Chapter 5

42 3 3
                                    

     
          ~•~•~•~•~

"Yaudah sih Al. Udah dong. Masa gitu aja lo nangis sih. Belajar makanya biar pintar, supaya Bu Desi percaya ama lo". Pujuk Adel pada Alka yang sedari tadi terus menangis meratapi nasib nya yang malang.

Setelah keluar dari kantor bu Desi. Alka langsung berlari cepat menuju kelas nya. Kurang sial apa lagi coba hidup Alka. Kalau kata pepatah 'Sudah jatuh ketiban tangga lagi'.

Yang pertama, Alka harus berlapang dada menerima bahwa nilai ulangan nya kali ini lebih Anjlok dari pada ia tidak Menyontek; telur busuk alias Nol.

Dan yang kedua, Alka juga harus menerima kenyataan pahit bahwa mulai saat ini. Ia dan laki laki gila itu akan mulai berurusan. Dan hal inilah yang menjadi beban fikiran nya saat ini. Kenapa harus lelaki itu!?. Entah kenapa Alka mempunyai firasat buruk. Bagaimana kalau Alka lebih cepat keriput nanti--karna harus marah marah terus dengan laki laki itu?.

Begitu sampai di kelas, Alka nangis kejer menceritakan semuanya pada Adel kecuali bagian mulai sekarang, ia akan mempunyai guru private yang diberikan Bu Desi padanya. Yaitu Azka. Entah kenapa Alka tidak ingin menceritakan bagian itu pada Adel. Ia tidak mempunyai alasan yang tepat untuk itu.

"Ih jorok banget sih". Adel langsung menyodorkan tissu begitu melihat Alka menarik nafas dihidung nya agar ingus nya tidak meleleh jatuh.

Alka mengambil dua lembar tissu yang di sodorkan Adel untuk menutupi hidung nya
"Mau ke toilet. Buang ingus". Ucap Alka setelah lumayan lama menangis. Adel hanya mengangguk menanggapinya. Alka berdiri hendak ke toilet namun langkah nya berhenti di depan pintu kelas karna Fahri merentangkan tangan nya menghalangi Alka yang tengah menutup hidung nya dengan tissu.

"Ngapa lo? Nangis ya! Kenapa? Diputusin ama Doi? oh-iya gue lupa, lo jomblo kan ya!?". Tanya Fahri yang awalnya terkejut melihat mata merah Alka. Namun ia mencoba menghibur Alka dengan slalu menyindir status gadis itu.

Alka milirik Fahri kesal.
"Bacot! Minggir! Gue mau lewat!". Alka mencari celah agar ia bisa lewat. Tapi gagal Fahri terus menghalangi nya. Alka memandang Fahri tajam yang sama sekali tidak berefek bagi Fahri.

"Garang banget sih! Lagi Pms lo ya!". Ledek Fahri lagi yang semakin membuat Alka semakin geregetan ingin mencakar wajah fahri.

"Yaudah jangan salahin gue kalo tissu bekas ingus gue ini, melayang ke muka lo!". Alka mengambil ancang ancang melepaskan tissu dari hidungnya hendak dilempar ke Fahri yang langsung kabur karna ancaman Alka. Sebenarnya gak ancaman aja sih. Alka benar benar ingin melampiaskan kekesalan nya hari ini pada orang. Dan orang yang tepat itu adalah Fahri.

Sampai di toilet Alka mengeluarkan semua ingus nya sampe kandas tak bersisa. Lalu membasuh wajahnya yang memerah karna lumayan lama menangis. Jam pelajaran saat ini sedang kosong, Robi selaku ketua kelas memberitahu tadi karna guru akan rapat. Sebenarnya Alka juga bosen dikelas. Tapi ia tak enak membiarkan Adel sendirian tanpa dirinya. Yaa walaupun banyak teman yang lain sih. Yaudahlah Alka ke kelas dulu mengajak Adel untuk pergi ke kantin. Sehabis nangis membuat Alka jadi lapar.

Dengan Terburu-buru Alka berjalan ke kelas hingga tak menyadari ada seseorang yang ia tabrak.

"Aww..". Ringis seorang perempuan berambut hitam panjang yang terjatuh di lantai karna Alka.

"Eh-ya ampun So..sorry ya. Gue buru buru tadi". Sesal Alka membantu gadis itu berdiri lalu mengutip tiga buku yang jatuh juga karna dirinya.

"Ehm gapa...-Eh kak Alka ya!?". Tanya luna begitu mendongakkan kepalanya. Kaget ternyata yang menabraknya adalah kakak kelas sebelas yang ia dan teman teman nya kagumi.

ALKA & AZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang