This Feeling (Sehun x Irene)

641 32 7
                                    

Rate : Pg-15

💘

1 friend request. Klik!

"Ah! Siapa ini?"

"Oh Sehun? Jinjayo?" Irene masih tak percaya setelah mengklik satu friend request yang masuk di akun SNSnya.

Terima kasih friend requestnya. Tulis Irene

Ok. Balas Sehun.

"Ok? Hanya ok dia bilang? Oh tunggu dia juga menyukai ucapan terima kasihku."

Apa ini mimpi? Oh Sehun mau jadi teman facebookku? Batin Irene bertanya-tanya seolah-olah Kim Soo Hyun si aktor berpenghasilan termahal di Korea yg telah mengadd akun facebooknya. Berlebihan memang, tapi ia tidak menyangka teman sekelas yang belum pernah berbicara sekalipun padanya "tertarik" ingin berteman di akun media sosialnya.

Entah bagaimana caranya Irene mulai menyukai Sehun dari kejadian sepele seperti itu, yang jelas rasa tertarik Irene pada laki-laki dingin, cuek tapi pintar semacam Sehun telah tumbuh begitu saja.

--

Pukul 06.35 Irene tiba di SMA Hang Lim. Dengan langkah santai ia memasuki kelasnya.

Irene agak terkejut melihat Sehun sedang duduk di bangkunya tetapi sebisa mungkin ia menjaga sikapnya untuk stay cool.

Menyadari kehadiran Irene Sehun bangkit berdiri kembali ke tempat duduknya.

"Tidak apa-apa, santai saja." Pinta Irene tidak enak hati.

"Tidak, aku terlalu asik mengobrol dengan Kai sampai lupa aku duduk di bangku siapa." kata Sehun sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Keduanya hanya tersenyum.

Irene langsung menaruh ranselnya di bangku kemudian Ia pergi ke toilet yang letaknya tak jauh dari kelasnya.

"Aneh. Ah mungkin perasaanku saja." Sambil berjalan cepat Irene menepuk-nepuk pipinya. Berusaha agar otaknya tidak berpikir terlalu jauh tentang apa yang baru saja ia alami. Ia sendiri tidak yakin apakah hal tadi disengaja atau hanya kebetulan.

--

2 hari kemudian

Kelas Biologi mengharuskan kelas Irene praktek di laboratorium. Irene berkelompok dengan Seulgi dan Wendy. Sementara Sehun sudah memilih Kai dan Lay menjadi teman sekelompoknya.

"Yak Wendy! Kau sebaiknya tidak memutar mikroskop terlalu keras. Alas kacanya terlalu tipis. Kita harus meggantinya jika pecah." Seulgi memperingatkan Wendy.

"Aigoo. Aku tahu itu, tapi suaramu mengagetkanku. Bisa-bisa bukan hanya kacanya yang pecah tapi juga gendang telingaku!" omel Wendy tak kalah sengitnya.

"Hei.. begini saja. Biar aku yang mengatur mikroskopnya. Kalian bisa bantu aku memasukkan irisan daun di atas kacanya." usaha Irene menegahkan mereka. Irene memang tergolong anak yang pintar dan memang bisa diandalkan saat kerja kelompok. Semua orang yang sekelompok dengannya tidak perlu khawatir akan nasib kelompoknya karena Irene orang yang bertanggung jawab bukan hanya pada dirinya sendiri tapi juga orang lain.

"Setelah melakukan pengamatan bentuk sel-sel daun dengan mikroskop, kerjakan halaman 138." perintah Yoona sonsaengnim.

"Maaf Irene, halaman berapa tadi?"

"Emm. Halaman 138." Irene yang masih sibuk dengan mikroskopnya menengadah ke atas dan melihat Sehun berdiri di depannya.

"Oke. Kamsa hamnida". ucap Sehun kemudian berlalu.

"Nde." Seperti orang bodoh Irene terpaku sambil menatap punggung Sehun kembali ke mejanya.

"Dia berbicara padaku?" Irene bertanya sambil memegang dadanya.

Exo x Red Velvet (One Shot & Two Shots Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang