4✖️ Malu apa Bimbang(?)

45 5 0
                                    

4✖️ Malu apa Bimbang(?)

"Sekarang milih, mau Vocal Group atau Saman?"

Dep...

Ini seperti apa ya(?) mungkin pilihan yang memusingkan. Sungguh Saman adalah kegiatannya dari SMP lalu dan musik adalah hidupnya.

Kalian pernah mendengar bahwa kita hidup itu memiliki pilihan kebutuhan bukan keinginan.

Dan Dralana(?)

Entah lah. Untuk kali ini dia memilih option musik. Karena dia Dralana hidup. Dan karena dia Dralana dapat meluapkan amaranya diam-diam.

Dan apa yang telah Dralana lakukan rasanya cukup. Mengapa dia tidak memilih Saman? Yaa karena dia dapat melihat situasi saat itu. Saat dimana perkenalan dimulai, latihat pertama diadakan dan itu menurutnyamencekam. Dralna tidak merasakan aura bahagia. Oke. Mungkin dia bahagia karena itu termasuk hobbynya. Namun ada saja hal terlintas dikepalanya tentang masa lalu.

Masa lalu. Hal yg dianggap tabu. Dan Dralana membencinya. Disitu, ia, berada diantara teman-teman samannyadulu. Mereka jahat. Dralana berusaha tidak tahu. Dan itu cukup berhasil menutupinya. Namun, hati ini rasanya sulit menenrima. Apa daya dirinya hanya orang rendah yg tak dianggap.

Iya, mungkin nanti Dralana dapat memberi tahu kenapa dia mengatakan masalalu itu dan mereka itu jahat.

"Aku milih Vocal Grup, kak" jawab Dralana yakin. Karena ia ingin mencoba hal yg baru tidak hanya terpaku pada yg lama.

Mereka mengangguk. Dan dilanjutkan oleh anggota yg lain.

Ketika sesi itu selesai, ada hal yg ingin guru pembimbing itu bicarakan. Katanya ini penting.

Apa ini tentang audisi yg anak-anak kelas bicarakan tadi siang(?)

Sepertinya iya. Dan yap, benar.

"Bapak ingin menyampaikan satu hal untuk eskul ini. Bapak minta besok kalian menyiapkan diri dan lagu (apa aja) untuk tampil kedepan. Sendiri-sendiri. Karena supaya bapak tahu dimana letak suara kalian" kata Pak Radian santai.

Arinda selaku asisten couch menambahkan, "nanti kita juga bagi-bagi tim. Ada yg inti ada yang anggota"

Kita semua bingung, kelas 10 nya aja sih. Gak semuanya juga. Buktinya Dralana sedikit paham. Karena ini sepertinya menyangkut dengan apa yg anak-anak kelas bicarakan tentang eskul ini.

Setelah menyampaikan informasi tersebut dan sekarang itu bebas. Iya, ada yang main gitar, ada yang main keyboard, ada yang main drum, dan ada juga yang ngobrol satu sama lain.

Dan ia berada dioption terakhir. Eh lebih tepatnya Febri yang ngomong Dralana hanya diam dan menatap lurus tak berkutik. Melamun.

"Lan, lo besok mau nyanyi apa?" Pertanyaan Febri sukses membuat Dralana sadar dan menatap Febri.

Mata Dralana mengerjap sambil memainkan jarinya di pelipis, "gak tau gue Feb, kyknya gue mau Almost Is Never Enough, e btapi gak tau juga, emang lo mau nyanyi apaan?"

"Gue gak tau, Lan, bingung, ntar gue pc lo yaa malem" jawabnya lesu sambil melirik jam dinding dan Dralana pun juga ikut meliriknya.

Jam 5 tepat. Dan itu artinya waktunya pulang. Bukan keinginan sendiri melainkan memang sudah ditentukan kalau Vocal Grup pulangnya jam segini.

"Asikk, Dralana bentar lagi buka puasa nih" goda Febri sambil memakai tas dipunggungnya sembari menunggu Dralana yang juga sedang memakai cardi dan tasnya.

Dralana terkekeh, "hehehe iya nih seru gak kerasa kalau disekolah mah tiba-tiba jam segitu aja"

Mereka, termasuk teman-teman Dralana lainnya, jalan beriringan menuju gerbang sekolah. Yang pasti Dralana bersama Febri. Atau Febri yang selalu bersama Dralana(?) entah

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 16, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UnexpectedWhere stories live. Discover now