Chapter 7

7 0 0
                                    

"Tidak non berita ini sudah tersebar sejak kemarin sore dan asissten tuan muda Hendra sendiri yang menyampaikan berita ini atas perintah dari tuan muda Hendra dengan ayahnya"

"brengsek.... Aaaarrrrrrghggghhhh tunggu pembalasanku Yanti jika Hendra tak bisa kumiliki kau pun tak bisa memilikinya" Teriak Dewi frustasi.

Bi Asih yang mengerti kondisi tuannya segera menyingkir agar tidak kena imbasnya.

.

.

.

.

.

Rumah Yanti

Bagas mengantar Yanti sampai di depan rumah miliknya yang ia beli dari pekerjaan paruh waktunya.

"Kau hati-hati ya sayang" Ucap Bagas yang masih khawatir kalau Yanti kenapa-napa.

"Mas, tenang saja aku bisa jaga diriku sendiri" Ucap Yanti menenangkan.

"Tapi, aku tetap khawatir. Bagaimanapun juga aku akan menyuruh beberapa bodyguardku untuk mengawasimu dan menjagamu dari belakang"

"Maaaasssss" Rengek Yanti yang tak menerima jika kalau ia dijaga ketat oleh bodyguard suaminya.

"Jangan membantah sayang, kalau kau membantah aku takkan membiarkanmu ke luar rumah sayang" Ucap Bagas yang tersenyum manis ke arah Yanti.

Yanti bergidik ngeri melihat senyuman dari suaminya tersebut.

"Ba... baiklah mas"

.

.

.

.

.

Dewi mengacak-acak seluruh perabotan yang ada di kamar miliknya, semenjak ia tahu bahwa Bagas tengah memutuskan pertunangan dengannya, Bagas tak pernah menemuinya lagi dan juga ia selalu menghancurkan perabotan rumahnya.

"SIAL... AWAS KAU YANTI KALAU AKU TAHU KAU MENDEKATI HENDRA , AKU TAK AKAN MEMBIARKANMU MENDEKATI HENDRA. HENDRA ADALAH MILIKKU DAN TAKKAN KUBIARKAN KAU MENDEKATINYA, JIKA AKU TAHU KAU MENDEKATI HENDRA KAU TAK BISA HIDUP UNTUK SELAMANYA." Gumam Dewi penuh ambisi.

Bi Asih yang mengetahui bahwa majikannya mengamuk segera melapor kepada kepala pelayan

"Tuan Alex, Nona Muda mengamuk lagi di kamarnya" Lapor Bi Inah kepada kepala pelayan.

"Baiklah Kau bisa pergi biar aku yang Akan mengurus nona muda" Ucap Kepala Pelayan kepada Bi Asih.

.
.
.
.
.
.
.

Kediaman Ayah Hendra
R. Kerja ayah Hendra

Hendra Dan ayahnya berada Di ruangan kerja milik ayahnya sambil menyeruput minuman masing-masing.

"Kudengar Yanti pulang ke indonesia? " Tanya sang ayah mencoba berbasa-basi dengan anaknya sambil menyeruput kopinya.

"Ya, begitulah" Ucap Hendra sambil menyeruput teh miliknya.

"Apa kali Ini rencanamu?" Tanya Ayah Hendra.

"Aku ingin memindahkan perusahaanku ke Korea?' Ucap Hendra dengan tatapan tenangnya.

"Apa?  Apa Maksudnya?" Ucap Ayah Hendra kaget dengan keputusan anaknya.

"Maksudku adalah aku ingin memindahkan kantor pusat ke korea sekaligus menetap disana" Ucap Hendra mengutarakan keinginannya.

"Bukankah itu berlebihan? " Tanya sang Ayah.

"Tidak Ada yang berlebihan Yah, hendra sudah pikirkan Ini matang-matang sejak hendra Menikahi Yanti"

Ayah hendra menghela nafas pasrah dengan keputusan dari anaknya.

"Kalau kemauanmu Seperti itu ayah bisa apa. Ayah hanya bisa mndukungmu dari belakang"

"Lalu Bagaimana dengan Ina, mertuamu?" Lanjutnya.

"Kupikir aku ingin membawa Ibu juga tapi, aku ingin menghargai keputusan Ibu jika Ibu tak mau ikut denganku aku bisa apa" Ucap Hendra sambil Berpikir keras.

"Apa Ina tak mau ikut bersamamu?" Tanya Ayah Hendra.

"Iya, Ibu tak mau ikut sama sekali pdahal Aku sudah berusaha membujuknya tapi tak bisa keinginannya ingin menetap disini" Ucap Hendra menghela nafas lelah.

"Lalu Ina Tinggal bersama Siapa?"

"Kurasa Yanti menitipkannya dengan om Deni lagi kupikir hanya Dia satu-satunya keluarga yang dimilikinya"

"Begitu" Ucap Ayah Hendra menghela nafas lega.

Hendra menatap lekat ayahnya Dan memperhatikan ayahnya Sangat lekat Saat membicarakan Ibunya Yanti Ayahnya menampilkan ekspresi yang hampir tak pernah ia ketahui, berbeda dengan Saat bersama dengan Ibunya ayahnya selalu bersikap datar setiap hari.

"Yah" Panggil Hendra memecahkan keheningan Di Antara mereka berdua.

"Apakah ayah masih sangat mencintai Ibu Ina? " Tanya Hendra Penasaran.

"Yah, begitulah"

"Tapi, Kau jangan khawatir nak meskipun ayah masih mencintai Ibu Ina tapi, ayah tak menghalangi kebersamaanmu dengan Yanti"

"Jadi? "

"Ayah merestui kamu Dan yanti Dan merelakan perasaan Ayah"

"Ayah, sebenarnya aku Penasaran apa alasan Di balik putusnya hubungan ayah dengan Ibu Ina Dan Menikah dengan mama?"

"Kau ingin tahu?"

Hendra mengangguk

"Sebenarnya kisahmu sama Persis dengan ayah hanya saja keadaan Di balik"

"Mksd ayah?"

"dulu Ina adalah siswi terpopuler dan cantik Di jamannya"

"lalu?"

"Ayah yang Terpesona Dan jatuh Hati langsung menembaknya"

"Tapi, itu adalah awal dari kebahahagiaan dari kehancuran Ina"

"Maksud ayah"

"Sebenarnya... "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Apartment Yanti

kamar Yanti

"Sebenarnya dulu Ayah Hendra Dan Ibu berpacaran belasan tahun Akan tetapi, ada sesuatu kejadian yang membuat Ibu Menjauh dari ayah hendra"

"Apa itu?"

"Saat itu, Ibu Dan ayah hendra sedang jalan-jalan ke taman untuk melepas penat Dan Ibu Dan ayah hendra bertemu dengan seorang wanita cantik berambut Pirang Dan orang itu adalah mamanya hendra" Ucap Ibu Ina tersenyum menatap lembut ke arah anaknya.

"Jangan bilang kalau... "

"Kau benar Sayang tante Jessica merencanakan sesuatu dengan ibu"

"Apa itu bu?"

"Sama Persis dengan kejadian Saat kau berpacaran dengan Hendra" Ucap Ina sambil tersenyum lembut menatap ke arah anaknya.

Tubuh Yanti mendadak tegang Dan mengeluarkan Setetes air mata, yang membuat sang Ibu menatap terkejut dengan Anak semata wayangnya.

"Sayang, Ada apa?" Ucap Ina menatap ke arah Yanti Dan menghapus air mata anaknya.

"Sayang, Kalau Yanti tidak mau Ibu bisa tidak melanjutkan pembicaraan ini"

Yanti menghapus sisa air mata nya walaupun Begitu tubuhnya tetap saja gemetaran.

"Tidak bu aku ingin tahu segalanya"

"Baiklah kalau itu maumu" Ucap Ibu Yanti yang masih ragu dengan keputusan sang Anak.

"Saat itu Tante Jessica mencoba berbagai cara agar untuk mendapatkan Hati ayah Hendra berbagai cara ia lakukan untuk mendapatkan simpati dari ayah Hendra sampai rencana dari mamanya tidak berhasil dan akhirnya ia melakukan rencana terakhir"

TBC

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang