01

482 71 12
                                    

Hari itu hari Jumat tanggal 15 di bulan Mei, Taehyung ingat betul saat jam yang bertengger pada dinding kelasnya menunjukan pukul empat tepat. Ia terlalu mengingat semuanya. Helaan napas ringan dari Hansol disampingnya, berisik beberapa gadis yang sengaja duduk di belakangnya, gumaman samar orang-orang saat melihat asisten dosen mereka, dan gadis itu.

Cantik, seperti yang ada di ingatannya.

Kisah cinta Taehyung itu kampungan dan norak sekali. Mudah di tebak, dan menyebalkan.

Pria itu keras kepala mempertahankan perasaannya pada Soo Young yang mengilang tepat setelah mereka mulai berbincang dengan nyaman. Meninggalkannya dengan buku gambar ke sepuluhnya (ada gambar Taehyung disana) dan Taehyung juga mati-matiah menyimpannya. Memasukkannya dalam kotak dari karton pada lemari pakaiannya.

"Hyeong itu Soo Young, dia Joy!" bisiknya pada Hansol. Membuat laki-laki itu menoleh, dan memberengut mendapati seorang gadis berambut pendek yang celingukan mencari tempat duduk.

"Kau yakin itu dia?" Balasnya, berbisik pada Taehyung yang tengah tersenyum terlampau cerah pada gadis yang bahkan tidak menatapnya. Dia persis seperti orang sesat di jalanan malam Seoul.

"Dia Soo Young! Aku yakin!" katanya, mantap. Lalu dengan cepat Kim Taehyung mendorong Hansol. Hampir membuat pria bule itu terjerembab dan mengumpat jika saja ia tidak memiliki reflek yang hebat. "Menyingkir hyeong! Pergi! Biarkan Joy duduk disini." Lanjutnya, terlalu menggebu-gebu dan hampir membuat Hansol sakit hati karena Taehyung dengan mudahnya mengusir dirinya. Bangsat. Dia tidak sadar diri pada siapa biasanya dia merengek tentang tugas akhirnya, ha?!

"Minggir! Minggir! Minggir!" Ulangnya bersemangat. Choi Hansol, dengan helaan dramatis dan umpatan sepenuh hati akhirnya mengalah. Mengambil tasnya lalu dengan seenaknya duduk diantara gadis-gadis yang memekikkan namanya.

Tukang tebar pesona.

Melihat itu, Taehyung tetap tidak peduli. Pria itu menyiapkan senyum terbaiknya, bersiap menyambut Soo Young yang berjalan kearahnya. Gadis itu tetap cantik, meski dia tidak tersenyum, meski dia memotong rambutnya, meski ini sudah sepuluh tahun lamanya. Dia tetap cantik sebagaimana Taehyung menyimpan gadis itu dalam otaknya.

"Disini.. kau- maksudku- disini kosong," Taehyung meringis, menghalangi jalan Soo Young yang hampir melewatinya. Gadis itu sepertinya tak berniat untuk duduk bersamanya, ternyata.

"Um- kupikir itu miliknya." bibir gadis itu terangkat, sedikit. Sedikit sekali. Salah satu jarinya menunjuk wajah Hansol yang masih tebar pesona di belakang mereka.

"Milikmu- maksudku, pria itu tidak mau duduk disini. Kau- kau saja."

Alis Soo Young terangkat sedikit, tapi dia menurut. Dia menaruh tas selempang dari kain percanya (tas gembel, menurut beberapa orang dari SMAnya) dia kembali tersenyum saat Taehyung tersenyum. Tapi tetap saja, ini terasa risih.

Laki-laki itu terus menatapnya dan tersenyum!

"Ah- aku Park Soo Young." gadis itu membungkuk, mencoba tetap ramah meski ia ogah setengah mati. Dia bukan tipe orang yang suka bersosialisasi sebenarnya. Dia suka mengurung diri dikamarnya. melamun, mengumpat, menangis, apapun. Apapun yang membuat dia tidak perlu menjawab rasa penasaran tipu-tipu orang disekitarnya.

"Aku tahu." Taehyung meringis, membuat persegi menawan di bibirnya dan Soo Young merasa pernah bertemu dengan laki-laki itu sebelumnya.

"Kau.."

"Kita sama-sama benci belalang di saku celana Chanyeol Park." Katanya, memutus gumaman lambat Soo Young yang menyipitkan mata.

Gadis itu terdiam sesaat, mungkin enam detik. Lalu matanya membola dengan besar dan tangannya menunjuk hidung Taehyung berlebihan, lucu sekali.

SEE [BTS TAEHYUNG FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang