6. Hilang Ingatan

127K 9.9K 702
                                    

Gea meremas lengan Wyne dengan wajah tertekuk. "Aku minta maaf. Aku tolol dan ceroboh, sedikit pelupa dan sangat tidak bertanggung jawab. Aku tahu kamu marah, tapi...aku tidak akan diusir dari apartemen kamu 'kan? Aku tidak akan dipecat 'kan?"

Wyne menggerutukan sesuatu yang lebih terdengar seperti geraman macan. Gea memelas mengucapkan sesuatu lagi pada Wyne, namun Zach tidak bisa mendengarnya dengan jelas karena suara bising yang sedang mengerumuni mereka di ruangan UGD rumah sakit.

Ini benar-benar memalukan. Pergi ke UGD rumah sakit untuk mencari gergaji besi demi melepaskan borgol cinta berbulu pink. Gea merasa rumah sakit adalah pilihan terbaik, alih-alih mencari bengkel atau kantor polisi.

"Mana ada bengkel yang buka jam sebelas malam segini? Dan kantor polisi? Yang benar saja. Kenapa tidak sekalian saja aku giring kalian ke kantor Ormas?"

"Ini semua salahmu." Sergah Wyne saat mereka di mobil. "Ngapain kamu bawa borgol kalau kamu tidak punya kunci?!"

"Kamu 'kan kenal aku, Wyn. Bahkan kartu kredit kamu aja aku hilangin terus."

"Kartu kredit yang mana?"

Gea langsung gagap. "Ngg—itu...uhmm...yang Mastercard yang aku pinjam buat diskon 50% all you can eat itu, yang ada promo ice cream Häagen-Dazs. Aku bilang kartumu patah, padahal sebenarnya aku lupa taruh di mana."

"Oh my God, Geaaaaaaa!!!"

Mereka telah mencoba segala cara, mulai dari cara detektif yang membuka borgol dengan jepit rambut, sampai meminjam tang milik Quincy Bar. Hasilnya tetap nihil dan Zach terperangkap bersama perempuan diktator ini.

Mau tahu apa yang lebih memalukan lagi?

Zach hanya mengenakan kemeja setengah badan, perutnya terpampang jelas karena tangan yang satunya lagi tidak bisa dipasang kemeja akibat borgol laknat itu. Dan seakan semua itu belum cukup membuatnya malu, celananya juga basah karena disiram bir oleh Fira.

"Teman-temanmu brutal juga." Zach mengulurkan satu tangannya untuk menyentuh bekas cakaran yang memerah di punggung.

Wyne menoleh risih. "Oh? Aku pikir kamu suka. Jadi sekarang kamu mengerti bagaimana rasanya dilecehkan?"

"Oh come on, Frigid, jangan sedikit-dikit menyerempet ke arah feminisme."

Sejak dulu Zach paling tidak mengerti jalan pikiran kaum feminist. Mereka yang 'sok' tangguh dan galak, yang selalu merasa dunia ini tidak adil untuk kaum perempuan dan selalu merasa diri mereka adalah mangsa dari kaum lelaki. Ayolah...mangsa? Memangnya kami predator?! Mereka yang menolak dibayar saat kencan—padahal menurut Zach, sudah hukumnya semua laki-laki WAJIB membayar tagihan bill restoran. Dan mereka yang menolak untuk dicium saat kencan pertama dengan embel-embel pelecehan seksual.

Kaum feminis di mata Zach terlalu serius, terlalu tegang dan gampang marah, ya seperti Wyne ini. Ia bakal lebih senang apabila kaum feminis memiliki pemikiran menarik seperti misalnya...setiap hari tidak boleh memakai bra, setiap hari adalah hari bebas celana dalam, atau...

Wyne melotot padanya. "Mataku ada di sini. Apakah setiap kali bicara dengan perempuan, kamu selalu melihat kakinya?"

Tuh 'kan? Dikit-dikit marah. Zach menggeleng kesal. "Nona, bersyukurlah masih ada yang sudi menikmati kakimu. Lagipula itu 'kan yang diinginkan semua kaum feminis? Bahwa laki-laki harus selalu menundukkan kepala di depan kalian?"

She's The Boss! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang