2 year pass

231 21 10
                                    

Dua tahun kemudian . . .

Suara keyboard bergelentik di ruangan. Jemari-jemari itu menekan huruf yang mengantar kekalimat penuh informasi. Jurnal, sebuah jurnal yang hendak Jiyeon susun kemudian ia serahkan kepada pemimpin untuk di seleksi. Dari berbagai bingkisan beritanya akan dijadikan menu acara berita di televisi.

Ruangannya tak terlalu besar. Lebarnya sama dengan kamar mandi. Karena ruangan itu di design untuk satu orang, begitu juga ruangan di sebelahnya.

Nyaman bagi Jiyeon apalagi bila mengantuk, ia tinggal menggelar kasur lipat di lantai. Jiyeon tidak punya tempat tinggal. Karena beberapa persen jurnalis di Korea selalu pindah ke tempat lain begitu mendapatkan berita. Jadi rumah bagi jurnalis itu tidak ada gunanya kecuali mereka sudah menikah.

Cukup puas walaupun dalam keadaan kurang. Tapi Jiyeon menjalaini kehidupannya dengan ringan.

Perkerjaannya adalah hobby-nya. Jiyeon dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat tanpa mengeluh. Dan selesai mengerjakan jurnalnya Jiyeon hendak pergi ke Busan. Dia harus membuat jurnal tentang berita Asia Game.

Kebetulan Jiyeon akan bertemu dengan teman lama. Maka dari itu Jiyeon sangat bersemangat. Ia juga membeli parsel coklat untuk dihadiahkan. Sebenarnya ia ingin membeli bunga tetapi sayang kalau layu.

Ia keluar dari kantornya. Membawa koper dan mengenakan busana casual. Menuju ke stasiun kereta.

Perjalannya dengan kereta api memakan waktu urang lebih enam jam.

Sesampai di Busan langit masih cerah. Sama cerahnya dengan Sehun yang menanti kedatangan Jiyeon di depan pintu kereta. Mendapati Jiyeon di dalam kereta, membuat dirinya secara otomatis tersenyum.

Jiyeon pun turun dari kereta. Sehun mengambil alih koper Jiyeon. Berjalan menuju mobil.

"Sudah berapa lama kau menungguku?" tanya Jiyeon nyaris tertawa.

"Mungkin setengah jam, itu karena aku tidak sabar," sahut Sehun tanpa beban.

"Kau tidak membawa sesuatu?" tanya Sehun yang baru saja menyadari Jiyeon datang dengan tangan kosong.

"Ada di koper, aku sengaja menyembunyikannya supaya masih utuh saat sampai di tempat," Jiyeon tau bahwa Sehun monster yang siap menghabiskan makanannya. "Jadwal panahan mulai jam berapa?"

Sehun memeriksa arlojinya , "Hmnn, dua jam lagi," ia menatap mata Jiyeon, "kita makan dulu atau langsung ke sana?" tawar Sehun.

"Langsung, di sana-kan ada café, aku juga mengejar berita, siapa tau ada sesuatu yang menarik." Senyuman Jiyeon memekar kembali.

"Okay!"

.
.

Cerita yang lengkap.y dan jelas di

Bacanya sampe bawah.. cerita di web gabungan dari chap 1 + end chap

https://authornickwhite.wordpress.com/2017/05/24/424/

.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 24, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Before Me, After MEWhere stories live. Discover now