Dibelakang meja kasir Henry terlihat sedang sibuk melayani pembeli, Henry melakukan pekerjaan paruh waktu disebuah toko roti milik Eric Nam sahabat karibnya. Henry bekerja untuk membiayai kuliah dan hidupnya, lima tahun yang lalu ayah Henry meninggal dunia, dan sejak saat itu pula Henry mulai hidup mandiri untuk meringankan beban yang ditanggung ibunya.
Jam menunjukkan pukul 10.30 malam, dan toko pun mulai sepi.
"Henry, tinggalkan saja itu dimeja, silahkan kalau kau mau pulang. Bukankah kau besok masih harus pergi ke kampus? Lagi pula toko sudah agak sepi." Teriak Eric pada Henry.
"Ah... Tidak apa-apa, aku akan menyelesaikan yang ini dulu setelah itu aku akan pergi."
Balas Henry.
"Krinciinggg" Pintu toko berbunyi, menyandakan ada pelanggan yang datang, Eric mempersilahkan pelanggan yang baru datang itu, dan ternyata yang datang adalah Amber.
"Oh... Ternyata kau Hyung, ada apa? Apa kau ingin membeli roti hyung?"
"Ah, tidak... Aku hanya ingin bertemu dengan Henry. Bisakah aku bertemu dengannya sebentar?"
"Iya Hyung, tidak apa-apa. Silahkan saja." Eric mempersilahkan Amber untuk bertemu dengan Henry.
"Henry, aku ingin berbicara denganmu." Henry pun mengiyakan dan berpamitan pada Eric.
"Ada apa dengan mereka.?" Batin Eric.
"Ada apa hyung.? Ada masalah apa?" Henry penasaran kenapa Amber sampai datang ke tempatnya bekerja padahal biasanya Amber langsung menelfonnya. Amberg hanya diam tanpa membalas perkataan Henry.
"Kalau tidak ada yang dibicarakan aku pergi dulu". Henry beranjak pergi meninggalkan Amber.
"Hidupku tidak akan lama lagi" Mendengar perkataan hyung-nya itu Henry langsung menghentikan langkahnya dan bertanya.
"Apa maksudmu hyung, jangan bicara yang tidak-tidak." Amber melepaskan penutup kepala yang dipakainya.
"Hyung, ada apa denganmu?" melihat keadaan Amber yang jauh dari kata sehat, Henry pun mulai khawatir.
"Hyung... Jawab pertanyaanku...!" Henry mulai kesal karena Amber tidak menjawab pertanyaannya.
"Ada tumor ganas diotakku, stadium akhir. Hidupku tidak akan lama lagi" Jawab Amber. Henry kaget setengah mati mendengar jawaban dari Amber.
"Jadi ini sebabnya kenapa hyung meninggalkan Krystal dan berselingkuh?" Henry menanyakan tentang kejadian saat Amber dengan sengaja mencium wanita lain dihadapan Krystal.
"Jaga dia baik-baik, aku serahkan dia padamu. Ah, dan juga... Besok aku akan mulai menjalani perawatan dirumah sakit, aku tidak mengharapkan kau datang, aku hanya ingin memberitahumu. Kalau begitu aku pulang dulu." Amber kembali memakai penutup kepalanya dan hendak meninggalkan Henry.
"Hyung, Krystal harus tahu bagaimana keadaanmu sekarang." Teriakan Henry menghentikan langkah Amber.
"Apa kau ingin dia menangis karena aku, apa kau ingin melihatnya sedih. Huh...! Kau, jangan pernah mempunyai pikiran untuk memberitahunya, apa kau mengerti.!?" Ancam Amber pada Henry Agar tidak memberitahu Krystal tentang keadaannya saat ini.
"Kalau begitu kenapa kau harus memberitahuku.?" Teriak Henry karena kesal dengan sikap yang diambil Amber.
"Jika aku pergi, setidaknya aku harus berpamitan denganmu, dan aku minta maaf, karena aku tidak dapat menepati janjiku pada ayahmu untuk menjagamu dengan baik." Mendengarkan perkataan Amber air mata Henry pun pecah, malam itu Henry menangis sejadinya.
~~~~~
Hari demi hari berlalu, Amber juga mulai jarang terlihat dikampus.
"Kemana dia, akhir-akhir ini dia jarang terlihat." Batinku. Aku melihat Henry yang datang menghampiriku dengan langkah kaki yang lemas.