space of Jungkook and Minho

455 44 14
                                    

Zhoumin x Jungkook x Jiyeon x Minho x Jongin



“Tolong kalian jujur,” Jiyeon menahan emosinya.

“Jiyeon, apa selamain yang aku lakukan untuk hanya sandiwara, palsu? Kurang cukupkah hubungan kita selama satu tahun ini?” bela Zhoumin merasa dihujat sebagai pembohong oleh tatapan mata Jiyeon. Zhoumin merasa tidak adil diperlakuan seperti itu oleh Jiyeon.

“Ani, keberangkatanku ke China menyebabkan ingatanku hilang, aku bisa mengingat keluarga, nama dan temanku tapi aku melupakan siapa orang yang aku sukai. Alasan kenapa aku pergi ke China. Semua orang tidak ada yang tau kebenarannya karena teman-temanku dan keluargaku bilang aku orang yang spontan, jalan pikir sulit ditebak, selalu melakukan hal mendadak tanpa memberitau terlebih dahulu. Ini mengapa aku frustasi, merasa kesal dengan diriku sendiri, kenapa aku harus melakukan itu, tidak menjadi orang terbuka. Eotteokhe . . .” Jiyeon mengambil napas, “Aku harus percaya dengan siapa?  Denganmu, orang yang kutemui setelah kecelakaan itu atau aku harus pecaya padamu, Minho? Sungguh aku tidak mau menyakiti perasaan seseorang hanya karena aku hilang ingatan. Aku . .  harus mengingatnya. . .”

Dibawah meja tangan Minho mengepal erat, “Kembali padaku Jiyeon, kau sudah berjanji padaku akan kembali padaku setelah kau pulang dari China,” desak Minho, ia berusaha menggenggam tangan Jiyeon tapi Jiyeon menarik tangannya ke bawah meja. Kini Jiyeon menatap serius Minho.

“Janji . . . aku tidak tau kau berkata bohong atau jujur . . .”

“Dulu kita waktu di sekolah, kita selalu bersama. Kita dulu pasangan, kau dulu selalu mengiutiku ke mana pun. Sudahi hubunganmu dengan dia dan kembali padaku sesuai janjimu dulu, kumohon, Jiyeon.” dari nada suara Minho, Minho begitu ingin Jiyeon mempercayainya sebab ia tak ingin kehilangan Jiyeon.

“Eunji bilang, aku tidak mempunyai hubungan dengan siapapun waktu di sekolah, dia bilang aku menyukai seseorang. Bukan kalian, namanya Jeon Jungkook.” ujar Jiyeon frustasi.
.
.
.
.
.
Koridor sekolah terpenuhi suara kaki Jiyeon yang berlari. Hingga ahirnya dia berada di jembatan penghubung gedung lama dengan gedung baru. Dia berdiri sendirian di tengah-tengah jembatan itu. Mengenakan seragam musim dingin, ditambah syal yang menutupi lehernya.

Napas Jiyeon menguap-uap diudara. Kakinya berjalan ditempat pelan.

Ingusnya pun meneror Jiyeon.
Dia menunggu seseorang lewat. Yaitu Jeon Jungkook, tingkat satu, adik dari Jeon Boram alumni sekolahannya sekaligus mantan senior diorganisasi jurnalis. Jiyeon mengikuti organisasi tersebut.

Tak lama kemudian Jungkook datang dari persimpangan koridor lantai bawah. Dia memakai syal warna yang sama dengan Jiyeon, hal itu membuat Jiyeon berseri-seri hanya karena warna syal mereka sama. Terasa memakai item couple.

Kedua tangan Jungkook bersembunyi di saku celana. Kepalanya menatap lurus ke depan, Jungkook tak mengetahui keberadaan Jiyeon—di atas jembatan sedang memperhatikan langkahnya hingga masuk ke gedung.
Jiyeon sungguh terpesona menyaksikan Jungkook menerjang hujan salju. Tampan sekali.
Wajah Jiyeon seperti kucing. Dengan mata membulat, menampakan raut imut.

Setelah Jungkook benar-benar terlahap di pintu, Jiyeon berlari kegirangan menuju tempat yang sama. Ruang utama, atau lebih tepatnya aula dasar gedung tersebut. Persis di dalam mall. Jungkook berada di bawah bermain dengan teman-temannya, duduk di sofa. Sedangkan Jiyeon mengamatinya di atas— dalam gedung.

Eunji yang keluar dari ruangan guru, menghampiri Jiyeon. Menepuk pundak Jiyeon. “Buuu!!” kagetnya pada Jiyeon. Jiyeon tersontak. Menjerit pula.

“Hwaaakkk!!” teriaknya.

Semua orang menoleh ke arahnya. Termasuk Jungkook, dia mendongak ke atas, menemui sepasang mata Jiyeon, Jiyeon pun langsung jongkok bersemgbunyi di bawah sebelum Jungkook mengenali sosok Jiyeon.
Eunji pun ikut jongkok ke bawah lantai sejajar dengan Jiyeon.

Before Me, After MEWhere stories live. Discover now