satu (1)

21 0 0
                                    

06.15 WIB
“heh! Kamu ga liat ini jam berapa?” tanya Osy pada peserta MOS yang baru saja datang.
“ma-maaf ka, tadi aku kesiangan, soalnya waktu malem aku tidurnya malem banget nyari persyaratan MOS sih ka, lagian persyaratannya aneh-aneh susah di cari lagi” jawab Shila menjelaskan.
“heh sapa yang nyuruh kamu curhat?!”tandas Osy lagi.
“aku ga curhat ka, tadi kan kaka yang nanya , ya aku jawab doang ka.” Jelas Shila tak mau kalah.
“nyolot banget ya lo! Udah telat banyak alesan bawa gitar lagi? Lo tuh nyadar dong lo masih kelas 1 udah berani nantangin kaka kelas lagi!” tegas Osy.
“aku kan ga..aw” ucap Shila terpotong
“shil udah deh ga usah banyak omong” bisik Sivia pada Shila yang datang terlambat bersama Shila.
“apa lo? Pokoknya lo gue hukum nanti pas tampil antar kelas lo harus duet sama ketua MPK , lo nyanyi, ketua MPK mainin nih  gitar! Ngerti lo!”pinta Osy sambil menunjuk gitar yang Shila bawa.
“tapi kalo ketua MPK nya ga mau gimana ka?”tanya Shila.
“ya gampang, ini rambut lo yang ga pernah ngikutin aturan MOS bakal gue gunting di depan anak-anak MOS lain. Ngerti?” jawab Osy memegang rambut Shila yang acak-acakan.
“rambut aku ngikutin ko ka, ini udah di kuncir 5 tanpa poni ka” ucap Shila membela diri.
“ iya tapi kan gue mintanya di kuncir abis, tanpa sehelai pun rambut yang  ga lo nguncir!” ucap Osy menarik rambut shila yang memang banyak yang keluar dari kuncirannya.
Shila tak dapat berkata apa-apa lagi untuk membela diri karena ya dia memang salah. Ia hanya menunduk pasrah berharap ada pangeran yang akan menolongnya saat ini.
“dan lo, gue mau lo nanti pas pementasan lo bacain puisi yang romantis buat buat ketua OSIS . Ngerti lo?” menunjuk ke Sivia.
“ iya ka” ucap Sivia tanpa banyak bicara.
“yah ko Via sih yang suruh bacain puisi buat ka Rian!”gumam Shila.
“ngomong apa kamu?!” tanya Osy yang samar-samar mendengar ucapan Shila.
“ga ko ka, kita ga ngomong apa-apa” ucap Sivia cepat karna kalo Shila yang jawab bakalan tambah runyam.
“yaudah sana pergi!” Usir Osy.
Mereka pun segera berlari menuju kelasnya. Hari ini adalah hari terakhir kegiatan MOS maka setiap kelasnya wajib menampilkan kreativitas apapun untuk meramaikan kegiatan ini, maka dari itulah Shila membawa gitar karena ia akan tampil akustik mewakili kelasnya. Setelah kepergian Shila dan Sivia . Rosyana Nadila yang kerap disapa Osy ia menghampiri ketua MPK yaitu Idzhar Humam Hasevi yang dari tadi memperhatikan Osy dan anak baru itu.
“keterlaluan lo sy , sampe mau ngegunting rambutnya!” ucap Umam datar dan pergi begitu saja.
Osy hanya memperhatikan Umam dari belakang. “pokoknya lo jangan sampe nurutin kemauan dia mam” teriak Osy pada Umam.
Di kelas Shila hanya memikirkan bagaimana cara untuk mengajak si ketua MPK yang terkenal dingin dan galak itu untuk bermain gitar mengiringinya nyanyi. ‘jangan kan ngajakin dia main gitar orangnya aja gue ga tau yang mana’ batin Shila.
“ka ketua MPK tuh yang mana sih ka?” tanya Shila pada kaka pembimbingnya ketika kaka pembimbingnya sedang mengecek perlengkapan Shila.
“emang nya pas hari pertama kamu ga merhatiin perkenalan kepengurusan OSIS sama MPK?” Oca kaka pembimbing Shila balik bertanya.
“engga ka” jawab Shila di sertai dengan gelengan kepala. Karna pada saat perkenalan kepengurusan OSIS dan MPK yang paling Shila perhatikan adalah Rian Andera sang ketua OSIS yang dari awal pertama masuk MOS mampu membuat perhatian Shila tersita oleh ketampanannya.
“duh dasar. Emangnya ada apa sama ketua MPK?” tanya Oca lagi.
“aku disuruh ngajak ketua MPK main gitar ka” jawab Shila tak bersemangat.
“waduh? Ga bakalan mau tuh. Tahun kemaren juga sama ada yang nyuruh gitu ke dia juga sampe nangis-nangis tetep aja ga mau loh de, emang sapa yang nyuruh?” jelas Oca.
“ka osy teh.”timpal Shila “gimana dong ka?bantuin Shila dong ka” ucap Shila memelas.
“ya kaka mau bantu apa Shil? Kan waktu malem kaka udah sms’n anak-anak suruh dateng pagi. Kamu dihukum apa? Tanya Oca pada Sivia yang duduk di sebelah Shila.
“baca puisi romantis buat ketua OSIS ka.” Ucap Sivia singkat
“ya mending kamu mah, tinggal bacain aja puisinya” ucap Oca. “ya udah deh Shil, kamu berusaha aja ya semoga dia mau” ucapnya lagi.
“gimana caranya ya?” gumam shila. “oya teh orangnya yang mana sih teh?” tanya Shila lagi.
“namanya Idzhar Humam Hasevi tapi biasa dipanggil Umam. Orangnya tinggi, kurus tapi ga kurus banget sih rambutnya suka acak-acakan, jutek terus dia selalu make jam tangan ditangan kiri warna item sama biasanya dia bawa sapu tangan batik di saku celananya.” Jelas Oca “semangat ya!” ucap Oca lagi kemudian pergi.
Shila sendiri masih bingung bagaimana bisa ketemu si ketua MPK itu dimana. Ia hanya menghafalkan ciri-ciri yang sudah dikatakan Oca.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang