Chapter 2

48 4 0
                                    


    Beberapa menit yang lalu tetesan air itu masih tidak bervolume, tidak terasa, layaknya masih titik-titik halus. Namun perlahan air yang jatuh dikepala dan kulit Alka terasa telah bervolume. Air itu kian deras dan tajam terasa dikulitnya yang kini telah memucat.

Setelah jauh berjalan dari sekolahnya, sekarang Alka berhenti sebentar di trotoar mengamati keadaan sekeliling. Tampak kendaraan yang berlalu lalang menepi untuk berteduh. Mereka semua menatap Alka heran. Seakan berbicara "Orang waras mana yang mau hujan hujan- an?".

Alka mengangkat bahu nya acuh, tak perduli. Lalu melanjutkan lagi perjalanan yang lumayan jauh untuk kerumah nya. Alka merentang kan tangan nya dan memejamkan mata nya, merasakan setiap inci kenangan indah bersama lelaki itu. Semuanya seakan berputar indah kembali dikepala Alka setiap saat, apalagi ketika Hujan. Seakan hal itulah pendorong nya.

Alka menatap kebawah, terdapat genangan air akibat curah hujan yang begitu deras menciptakan genangan air dimana - mana. Pantulan lelaki itu muncul diriak air yang tidak tenang karna tetesan air hujan yang semakin deras. Diriak air itu, lelaki itu tengah tersenyum kepada nya, senyum yang dahulu selalu menghangat kan Alka dikehidupan nya yang sedari dulu sudah banyak terdapat duri. Lelaki itu selalu ada disaat Alka tengah terpuruk dulu. Dan lagi, Lelaki itu punya caranya tersendiri untuk menghibur Alka.

Hangat nya senyuman lelaki itu masih terpatri jelas di ingatan Alka. Tapi bagaimana caranya Alka melupakan lelaki itu disaat bayangan lelaki itu selalu mengikuti kemana pun Alka melangkah?. Sampai kapan ia terus begini? dihantui oleh masa lalunya. Alka lelah terus dikejar oleh bayang-bayang masa lalunya yang indah sekaligus menyakitkan dalam waktu yang bersamaan.

Alka tersenyum miris, ketika ia disini sudah seperti orang gila karna terus memikirkan lelaki itu, lelaki itu bahkan tidak perduli sama sekali pada Alka. Pada semua janji yang telah diukirnya bersama Alka. Seolah semua janji dan kata-kata yang telah diucapkan lelaki itu kehilangan Arti!.

Memikirkan itu semua Alka merasakan kepalanya berdenyut. Apakah efek terlalu lama dibawah guyuran hujan atau terlalu banyak memikirkan lelaki itu, Alka tidak tau jelas!. Yang pasti hal itu tidak akan mengubah niatnya untuk berlama-lama dibawah hujan.

Lama terlarut dalam fikirannya,  Alka tidak lagi merasakan tetesan hujan mengenai tubuhnya, merasa heran, Alka pun mendongak kan wajahnya ke atas dan terkejut mendapati sebuah Payung!

Alka membalikkan badan nya, spontan Alka terlonjak mundur kebelakang karna melihat seseorang tengah memegangi payung untuknya.

"Sial!lelaki gila ini lagi!". Umpat Alka dalam hati.

Alka menggeram tak suka melihat kedatangan lelaki dihadapan nya ini. Tidak bisakah lelaki gila di hadapan nya ini tidak mengganggunya barang sehari saja?.

"Kenapa sih kamu suka banget hujan-hujanan?". Tanya lelaki di depan Alka dengan wajah kesal lelaki itu yang membuat Alka ingin mencabik wajah lelaki gila di depan nya. Lelaki yang belakangan ini selalu saja membuat proses penuaan dini terhadap Alka menjadi cepat.

Alka menaikkan sebelah alisnya dengan wajah tidak sukanya. Kehadiran lelaki ini yang jelas-jelas mengganggu.
"Bukan urusan lo! Dan satu lagi, gak usah sok kenal sama gue!". Bentak Alka di depan wajah Azka. Setelah mengatakan hal tak berperasaan itu, Alka beranjak pergi dengan berlari-lari untuk menghindari lelaki gila yang belakangan ini selalu mengusik kehidupannya.

Azka ternganga tak percaya terhadap respon dari Alka yang barusan ia dapat tadi, setelah kesadarannya terkumpul Azka pun ikut mengejar Alka yang sudah berada lumayan jauh di depan nya.

"Al...jadi kamu mau kita kaya film india ada adegan kejar-kejaran nya?". Tanya Azka terkekeh sedikit berteriak kepada Alka yang berada beberapa meter di depan nya.

ALKA & AZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang