Prolog

15.7K 615 289
                                    

"Aku mau ngomong sama kamu, penting!" ucap seorang gadis di telepon.

"Ya udah tinggal ngomong aja." Jawab laki-laki ini.

"Nggak lewat telpon, tapi langsung."

"Oke." Laki-laki ini mematikan teleponnya lalu memasukkannya ke dalam saku celana.

Laki-laki ini bernama Agra Mahardika, ia sering di juluki playboy di sekolahnya. Banyak gadis di sekolahnya yang sudah ia pacari, tapi tak ada satupun niatnya untuk mencintai salah satu dari mereka.

Agra, itulah nama panggilan yang biasa teman-temannya ucapkan. Ia kelas 12 di SMA Semesta 2, ayahnya merupakan Kepala Sekolahnya.

Kling.
Satu pesan masuk ke handphonenya.

Lucy : Temui aku di kafe persimpangan, sekarang!

Agra tersenyum, ia sudah tau niat gadis itu. Dengan langkah ringan ia berjalan ke arah mobilnya, lalu mengendarainya menuju kafe persimpangan.

Sampai di sana, Agra keluar dari dalam mobil sambil memakai kacamata hitam, lalu berjalan memasuki kafe. Di sana sudah ada Lucy yang sedang bertopang dagu.

"Hei," sapa Agra dengan senyumnya.

Gadis ini, Lucy Adeliana merupakan salah satu dari sekian banyak pacar Agra. Memiliki paras cantik, dengan rambut panjang terurai.

Lucy hanya diam, ia menatap ke arah lain.

"Ada apa, sayang?" kata Agra.

"Sayang?" Lucy terkekeh. "Kamu itu nganggep aku apa sih?"

Dengan hati yang tenang Agra menjawab. "Ya pacarlah."

Lucy terkekeh lagi. "Jangan muna deh!"

Agra memalingkan wajah. "Mau kamu apa?"

"Aku mau kita putus!"

Agra terkekeh. "Oke."

Lucy sempat tersentak saat Agra bicara, "O-Oke, sekarang kita putus!"

"Fine!" kata Agra setengah tertawa.

Lucy berdecak, "Dasar playboy!" lalu meninggalkan Agra yang sedang terkekeh di tempat.

"Dua puluh empat, banyak juga cewek yang udah gue pacarin." Kata Agra sambil melantunkan lagu pelan meninggalkan kafe.

Agra pergi ke rumah salah satu temannya yaitu David, di sanalah tempat biasa Agra berkumpul bersama teman-temannya.

"Wey jagoan kita dateng." Kata Faraz saat Agra baru saja keluar dari dalam mobilnya.

"Asoy kan yang baru aja putus!" kata El sambil bertossan pada Faraz.

Mereka sedang berkumpul di gazebo milik David sambil minum kopi.

"Udah berapa banyak cewek yang jadi korban lo?" tanya El sambil terkekeh.

"Baru juga dua puluh empat." Jawab Agra dengan senyumnya.

"Serius lo? Dari sekian banyak cewek belom ada yang pas buat lo?" tanya David yang baru datang.

"Urusan itu gampang, tinggal kedip langsung ada cewek yang nempel sama gue." Agra mengedipkan sebelah matanya pada Faraz.

"Orang ganteng mah bebas, ya nggak?" David menaik turunkan alisnya.

"Yoi!!"

○●○●○

"Naura?!! Jagain itu adik kamu!" teriak Mama Naura dari dapur.

Yang di panggil hanya berdecak pelan, "Dek, ya ampun!"

Naura Maureeta, gadis usil nan aktif yang sedang mengurus anak kecil berumur dua tahun.

"Nisa, sini aja." Panggil Naura pada Nisa.

"Kakak, aku mau main." Kata Nisa.

Naura menghembuskan napas berat, "Mainnya nanti ya."

"Nggak mau!!" rengek Nisa kecil.

Naura nampak kebingungan, ia berdecak. "I-iya ayo."

Akhirnya Naura mengajak Nisa kecil bermain di teras rumahnya.

Tin. Tin. Tin. Tin.
Terdengar suara klakson mobil tak jauh dari rumahnya yang terus menerus berbunyi, membuat Naura terganggu.

Naura membuka gerbang rumahnya lalu mulai berteriak, "Eh, berisik banget, emang ini komplek yang tinggal cuma elo doang?!!" teriak Naura di depan rumahnya.

Agra mengangkat sebelah alisnya lalu keluar dari dalam mobil, tadi ia hanya mengetes klakson mobilnya di depan rumah David.

"Siapa?" tanya Agra pada David.

"Sorry Naura!!" teriak David di depan rumahnya, "Oh, dia Naura."

"Bilangin tuh ke temen lo!!" teriak Naura lagi lalu masuk ke dalam rumah.

Agra mengamati Naura dari jauh, "Cocok jadi target gue selanjutnya!"

○●○●○

Ahaha~ Dyah ada cerita lagi:v
Maaf kalo gaje:') Voment yaa...
Thanks...

My Cute PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang