Chapter 1 : Twintail Dwi Warna

28 1 0
                                    

Tony merasa kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tony merasa kesal.

Bukan karena es kopi yang dipesannya tumpah di atas omeletnya, hanya karena kecerobohan kecil pelayan yang lupa mengikat tali sepatunya.

Melainkan karena gerombolan wanita muda yang sedang asyik menggosip.

Bukan, bukan gossip murahan tentang "pacarku selingkuh" ataupun "mantanku ngajak balikan." Melainkan tentang kasus aneh, kasus pembunuhan 2 orang mahasiswa jurusan IT digedung Rumah sakit Gambiran II, Kediri. Memang banyak rumor yang disangkut pautkan dengan gedung Rumah sakit itu, walaupun sebenarnya belum selesai dibangun. Tapi, banyak yang mengatakan melihat hal-hal mistis diluar nalar disana.

"Apa kamu tahu tentang pembunuhan itu?"

"Ya, ya, aku tahu. Korbannya dua orang kan? Katanya salah satu mahasiswa terbaik dari Universitas."

"Kasihan sekali, polisi memang tidak memberikan informasi yang detail... Tapi, ketika mereka mengatakannya seperti kasus 'Jack the Ripper' aku menjadi ngilu."

'Apa hanya kasus itu saja yang dapat dijadikan topik pembicaraan? Apa menyenangkan membicarakan kematian seseorang? Memuakkan!'

"Aku rasa polisi juga tidak dapat menemukan motif pelaku", tambah wanita pertama. Rambut pirangnya tergerai lurus, ia memakai kemeja jenis denim dengan gaun selutut berwarna pastel. Sepatu model gladiator dengan sol tinggi, serta tas selempang mungil berwarna abu-abu. Ia terlihat sedang menyantap spageti, dan bermain-main dengan pastanya.

"Benarkah? Aku pikir juga begitu, mengingat berita tidak ada membahas motif si pelaku." sahut wanita kedua disela-sela menyendok eskrimnya. Rambutnya yang panjang ia gulung keatas, menyisakan helaian rambut tipis yang jatuh di wajahnya. Tubuhnya yang curvy di balut kaos hitam polos, dengan rok putih diatas lutut. Ia memakai sneaker putih dan membawa tas selempang model kepala kucing berwarna pink.

"Ya, ditambah konyol sekali ada yang mengatakan itu kasus bunuh diri. Hanya masokis sakit jiwa yang melukai dirinya untuk kepuasan seksual, lagi pula... Kenapa 2 orang lelaki berduaan pergi ke tempat itu? Untuk film dokumenter? Yang benar saja, 2 orang mana cukup untuk menelusuri gedung Rumah sakit Gambiran II di Kediri itu? Alasan apa hingga jauh-jauh dari Bandung kesana?" tambah wanita ketiga sambil memain-mainkan garpu saladnya. Rambut bob nya yang sangat pendek bergerak-gerak mengikuti gestur tubuhnya, sebagai pemanis ia memakai bando yang dihiasi pita. Berbanding terbalik dengan rambutnya yang mendekati boyis style, ia terlihat feminine dengan memakai gaun tanpa lengan yang menutupi kaki jenjangnya. Ia memakai sandal tipis yang dihiasi bunga imitasi, serta membawa tas selempang bahan denim.

Mereka bertiga dengan asyik membahas kematian orang lain seperti bukanlah hal yang penting, bahkan disela-selanya mereka tetawa dan menghina salah seorang dari korban. Amarah Tony naik, ia mencengkram kuat sendok parfaitnya.

'Aku akan memarahi mereka.' Tony meletakkan sendok yang ia jadikan sansak amarahnya, dan bangkit dari kursinya.

BRAK!

Zombie's SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang