Ucapan terima kasih

70 6 8
                                    

Aku membuka mataku.
Aku refleks memalingkan mukaku dan menutup mataku karena cahaya yang memancar tepat di mataku.
Lalu ku buka mataku...
Cengo...
"Nga–" belom selesai ku berbicara, dia langsung berkata
"Akhirnya" katanya sambil menunjukkan gigi putih bersinarnya.
Cute.

"Apa yang terjadi?" Tanyaku sambil mencoba duduk.
"Kau terpental dan pingsan." jelasnya dengan sangat singkat.
"Penjelasanmu sangat membantu" pujiku bercanda. Lalu aku melihat tanganku di infus.
"Sudah berapa lama aku di sini?" Tanyaku sambil melepaskan infusan secara paksa.
"HEY! Kau–" teriaknya dan aku langsung mengambil bantal dan menyumpal mulutnya lalu memaksakan bantal tersebut ke dalam mulutnya.
Tidaklah.
Tentu saja aku bercanda.

"Tenang saja, aku sudah sehat." Kataku.
"KAKAK!" Terdengar suara teriakan anak kecil.
Lalu aku menengok dan langsung mendapat pelukan dari anak kecil tadi.
Lalu anak kecil tadi langsung menangis di pelukanku.
"Heyy.. Tidak apa-apa" kataku sambil menepuk-nepuk kepalanya.
"Inii buat kakak..." Katanya sambil memberiku selembar kertas yang ada gambarnya, dan bertuliskan kata 'Terima Kasih'.
"Terima kasih!" Kataku.
"Aku tidak menyuruh kakak untuk membacanya tahu!" Katanya.
"Hah? ... Oh bukan? Maksudku terima kasih buat gambarnya, kau sangat mahir!" Kataku.
"Ohhhhh" katanya sambil mengelap air matanya.
"Hey bodoh kenapa tidak membangunkanku?!" Bentak anak kecil tersebut pada pria tadi.
"Kau yang bodoh, panggil aku kakak!" Katanya sambil mencubit kedua pipinya.
"Ampunn kak!"

Tunggu dulu...
Anak kecil yang lucu dan ceria ini adalah adik dari pria yang menyenggolku ?!?!
"Siapa diantara kalian yang diadopsi ?" Tanyaku dengan polosnya. Percayalah walaupun mereka sama-sama cute, tapi tetap berbeda...
"Dia." Kata mereka berdua.
"Hey!" Kata pria tadi sambil menatap anak kecil itu.
"Ah sudahlah, Adam" katanya sambil menjulurkan tangannya padaku.
"Anna." Kataku sambil menjabat tangannya.
"Aku Carla!" Kata carla sambil memelukku untuk keseribu kalinya.

"Aku harus pulang.." Kataku.
"Dimana rumahmu? Biar ku antar." Kata Adam.
"Aku tinggal di Bumi." Kataku sambil membenarkan bajuku.
Sepertinya aku hanya pingsan beberapa jam saja, karena aku masih memakai pakaian awalku.
"Mari ku antar ke bandara." Katanya sambil menggandeng Carla.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri" kataku sambil memberhentikan dia.
"Sudahlah.." katanya sambil menarik tanganku.

Aku disuruh tunggu sama Adam, dia mau ambil mobil di parkiran dulu.
"Carla, kakakmu umur berapa ?" Tanya ku sambil jongkok agar posisi mata kami sejajar.
"Delapan belas kalo tidak salah.. Kakak umur betapa ?"
"Enam belas, kalo Carla umur berapa?" Tanyaku.
"Sembilan kak!"
Lalu terdengar suara klakson mobil.
"Ah kakak sudah datang, ayo!" Katanya sambil menarik tanganku.
Lalu aku duduk di depan dan Carla duduk di pangkuanku.
Selama di mobil, Adam bercerita tentang Carla dan aku hanya mendengarkan. Terkadang Adam suka bercanda.
Percalayah dia jago banget membuat orang ingin menonjok mukanya karena lawakan garingnya.

"Oh ya ceritakan padaku apa yang terjadi tadi" kataku.
"Jadi setelah kau meloncat dari perut 01019 , kau melempar adikku dan mendarat dengan aman. Lalu 01019 mengejarmu, tiba-tiba ada ledakan sepertinya para prajurit yang menembakkan senjata tersebut, lalu ak– " belom selesai ia berbicara. Aku membantahnya.
"TUNGGU! Monster itu punya nama?! Bagaimana kau tau namanya?" Tanyaku dengan penasaran.
"Ak..aku tau dari temanku" katanya dengan mengalihkan matanya.
"Biarkan aku bercerita, lalu kau terpental, kau melambung jauh sekali dan aku membawamu ke rumah sakit." Katanya sambil memperhatikan jalan.
"Hmm makasi banget ya..." Kataku sambil menonjok pelan bahunya karena keadaan jadi sedikit canggung.
"Kau ini..." Katanya sambil memegangi bahunya yang terpukul tadi.
Sepertinya pukulanku tadi tidak terlalu pelan...

The Adventure of AnnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang