Bab II

683 99 3
                                    

"Gobi... Gobi... Gobi ayo pulang!" anak kecil tampan itu berlari kecil menyusuri jalan setapak yang akan membawanya pulang menuju rumahnya. Rumah kecil disebuah perkampungan kecil dipesisir gurun Sahara. Tubuhnya kaku ketika melihat desanta terbakar, tubuhnya mengejang ketika melihat seseorang berbaju zirah hitam pekat dengan pedang panjang mengacung padanya berjalan ke arahnya seperti seorang malaikat kematian. Sebelum sosok menyeramkan itu menebasnya –membunuhnya, ia memejamkan mata kuat-kuat agar tidak merasakan sakit. Saat itulah ia merasakan dekapan hangat sosok yang tidak bisa ia lihat. Sosok itu memakai gaun putih panjang, tubuhnya bercahaya. Dekapan itu sangat hangat dan nyaman membuatnya seperti ditimang-timang hingga akhirnya terlelap.

<3 <3 <3

Perlahan mata Hyunno terbuka. Mimpi aneh yang sering ia alami ketika usinya 8 tahun itu kembali terulang. Pemuda itu menarik napas panjang, menoleh ketika dirinya menyadari dirinya sudah tidak lagi berada di gudang jerami melainkan sebuah kereta kuda yang berjalan cepat melintasi sabana (savanna) yang bukan lagi sebuah gurun pasir gersang melainkan ada belukatr dan beberapa pohon tinggi aneh yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Hyunno melongokkan kepalanya keluar jendela kereta itu. Ia melihat Gobi –harimau malasnya berlari penuh semangat, terlihat sangat gagah dan liar.

"Sudah bangun pemalas?" suara gadis itu mengejutkan Hyunno. Hyunno bisa melihat gadis yang semalam memberikannya baju menoleh dari arah kemudi, tersenyum meremehkan.

"Jangan menggodanya, Hyeri!" kali ini Hyunno mendengar suara Micky. "Hyunno, makan siang dan minuman ada di kotak kayu dekatmu. Aku dan Hyeri sudah makan tadi."

"Makan siang?" Hyunno mengerutkan keningnya lantas melihat matahari yang sudah tinggi.

"Ini sudah lewat tengah hari. Kau tidur seperti orang pingsan. Paman Sandor bahkan sampai kepayahan saat memindahkanmu." Ucap gadis bernama Hyeri itu.

"Gobi?"

"Harimau itu sudah menghabiskan 2 paha rusa sendirian." Jawab Hyeri.

Hyunno melihat kotak kayu yang dimaksud oleh Micky, membukanya dan melihat tumpukan roti kering dan berbotol-botol minuman. Ada yang berwarna merah ada pula yang hanya air putih biasa. Hyunno mengambil sekeping roti kering berdiametr 15 cm kemudian mengigitnya. Rasanya manis dan gurih. Sangat enak. "Cairan merah itu apa? Apa itu jus anggur?" Tanya Hyunno.

"Usiamu sudah 17 tahun. Sebentar lagi bulan purnama. Kau akan membutuhkan minuman itu karena segel yang dibuat pada dirimu mulai melemah begitu kau akhir baliq." Jawab Micky.

"Uhuk!" Hyunno tersedak begitu mendengar penjelasan Micky. "Segel? Aku? Segel apa?" tanyanya bingung.

"Mesa akan menjelaskannya padamu begitu kita sampai di kota Thor." Jawab Micky. "Kita baru saja melewati perbatasan. Saat ini kita sudah memasuki Benua Cassiopeia. Kita hanya harus menuju Negara Orion untuk sampai di kota Thor."

Walaupun bingung dengan penjelasan yang Micky berikan namun Hyunno diam saja. Toh setidaknya dalam perjalanan menuju kota Thor ia tidak sendirian lagi dengan Gobi. Tapi...

"Paman... kenapa gadis itu ikut?" Tanya Hyunno. Bukankah seingatnya Micky mengatakan bahwa dia sendirlah yang akan mengantar?

"Hyeri?" Tanya Micky. "Kalian sama. Agar tidak dicurigai orang kita akan menyamar menjadi penjual minyak wangi, kau dan Hyeri akan berperan menjadi keponakanku." Tutur Micky.

"Dengar itu? Kau harus memanggilku Noona karena aku lebih tua darimu!" tambah Hyeri.

Hyunno mendengus, kepalanya menoleh menatap gumpalan awan hitam yang tiba-tiba muncul di langit. Sambil terus mengunyah roti keringnya, pemuda itu mengamati awan hitam yang semakin pekat. Hyunno tersentak kaget ketika Gobi menderam (mengaum) diikuti kereta yang tiba-tiba berhenti. Penasaran apa yang terjadi Hyunno melompat keluar dengan sikap waspada sambil terus memegang roti keringnya yang masih separuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

✔️The Prince and His HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang