Matahari sudah tenggelam sejak satu jam yang lalu. Namun tiga orang manusia masih betah berdiri di hadapan beberapa orang di hadapan mereka. Ketiga orang itu, satu pria dan dua orang wanita, menatap orang-orang yang bersujud di hadapan mereka dengan tatapan datar walau semua yang ada disana bisa merasakan aura kengerian yang dikeluarkan ketiganya.
Sang wanita yang berada ditengah tiba-tiba mengulurkan tangannya ke kanan, seolah-olah meminta sesuatu dari pria yang ada di sebelah kanannya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun pria itu mengeluarkan pistol dengan silencernya dan langsung menyerahkan kepada sang wanita.
Wanita itu memasang sendiri silencer pistol tersebut seraya sesekali melihat wajah-wajah lima orang lelaki yang berlutut di hadapannya. Kelimanya dalam keadaan terikat tangan dan kaki mereka dan mulut mereka di bekap dengan kain. Lima orang itu langsung bergetar ketakutan melihat wanita itu selesai memasang silencer dan mengarahkan pistol itu ke arah mereka.
Wanita yang berparas cantik itu tiba-tiba tersenyum sebelum berjalan perlahan ke arah kanan. Dia berdiri di depan salah satu lelaki yang sudah begitu ketakutan sampai menangis dan menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Wanita itu masih dengan senyum manisnya mengarahkan pistol yang dia pegang ke kening lelaki itu dan tanpa aba-aba sama sekali langsung menembakan peluru yang saat ini sudah bersarang di kepala lelaki tersebut. Tubuhnya serta merta ambruk dengan darah berceceran dari kepalanya.
"1." Ucap wanita itu lalu melangkah ke lelaki di sebelah lelaki yang sudha kehilangan nyawanya tersebut. Wanita itu mengulang lagi prosesnya sambil terus menggumamkan angka-angka yang merupakan urutan kematian bagi kelima orang lelaki malang tersebut.
"2."
"3."
"4." Angka itu adalah angka yang menujukan mayat yang ada dalam gudang besar tak terurus tersebut. Tinggal satu lagi dan wanita cantik itu tersenyum paling lebar kala menatap lelaki terakhir yang menanti ajalnya itu.
Klik! Klik! Klik!
Tiga kali wanita itu menarik pelatuk pistol itu tetapi tidak ada peluru yang keluar. Wanita itu menatap heran ke arah pistolnya sebelum membuang begitu saja pistol itu ke tanah.
"Habis." Ujarnya singkat kemudian membalikan tubuhnya ke dua orang yang menatapnya dengan tatapan malas. Sementara itu, lelaki yang nyawanya di ujung tanduk itu sejenak bisa menghela nafas lega karena mengira wanita itu tidak jadi membunuhnya. Padahal,
"Aku hanya membawa ini." Sahut wanita yang satu lagi kepada si wanita sadis. Wanita berambut pirang panjang sepunggung itu tersenyum puas dan mengisyaratkan agar si wanita yang berbicara tadi membawa benda yang dia bawa.
Sebuah katana.
Wanita itu kembali menghadap ke arah si lelaki yang kembali bergidik ngeri melihat pedang jepang yang panjang dan tajam itu. Terlebih lagi melihat senyum manis sang wanita yang justru begitu menakutkan untuknya. Dia menggelengkan kepalanya, memohon dengan sorot matanya yang memelas, agar wanita cantik itu mau berbelas kasih dan tidak membunuhnya. Namun keinginannya lenyap sudah ketika dia mengatakan,
"Maaf kau harus menunggu lama. Aku akan segera mengirimmu bertemu dengan teman-temanmu yang lain. Say bye, bye."
"Hmph!!"
Slash!
.
.
.
"Urus mayat mereka. Pastikan kematian mereka terlihat wajar agar keluarga mereka tidak curiga. Tutupi keberadaan kita seperti biasa. Dasar sampah! Mengerjakan tugas mudah saja mereka tidak becus. Membuatku susah saja." titah ditambah dengan gerutuan dari wanita berambut pirang tersebut kepada pria yang jelas adalah tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Mafia's Boyfriend
FanfictionNot all mafias all men because there's a new fish in town and she is the evil itself. Title : I'm Not A Mafia's Boyfriend Pairing/Charas : WonKyu, KrisHo, YunJae, GTop, more to come Genre : Romance, A Bit Humor (I Think) Disclaimer : All casts are b...