Ya

5K 382 51
                                    

Sekarang waktunya makan siang. Arthit menatap jam yang melingkari pergelangan tangan kanannya. Dia tersenyum senang dan segera mengeluarkan tas makanan yang berisi makanan 4 sehat 5 sempurna dengan kafein. Arthit sangat mengenal Kongpob.

Arthit sudah menyiapkan makan siang yang sangat spesial untuk bosnya yang sangat tampan itu. Lagi Arthit tersenyum, setelah kemarin dia harus bergadang dan keesokan baginya harus bangun sangat pagi untuk dapat menyiapkan bekal untuk bosnya itu.

Arthit bersiap bangun dari kursi kerjanya dan berjalan menuju ruangan bosnya yang jauh dari ruangan tempatnya bekerja. Arthit hanya karyawan dibagian produksi. Sedangkan Kongpob adalah CEO perusahaan besar ini. Sial memang, si Kong itu pasti memanfaatkan keluarganya untuk menempati posisi atas itu, padahal Kong adalah adik tingkat Arthit.

Arthit segera menggelengkan kepala mengusir pikiran yang tidak tidaknya. Berjalan dengan hati senang dan gembira. Semoga sekarang Kongbob bisa memberinya jawaban 'Ya'. Arthit tidak sabar.

"P'Arthit" Arthit menghentikan langkahnya, menatap Em yang berjalan bersama Oak dan Tiw menuju kearahnya. Arthit tersenyum dan membalas sapaan mereka.

"P'Arthit akan pergi ke ruangan Ai'Kong eh?" Arthit tak menjawab hanya tersenyum malu menjawab pertanyaan Oak.

"P' tidak takut ditolak lagi?" seolah tersadar Arthit hanya tersenyum sedih menatap juniornya itu. Seolah tersadar Tiw langsung tesenyum canggung "P' harus terus berjuang, Ai'Kong walau keras kepala tapi dia pasti akan luluh juga P'" Tiw tersenyum seolah menghibur Arthit. Disusul dengan Oak dan Em yang memberi semangat. Seolah semangatnya kembali membara Arthit kembali mengangguk dan berjalan meninggalkan mereka setelah berpamitan. Mereka bertiga akan pergi ke kantin untuk makan siang. Arthit harus cepat, sebelum Kongpob pergi ke kantin untuk makan siang juga.

==

Setelah mengetuk pintu dan mendapat ijin untuk masuk, Arthit merapihkan kemeja biru mudanya dulu, dan perlahan masuk ke ruangan Kongpob. Dia tersenyum sedih saat Kong bahkan tak mau menatapnya, dan pura-pura sibuk dengan berkas yang ada dimejanya. Arthit tau Kong pura-pura sibuk.

"Kong" Arthit melangkah mendekat. Berdiri tepat dimeja dihadapan Kong. Kong mendongkak hanya untuk menatap Arthit sebentar dan kembali fokus pada pekerjaanya. "Aku membawakanmu makan siang" Arthit mencoba menyembunyikan kekecewaannya, dan tersenyum. Dia meletakan tas berisi makan siang Kong yang telah ia buat dengan susah payah diatas meja Kong.

"Hm Terimakasih" Kong menjawab tanpa menatap Arthit. Arthit hanya mengangguk, dan membalikan badannya untuk mengisi perutnya di kantin kantor. Sebelum Arthit keluar ruangan, Kong berteriak "Bukan berarti aku berkata 'Ya!' Phee" Arthit menatap Kong dengan pandangan tidak percaya. Bukan pertama kali dia ditolak oleh Kong. Namun rasanya tetap sakit. Sudah dua minggu ini Arthit mencoba segala cara agar Kong mau berkata Ya. Dari cara biasa, sampai cara yang sangat sensual.

Arthit hanya menatap Kong dengan tatapan sedih sebelum mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan Kong. Selepas Arthit pergi, Kong menatap pintu dimana tadi tubuh Arthit berdiri. Kong menghela napas, dan perlahan membuka makan siang yang dibuatkan oleh Arthit. Kong tersenyum saat melihat ada kopi dalam bentuk karton yang Arthit masukan di menu makan siangnya. Arthit sangat mengenal dan mengertinya. Hanya saja, Kong tak bisa memberi apa yang Arthit inginkan.

==

Dalam keadaan menunduk, karena dia harus lagi-lagi menelan kekecewaan karena penolakan Kong. Bahkan Arthit hanya tersenyum seadanya saat banyak karyawan yang menyapanya. Karyawan lain hanya menatap sedih, karena berita tentang Kongpob yang selalu menolak Arthit bukanlah rahasia lagi.

"Ai'Arthit!" Arthit mencari asal suara Bright yang memanggilnya. Tidak tau malu. Ini kantin dan keadaan tengah penuh dengan karyawan lain, membuat karyawan lain langsung menyapanya, yang dibalas oleh anggukan singkat dari Arthit.

Say Yes Kong!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang