomi Juisen.
Demi tidak membalas apa pun terhadap panggilan perempuan tersebut kepadanya. Ia hanya diam sampai Naomi berada di anak tangga yang sama dengannya.
"Apa pendapatmu tentang pengkhianat?"
Pertanyaan Naomi menarik perhatian Demi dan sudut bibirnya sedikit terangkat pada saat ia mendapati reaksi yang kental akan keingintahuan dari Naomi.
"Seseorang yang pantas mati," balas Demi.
"Kami semua mendengarkanmu mengatakan sesuatu tentang menguji dan juga tentang peraturan kemarin," kata Naomi dengan suara rendah.
"Aku mengatakannya?" balas Demi ringan.
Naomi hanya tersenyum tipis sebelum ia kembali bertanya kepada Demi, kali ini Demi mendapati bahwa nada suara Naomi berubah.
"Demi Vasilias, kenapa kau bisa berada di kelas ini dengan menjadi murid terakhir yang masuk kemari?"
"Tidak ada yang perlu kubanggakan dengan alasan kenapa aku menjadi murid terakhir di kelas terakhir."
Balasan Demi dingin dan Naomi kemudian mengangguk mendengar jawaban wanita itu.
"Jangan salah menilai diriku, Demi," ucap Naomi.
Demi tidak sempat membalas pada saat Naomi kembali bersuara dan perempuan itu tampak mengeluarkan sebelah tangannya dari saku celana belel yang dikenakannya.
"Jangan menilaiku seakan aku adalah orang jahat di sini, Demi Vasilias," tuntas Naomi tajam.
Demi hanya diam dan Naomi mendekat kepadanya, wajahnya bergerak ke sisi wajah Demi kemudian membisikan sesuatu di sebelah sana.
"Kau adalah Sang Raja."
Suara Naomi menyerupai sebuah desisan tajam dan Demi memiringkan kepalanya sedikit kepada perempuan dengan kulit pucat yang menatapnya.
"Jika aku adalah Raja maka siapa pengkhianatnya?"
Balasan Demi membuat Naomi tertawa dan menyeringai kepada Demi.
Perempuan itu tidak mengatakan apa pun selain tampak mengamati ke sekeliling dan entah apa yang perempuan itu tunggu hingga beberapa detik.
Kemudian tanpa peringatan, Naomi mengambil tindakan yang cepat dan tampaknya telah disusun secara matang sebelumnya.
Demi mendesis dan mengerang pada saat ia merasakan sesuatu yang menyentuhnya dan menghantarkannya sengatan yang cukup tajam dan melumpuhkan pada bagian perutnya yang hanya tertutupi oleh kaus tipis yang ia kenakan hari ini.
Stun gun.
Demi yang masih menginjak pada anak tangga sontak terjungkal ke belakang. Ia berada sekitar tiga anak tangga dari bagian lantai yang datar.
Itu hanya sebuah belokan kecil untuk menuju pada anak tangga turun yang berikutnya.
Demi terjatuh dengan posisi terduduk pada permukaan yang datar. Kedua tangannya mencoba menahan tubuhnya dan pada saat yang bersamaan ia menyadari apa yang Naomi lakukan pada saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TO AIM THE KING
Mystery / Thriller❝Carilah Sang Raja.❞ Enam belas orang murid di kelas terakhir, ikut dalam sebuah permainan. Tanpa menyadari bahwa permainan itu lebih dari sekedar apa yang mampu akal sehat mereka terima. Tidak akan menjadi seringkas itu dimana permainan itu akan me...