Chapter 1

26 2 1
                                    

Ini adalah cerita kedua buatanku, sebenarnya ini terinspiransi dari novel buatanku sendiri berdasarkan pengalaman pribadiku selama ini maaf kalau jelek dan tidak sebagus dengan karya yang lainnya.






Yanti Anggita Sari adalah seorang gadis yang pendiam. Ia memiliki kepribadian yang sangat unik menurut temannya dengan menguncir rambutnya ala ekor kuda juga tak lupa kacamata setia menghiasi hidung mungilnya.

Memiliki paras yang sangat cantik, kulitnya putih bersih alis yang tebal serta bibir merah merona bak buah delima. Rambutnya bewarna hitam agak kecoklatan, jika ia tersenyum sangat manis.

Anggita selalu hidup dengan aturan dari ibunya dibesarkan oleh ibunya tak membuat Anggita begitu sombong apalagi dengan pekerjaan ibunya yang hanyalah ibu rumah tangga, Anggita adalah anak yang penurut.

Anggita dikenal sebagai teman yang setia bahkan, tak segan ia selalu diperlakukan buruk bahkan ada juga pernah yang memanfaatkan nya dan menyuruh-nyuruh nya layak nya seorang pembantu. Tapi, Anggita tak pernah marah sama sekali. Bagi seorang malaikat yang turun dari bumi itulah sosok yang dikenal oleh Anggita ia sering kali kerap selalu tersenyum bahkan ada yang menghina Anggita ia hanya tersenyum dan membalas 'Biar allah yang akan membalasnya' itulah perkataan dari Anggita ketika ke-4 sahabatnya menginginkan ia untuk berubah dan membalas perbuatan mereka.

Hidup dari keluarga sederhana tak mampu membuat Anggita bahagia, sejak kecil ia sering melihat kedua orang tua nya bertengkar hebat bahkan terkadang Anggita selalu ditampar bahkan dicaci maki oleh ayahnya. Pernah ia membantah perkataan dari ayahnya ia dipukuli habis-habisan oleh ayahnya. Bahkan dulu ayahnya pun tak pernah mengakui Anggita sebagai anaknya.

Anggita adalah sosok yang tegar dalam menghadapi kenyataan, bahkan di usia yg masih baru 3 tahun ia harus melihat kedua orang tuanya sering bertengkar. Bahkan hubungan Anggita dengan ayahnya pun renggang entah Anggita maupun ayahnya yang tidak mampu membuat hubungan mereka layaknya keluarga seperti pada umumnya.
.
.
.

Anggita menelusuri tempat sekolahnya. Tiba" langkahnya terhenti ketika melihat seorang pemuda memeggang pergelangan tangannya.
"Yanti, kau sudah menentukan kelompok besok? Minggu besok harus dikumpulkan" Terang seorang pemuda berambut hitam, bermata hitam yang sangat tajam.

Dialah Bagas Prasetyo adalah pemuda yang diam-diam ia suka semenjak pertama kali, menginjak sekolah ini. Bagas adalah murid berprestasi bahkan ia mewakili sekolahnya mengikuti olimpiade matematika.

Bagas termasuk pribadi yang sopan, ia juga seorang pemuda yang baik di samping itu, dia juga memiliki seorang tunangan.

"Eh?" Ucap Yanti kaget sekaligus spontan.
"Ad... Ada apa?" Ucap Yanti menunduk.
Jika diperhatikan dengan seksama ada rona merah menjalar di pipi Bagas maupun Yanti.
"Maaf, aku tak sengaja memeggang pergelangan tangan mu"

"Tak apa Pras. Tadi kau memanggilku ada urusan apa?" Tanya Yanti mengalihkan perhatian Bagas.
"Apa kau sdh mengerjakan tugas biologi soal sistem sel reproduksi"
Dahi Yanti mengeryit heran, tak berapa lama kemudian mata Yanti melotot sempurna seolah tahu Tugas yang dimaksud oleh Bagas.

"Maksud-mu tugas kelompok dari bu Mita?" Tanya Yanti memastikan.
Kepala Bagas mengganguk setuju.
"Ya, tentu saja" Ucanya dingin, seperti biasa.
Yanti menepuk keningnya seolah lupa tugas yang diberikan oleh guru biologi nya yang terkenal Killer

"Aku lupa apalagi tugas itu harus diselesaikan senin depan lagi" Gumam Yanti resah sambil menggigit bibir bawahnya.
Bagas langsung menarik tangan Yanti dan berjalan ke luar sekolah.

Tanpa disadari oleh Bagas maupun Yanti. Seorang wanita tengah memperhatikan interaksi mereka dengan hati pilu maupun dendam yang amat membuncah. Dialah Dewi Larasati, kekasih sekaligus tunangan dari Bagas Prasetyo.

"Yanti, berani sekali kau merebut kekasihku. Lihat saja apa yang akan ku lakukan terhadapmu" Ucap Dewi emosi.
"Laras, sedang apa kau disini? Dari tadi aku mencari mu. Eh ada apa dengan wajahmu? Kau habis menanggis laras?" Ucap salah satu teman dari Dewi.
"Tidak. Tadi mata aku hanya kemasukan debu saja kok" Kilah Dewi memperagakan orang yang layak nya kemasukan debu.

"Kau yakin?" Tanya Puput ragu.
"Iya, tentu saja"
"Ngomong" Ada apa Put? Apa terjadi masalah"
"Ya, begitulah" Ucap Puput cuek.
"Baiklah kita kembali" Ucap Dewi dan Puput yang kemudian menghilang di balik tikungan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Eh? Bagas apa yang kau lakukan?" Ucap Yanti panik.
Baru saja Bagas membawa Yanti keluar area wilayah sekolah. Tentu saja itu, hal mudah bagi dirinya mengingat kakak laki-laki nya yang bernama Dimas Andreas Saputra adalah guru tempat ia menimba ilmu belum lagi, ayah nya adalah pemilik sekolah.

"Tentu saja menyelesaikan 'Tugas Bodoh' mu itu"
Yanti langsung mengembungkan pipi nya pertanda kesal.
"Isskkk... Gak lucu tau Pras"
"Yang bilang lucu siapa Yanti. Gak ada bukan?"
"Akkhhh... Terserah deh aku menyerah kalah aku kalau berdebat denganmu itu" Ucap Yanti memalingkan muka nya.

Bagas menyeringai ke arah Yanti, ketika melihat Yanti kalah bicara dengannya.
"apa kubilang kau pasti kalah denganku"
"Loh Bagas kita mau kemana?" Tanya Yanti heran.
Wajar Yanti heran, karena ia tak pernah tahu ada tempat yang indah

Wajar Yanti heran, karena ia tak pernah tahu ada tempat yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini ada di mana Bagas?" Tanya Yanti agak heran.
"Ini adalah tempat favorit ku. Di mana ketika aku tenang aku berada di sini dan..."
"Dan..." Ucap Yanti melanjutkan ucapan Bagas.
"Kau adalah perempuan yang pertama kali aku ajak kemari" Ucap Bagas menatap dalam mata Yanti.
'Kumohon Bagas jangan tatap aku seperti itu, aku tak sanggup jika kau melihatku seperti ini. Perasaan ini terlalu kuat untukmu dan aku tak ingin kau mengkhianati kekasih mu Pras' Batin Yanti menjerit.
'Katakan padaku Yanti katakan bahwa kau mencintaiku. Katakan jika kau sangat mencintaiku dan tak bisa hidup tanpa ku' Batin Bagas menatap intens ke arah Yanti.

Tbc

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang