Danger

15 3 0
                                        

[PART 2]

Suara ambulan mengiringi perjalanan mereka menuju rumah sakit.Pandangan mereka terus tertuju pada sosok pria tua yg terbujur kaku di atas ranjang dan berlumuran darah.Air mata terus membanjiri pipi mereka,seakan tak mau berhenti.

Kesedihan,Kekacauan,Dendam,Amarah yaa..Itulah yang di rasakan Jeon.Tetapi jeon sadar bahwa itu semua tak akan bisa membangkitkan ayah mereka yang sudah mati.Setelah mereka ditinggal oleh sang ibu,kini mereka merasakan hal yang sama lagi.Dan sekarang mereka kehilangan sosok ayah.
Sesampainya di rumah sakit mereka menunggu dokter dan juga perawat untuk membawa masuk ayahnya ke dalam,agar bisa di bersihkan jenazah nya.

"Hyung..kau tak akan meninggalkan aku kan hyung??"Tanya tae adiknya itu yang sedari tadi terus memeluk kakaknya."Tidak tae.. Hyung tak akan meninggalkan mu,Hyung berjanji akan tetap bersamamu"Jeon memeluk adiknya,mengusap surai rambutnya dan mencium keningnya agar adiknya merasa lebih tenang."Tapi hyung,bukankah semua orang akan mati??berarti kau tetap saja akan meninggalkanku"Tae menatap kakaknya lekat tanpa disadari air mata tae pun mulai mengalir lagi di pipinya."Yaa memang semua akan mati,Tapi aku tak akan mati sebelum kau dewasa nanti,sebelum kau sukses.Aku akan tetap bersamamu tae"Jawab jeon sambil mengusap air mata tae dengai ibu jarinya.Jeon meyakinkan tae bahwa dia tak akan meninggalkan adiknya itu.

Beberapa menit di ruang tunggu akhirnya perawat pun keluar dari ruang jenazah dan mengatakan bahwa ayah mereka sudah dibersihkan dan sudah boleh untuk di bawa ke rumah duka.Mereka segera masuk ke dalam ambulan lagi untuk membawa pulang ayah mereka.Sesampainya di rumah mereka rupanya sudah terpasang tenda dan kursi kursi.Ayah mereka akan di makamkan nanti sore.
Karangan bunga terus memenuhi halaman rumah mereka.Semua orang terus berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa terhadap mereka."Jeon Aku turut berduka atas kematian ayahmu,semoga kau diberi ketabahan"Ujar teman kantornya yg bernama Momo."Trima kasih"Jawab jeon yan masih tertunduk sedari tadi.Kini waktu pemakaman pun tiba,Keberangkatan peti ayah mereka disambut dengan suara isak tangis.


1 Tahun kemudian

"Taee bisakah kau cepat sedikit??"Teriak jeon dari luar rumah yang hendak mengantarkan tae untuk sekolah."Sebentar hyung..Bisakah kau bersabar sebentar?!Aku sedang mencari bukuku hyung!"Sahut tae yang tak kalah kerasnya saat berteriak.Jeon memutar bola matanya malas."Tapi ini sudah siang tae,nnti kau terlambat!".Tae berlari keluar dan segera masuk ke dalam mobil milik kakaknya itu."Kajja kita brangkat hyung"Tae menyengir."Aish kau ini lama sekali tae"Kata jeon sambil mengacak poni tae.

Jeon fokus menyetir mobilnya sementara tae fokus dengan(GAME NYA) mereka sama" fokus dengan kegiatan mereka masing" sehingga selama perjalanan tak ada suara yg keluar dari mulut mereka.Hingga jeon lah yg memecah keheningan tersebut "Tae kita sudah hampir sampai,siapkan tasmu,tinggalkan game mu itu dan bergegaslah masuk"Suruh jeon."Baiklah hyung bye!!"Tae melemparkan ponsel nya,berlari ke luar mobil dan berteriak kepada jeon kakaknya itu untuk berpamitan.Jeon hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala melihat tingkah adiknya yg masih sangat Polos itu.




Hai reader's!!📣
Author bawa Danger part 2 lohh..Next or not??
Tinggalkan jejak kalian reader's yg budiman,agar Jeon bisa lebih semangat lagi 😊😅

Happy Reading guys!💞

IMAGINE WITH BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang