"Apa yang salah deng an wanita itu?"
Pertanyaan ini jelas dilontarkan kepada Chanyeol.
Sejak memasuki café ini pandangannya langsung tertuju pada panggung kecil yang terletak di samping kanannya. Matanya terkunci oleh paras menawan si penyanyi café yang sesekali memejamkan mata untuk menghayati alunan yang dibawakannya.
Suara lembut yang keluar dari bibir berbentuk hati itu mengalun dengan indah. Sepertinya orang-orang sanggup mendengarkan suara manisnya seharian penuh. Tubuh kecilnya dibalut oleh casual dress berwarna tosca yang terjulur hingga lutut, rambut bergelombangnya ia biarkan tergerai dengan poni tipis dan jepit rambut pita di sisi kanannya. Bahkan dengan make up tipis pun dia terlihat –sangat– cantik.
Baiklah, Junmyeon akui gadis itu memang hampir mendekati sempurna. Tetapi Chanyeol memandanginya seakan ia akan mati jika memandang objek lain dan itu berlebihan. Bahkan Junmyeon tidak pernah memandagi istrinya sampai sebegitu lekatnya.
"Berkediplah, Chanyeol! Gadis itu akan tetap di situ bahkan jika kau berkedip berkali-kali." Junmyeon memutar bola matanya dengan malas. Ia tahu perkataannya akan diabaikan lagi.
Gadis di atas panggung kecil itu telah selesai menyanyikan lagu yang kedua. Tepuk tangan riuh dari pengunjung café menyapa indra pendengarannya. Gadis itu tersenyum hingga mata bulatnya mengecil membentuk garis bulan sabit.
"Selamat malam!" sapanya dengan suara lembut. "Namaku Do Kyungsoo. Aku harap kalian tidak terganggu mendengar suaraku," Gadis itu tertawa singkat sebelum melanjutkan perkataannya. "Ada yang ingin me-request sebuah lagu?" tanyanya pada pengunjung dan saat itu Chanyeol langsung mengangkat tangan dan segera berdiri dari kursinya.
"Nyanyikan lagu I love you!" Titah Chanyeol dengan senyum miring yang tercetak di wajahnya.
Pengunjung hening. Dua manusia berbeda gender itu menjadi pusat perhatian sekarang. Kyungsoo mengerutkan dahinya. Lagu I love you mana yang ia maksud?
"I love you?" Tanya Kyungsoo kebingungan.
"I love you too." Jawaban tidak terduga itu keluar dari mulut Chanyeol membuat pengunjung café kembali riuh.
Sebagian pengunjung berpikir bahwa cara Chanyeol mengungkapkan perasaannya ini sangat menggemaskan tetapi tidak dengan Kyungsoo. Gadis itu hanya memberikan senyum terpaksanya seraya merutuk di dalam hati. Ia malu, serius. Kyungsoo masih tabu dalam hal cinta-cintaan dan pemuda yang tidak ia kenal ini dengan mudahnya berbicara seperti itu. Ia tahu ini hanya lelucon, tetapi tetap saja itu berhasil membuatnya salah tingkah.
Chanyeol masih terus memperhatikannya bahkan setelah sesi bernyanyinya selesai. Kenapa pria ini belum pulang juga? Batinnya.
Saat ini Kyungsoo sedang duduk di meja pengunjung di sudut ruangan sambil terus memainkan ponselnya berusaha untuk mengabaikan tatapan pria yang bahkan baru pertama kali ia lihat itu.
Chanyeol bangkit dari kursinya meninggalkan Junmyeon yang sudah hampir mati karena bosan. Ia dengan santai mendaratkan bokongnya disebrang kursi yang Kyungsoo duduki. Gadis itu mendongak. Mata bulatnya semakin membulat ketika mengetahui siapa yang membuat pergerakkan pada meja nya. Wajah polosnya itu menjadi dua kali lebih menggemaskan dari sebelumnya. Namun sedetik berikutnya Kyungsoo kembali menundukan kepalanya untuk mencoba kembali terfokus pada ponselnya.
Sebenarnya Kyungsoo hanya menggeser-geser layar menu, ia sedang berusaha untuk mengontrol kegugupannya. Ia malu dan juga takut. Malu karena pria ini yang telah menyatakan cintanya secara gamblang padanya –walaupun ia tahu itu hanya lelucon– dan juga takut karena siapa yang bisa menjamin bahwa orang dihadapannya ini orang baik-baik?
Dengan secepat kilat Chanyeol merebut ponsel Kyungsoo dan segera berdiri kemudian berbalik memunggungi gadis itu. Ketika Kyungsoo berusaha merebutnya kembali, pria itu menggunakan sebelah tangannya untuk menahan kepala Kyungsoo sementara tangan satunya ia gunakan untuk mengetikkan beberapa angka pada ponsel pintar itu sebelum menekan tombol hijau yang tertera di layarnya.
Pergerakan Kyungsoo yang tertahan oleh tangan besar Chanyeol di kepalanya membuat gadis ini memejamkan mata ketakutan sementara tangannya hanya bisa menggapai-gapai untuk meraih ponselnya yang bahkan ia sendiri tidak bisa memastikan dimana letaknya. Beberapa detik kemudian ponsel di saku jas Chanyeol bergetar menandakan panggilan yang ia lakukan dari ponsel Kyungsoo berhasil.
Chanyeol mulai melepaskan tangannya dari kepala Kyungsoo yang langsung disuguhi wajah galak dengan bibir mengerucut lucu dan alis mata yang bertaut dari gadis itu. Kyungsoo sibuk mengatur napasnya yang tersengal-sengal karena marah dan juga lelah. Chanyeol tahu gadis ini sedang marah, tetapi siapa yang takut dengan wajah marah yang menggemaskan seperti ini?
"Kembalikan ponselku!" geram Kyungsoo dengan nada rendahnya. Chanyeol hanya menggedikkan bahunya acuh seraya meraih tangan Kyungsoo dan meletakkan ponsel rose gold itu di tangan mungilnya. Pria itu mendekatkan wajah tampannya pada wajah manis Kyungsoo yang membuat gadis mungil itu sedikit melangkah mundur. Melewati wajah Kyungsoo dan memposisikan bibirnya tepat di depan telinga Kyungsoo.
"Namaku Park Chanyeol dan aku akan menghubungimu sesampainya di rumah nanti." Bisik Chanyeol dengan suara khasnya yang berat. Tanpa diduga-duga, Chanyeol mengecup sekilas bibir ranum Kyungsoo sebelum melenggang pergi menuju mejanya dan menghilang dibalik pintu café itu bersama satu orang lain.
Kyungsoo yang masih dalam mode terkejutnya itu masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Setelah sadar akan keadaan, raut wajahnya mulai terlihat sedih, genangan air mata dipelupuk matanya sebentar lagi akan lolos. Ia berjalan gontai keluar sambil terus bergumam dengan lesu.
"Ciuman pertamaku."
.
.
.
TBC
Saran & Kritik snagat dibutuhkan
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Just Different
Fanfictionchansoo, genderswitch! Park Chanyeol. Kalau kau hanya melihatnya dengan sekilas maka benar adanya jika kau mengatakan bahwa ia adalah sosok pria yang hampir mendekati sempurna. Lain halnya jika kau mengorek kisah hidupnya sedikit lebih dalam lagi. ...