Chapter 2 - Home

2.2K 203 15
                                    

Jisoo berulang kali menatap jam tangannya. Diluar sana langit sudah menghitam. Sinar terang matahari talah digantikan cahaya bulan ditambah kedipan bintang yang mempercantiknya. Mobil berlalu lalang membanjiri jalanan kota Seoul di mana mereka ingin segera sampai rumah. Hari ini tidak seperti biasanya Ji Soo pulang lewat pukul 6 sore kecuali ketika ia lembur itupun jarang terjadi. Dirinya akan lembur jika memang harus. Selagi dapat diselesaikan di rumah, Jisoo akan membawa pekerjaannya pulang.

Kelakson mobil yang tak sabaran di persimpangan jalan memang terdengar mengejeknya yang masih duduk manis dengan bosan di kursi yang baru ditempatinya hari ini.

Jisoo beberapa kali menatap pintu yang tidak ada tanda-tanda orang dari dalam akan membukanya. Ia menghela napas dan hanya bisa mengeluh dalam hati.

Gadis itu kembali menghela napas, bosan menunggu keluarnya direktur tampannya itu. Jam pulangnya telah lewat satu jam. Tak bisa dihindari pastinya ia akan terjebak dalam jalanan yang padat. Dan, Jisoo sudah sangat bosan hanya menunggu dan menunggu kapan waktunya dirinya pulang.

Tiga puluh menit berlalu, belum ada tanda direkturnya itu menampakan batang hidungnya. Kalau bukan karena perintah untuk menunggunya pulang, tanpa pamit Jisoo akan pergi tepat pukul enam sore. Ia berguman dalam hati, "Apa yang dilakukannya di dalam, eoh? Aku bisa mati bosan jika terus menungunya seperti ini."

Hari pertama Jisoo menjadi sekretaris sudah membuatnya jenuh setengah mati. Ia sangat-sangat bosan jika hanya diam. Perkerjaan ini tak seindah yang wanita-wanita pikirkan.

Jika boleh, Ia ingin kembali bekerja di bawah pimpinan Chae Young yang tegas dan disiplin karena dia merasa bahwa dirinya benar-benar bekerja. Pekerjaan ini, pekerjaab yang paling membosankan. Hanya menerima laporan, mengikuti kemanapun atasannya pergi, mengetik ulang laporan yang tidak perlu dilakukan jika ada soft file-nya. Pada intinya pekerjaannya itu tidak jauh berbeda dengan seorang OB yang mengenakan pakaian mewah.

Jika bukan karena presdirnya-orang yang paling Jisoo hormati-, Ia sudah dipastikan akan menolak pekerjaan membosankan ini. Ia sangat ingin kembali kepekerjaan sebelumnya. Berkumpul dengan teman-temannya. Membuat pola-pola dikain yang sudah dirancang oleh Chae Young atau menyiapkan pemotretan majalah edisi bulanan. Dan minggu ini perusahan brand fashion miliknya akan mengadakan fashion show. Rancangan panggung, pemilihan model, tempat, dan tata rias ia yang mengatur semuanya dan itu sudah hampir delapan puluh persen rampung. Itu juga merupakan keinginannya selama ia bekerja pada Chae Young, ia terus merayu sang designer agar dirinya yang menjadi ketua tim dalam pelaksanaan acara fashion show tersebut. Ia mampu membayangkan betapa bagusnya acara pekan nantu jika ia yang akan menjadi koordinatornya.

Dengan membayangkannya saja membuat senyum merekah indah di wajah lelahnya. Namun, semua itu hanya akan jadi mimpi karena pekerjaan sialan yang tidak pernah diharapkannya ini.

"Kajja," sebuah suara bass membuyarkan lamunannya. Siapa lagi kalau bukan sosok direkturnya yang baru saja menampakan batang hidungnya.

"Ne?!" Dengan malas Jisoo bangun dari tempat duduknya. Berjalan tidak jauh dibelakang direkturnya. Jisoo sedikit mempercepat langkahnya masuk kedalam lift sebelum lift itu tertutup dan tidak juga ingin membuat sang direktur menunggunya lama.

Sampai di dalam lift seperti biasa kedua insan tersebut saling diam. Tidak ada yang membuka suara atau berinisiatif membukanya. Jisoo sibuk dengan pemikirannya begitupun dengan Yoon Gi. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing hingga lift bergerak kian kebawah menuju basement, tempat Jisoo memarkirkan mobilnya.

Sweet Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang