ha-na

219 14 15
                                    

Cast :
Lee Hongbin VIXX
Park Rheeyo (oc)

Lee Hongbin, siswa VIXXCHOOL, orang tuanya mempunyai andil dalam pembangunan sekolah yang ia tempati, mempunyai perusahaan retail terbesar ke 2 di Korea Selatan, ibunya mempunyai butik yang bisa diperhitungkan dalam membangun negara, apa yang kurang dari Lee Hongbin ?

Mari kita urut satu persatu, Lee Hongbin keturunan orang berada, ayahnya CEO perusahaan retail terbesar kedua, ibunya pemilik butik terkenal, ia pintar dalam pelajaran apapun terutama matematika, handal dalam olahraga terutama basket, tampan, semuanya sempurna, he's perfect.

Tapi entah kenapa dirinya selalu membuat keributan disekolah, selalu memakai aturannya sendiri dan seenaknya sendiri, yang paling penting adalah dia tidak punya teman selama hidupnya.

Seperti hari ini

Braaakkk

"Jika kau mengangguku lagi, akan aku buat kau tidak diterima disekolah manapun dinegara ini." siapa lagi jika bukan Hongbin yang mengatakan ini pada seorang siswa yang menganggunya.

Aaiisshhh sebetulnya bukan mengganggunya hanya saja siswa itu datang disaat yang tidak tepat, disaat Hongbin sedang melaksanakan kegiatan ritualnya yaitu tidur siang diatap sekolah, siswa itu datang sembari teriak- teriak, siswa itu bernama Kim Moonbin dan disinilah mereka, Moonbin sedang kesakitan karna habis dipukul oleh Hongbin diatap. Hongbin ? Ia sudah pergi dari sana dan entah kemana.

Hari berikutnya pun seperti itu, Hongbin tidur di atap membiarkan sinar matahari membakar kulitnya yang putih.

"oppa, aku hamil anakmu." suara seorang gadis yang didengar oleh Hongbin.

"Anakku ? Bisa saja kau mengatakan itu anakku padahal dirimu dengan orang lain, gugurkan saja." pria itu Kim Soekjin atau yang biasa dipanggil "pangeran sekolah" karna ketampanannya.

Setelah Soekjin pergi gadis itu hanya bisa diam dan memandang kearah langit. Hongbin yang sudah tersadar dari tidurnya malah menghampiri gadis itu.

"Kau ingin bunuh diri ?" tanya Hongbin. Gadis itu terkesiap ternyata orang itu adalah Lee Hongbin, manusia berandalan yang paling ditakuti seantero sekolah dan juga sekolah lain.

"Namamu siapa ?" tanya Hongbin lagi.

"Park Rheeyo." jawab gadis itu.

"Kau hamil anak Seokjin sunbae ?"

"Ya, tapi sunbae dengar sendiri ia tidak mengakuinya."

"Apa kau ingin bunuh diri ?"

"Untuk apa ? Aku sudah ditakdirkan sendiri, mungkin dengan adanya anak ini aku bisa menjadi temannya." jelas Rheeyo.

"Wah hebat, kau gadis yang berani." pujian atau sindiran untuk gadis ini, Lee Hongbin ?

"Kau tidak takut denganku ?" tanya Hongbin dengan penampilan berandalan, memakai anting di sebelah kanan, rambut berwarna orange, suka memukul dan berkelahi meski lawannya tidak pernah membuat masalah dengannya.

"Untuk apa aku takut, toh meski sunbae menghajarku, tidak ada yang peduli padaku." Jawab Rheeyo.

"Aku permisi sunbae, anneyeong."

Gadis yang menarik, batin Hongbin.

Tidak seperti hari yang lalu, hari ini Hongbin bangun lebih awal dan tiba disekolah lebih awal. batinnya mengatakan untuk ke atap sekolah.

"Aku dilahirkan tidak mempunyai ibu dan ayah, saat umurku 4 tahun nenek asuhku meninggal sejak saat itu aku tidak mempunyai saudara lagi, selama sekolah aku tidak mempunyai teman hingga sekarang karna mereka tidak mau berteman denganku yang tidak punya asal usul yang baik dan kau sekarang kau adalah temanku, apa kau mau berteman denganku meski kau tidak mempunyai ayah nantinya." Hongbin mendengar suara gadis di atap, Rheeyo.

ia mengusap perutnya yang masih datar, sekitar 3 sampai 4 bulan lagi baru terlihat perutnya akan membesar.

"Kau itu menjadi ibunya bukan temannya." sela Hongbin.

"Kenapa sunbae selalu datang dengan tiba- tiba ?" kesal Rheeyo.

"Berhenti menggerutu seperti itu, kau tidak tau jika aku ini anak berandalan." kata Hongbin yang duduk disebelah Rheeyo saat ini.

"Lalu apa hubungannya ?" tanya Rheeyo.

"Aku bisa saja menjadikanmu pemuas nafsuku sekarang, kau tau kan berandalan sepertiku." jelasnya.

"Apa sunbae pernah tidur dengan wanita- wanita pemuas nafsu disana ?" tanya Rheeyo kagum.

"Sering, bahkan setiap malam aku kesana." jawab Hongbin.

Kenapa aku memberitahu kehidupanku ya, batin Hongbin.

"berarti setiap kali kau terlambat, kau habis dari sana." kata Rheeyo.

"Ya begitulah." jawab Hongbin. "Eh bagaimana kau bisa tau ?" tanyanya. Hongbin curiga dengan gadis disebelahnya ini.

"Kau menstalker aku ya ?" tepat sasaran. Rheeyo hanya diam dan cepat- cepat pergi.

"Hei, tidak semudah itu kau pergi." Hongbin menarik tangan gadis itu dan membantingnya untuk duduk di kedua pahanya.

"Sunbae, nanti ada yang melihat kita, turunkan aku." pinta Rheeyo.

Cklek

disaat moment yang sangat pas, Park Jiyeon (gadis yang terobsesi pada Hongbin, tapi Hongbin bersikap masa bodo dengannya ) datang dan melihat mereka sedang duduk sangat intim seperti itu.

"Kalian." katanya dengan mulut terbuka dan berekspresi kaget.

"Akan aku adukan kau pada guru, Park Rheeyo." ancamnya.

"Tunggu, ini tidak seperti yang sunbae pikirkan." kata Rheeyo sembari menghentikan Jiyeon tapi terlambat Jiyeon sudah pergi.

"Yak, bagaimana ini." Rheeyo bertanya pada Hongbin yang masih santai sedang gadis itu sudah berdiri dengan wajah paniknya.

"Hei, bisa tidak kau diam ?" tanya Hongbin yang santai seperti tidak ada kejadian apa- aapa.

"Bagaimana kau bisa tenang begini ?" tanya Rheeyo.

"Tenang saja, paling kita dikeluarkan dari sekolah." jawab Hongbin. "Kau takut jika dikeluarkan ?" tanyanya lagi.

"Tidak, aku sudah biasa dengan kemalangan dari kecil, tapi aku takut dengan dirimu, sunbae, kau pasti dikeluarkan dan setelah itu namamu akan tercoreng." jelas Rheeyo.

Gadis ini masih memikirkan diriku meski dirinya mendapatkan masalah yang lebih besar, batin Hongbin.

"Jika itu terjadi aku akan menanggungmu tapi jika itu tidak terjadi aku juga akan menanggung mu." kata Hongbin.

"Sunbae ?" bingung Rheeyo.

"Apa kau mau mengajariku tentang mencintai dan dicintai ?" Tanya Hongbin. kedua mata Rheeyo membulat ketika ia mengatakan hal itu.

"Sunbae, kita baru kenal." jelas Rheeyo.

"Maka dari itu, karna kita baru kenal aku berharap kau mau mengajariku." kata Hongbin. "Dan untuk anak itu, aku akan bertanggung jawab, anggap saja ia anakku." lanjutnya.

"Sunbae, kau serius ?" tanya Rheeyo tak percaya.

"Aku takut untuk mengatakan aku mencintaimu karna aku tidak mau seperti ayah ibuku yang menikah dengan cinta tapi setelah itu mereka hidup dengan tidak mencintai bahkan saling membenci." jelas Hongbin. "Aku hanya akan mengatakan padamu, tolong percaya padaku." lanjut Hongbin.

"Ijinkan untuk kau percaya padaku." Hongbin berlutut di depan gadis itu sembari memegang tangannya.

cuppp

Hongbin merasakan sebuah kecupan dikeningnya dan ia mendongak kearah gadis itu.

"Aku percaya padamu."

Seperti sebuah es batu yang menyirami sebuah bara panas di kepala dan hati Hongbin, sangat menyejukkan kepala dan hatinya.

End

dewie94

yang lain belum lanjut, yang baru udah buat lagi..
Maafkan om mu ini yang imajinasinya gak kebendung.

1, 2, 3, 4, 5, .......Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang