ACDP ~ Chapter 1

5.1K 130 20
                                    

Hai, teman-teman. Maaf karena aku unpublish. Tapi ini sudah aku revisi. Selamat membaca. Jangan lupa

Vote dan Comment.

Nb: untuk kalimat bercetak miring itu 'Flashback'

¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥

Mentari bersinar cerah namun, tak secerah wajah seorang gadis yang sedang duduk termangu memandang jalanan. Gadis itu bernama Arsyla Romeesa Mufia. Dia mendengus sebal dengan berita pagi tadi. Berita yang meluluh-lantahkan hatinya dan sangat mengecewakan itu. Berulang kali ia berusaha untuk mengelak dan memelas di hadapan kedua orang tuanya. Akan tetapi, hasilnya nihil. Keputusan itu sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat. Ayahnya juga selalu menggunakan jurus andalannya. Sekarang hanya helaan pasrah yang keluar dari bibirnya.

***

Tiga bulan sebelumnya…

“Assalammu’alaikum bunda, bagaimana kabar bunda di sana?”

“Alhamdulillah bunda baik. Bagaimana denganmu? Bunda sangat merindukanmu,” ucapnya sendu

“Arsyla juga baik bun. Arsyla juga rindu bunda.”

“Apa kau masih sering sesak napas?’

“Akhir-akhir ini sudah jarang, Bun. Sebentar lagi Arsyla akan ujian akhir semester, aku minta doanya ya, Bun.”

“Tentu, nak. Oiya, sebenarnya ada yang ingin bunda sampaikan.”

“Apa itu, Bun?” tanyanya penasaran

“Arsyla, bagaimana jika semester selanjutnya kamu pindah pondok yang dekat dengan rumah.”

“Mengapa memangnya?”

“Bunda enggak tega kalau kamu sakit jauh dari bunda. Lagian jarak rumah kita dengan pondokmu terlampau jauh.”

“Hmmm….”

“Apa kamu sudah betah di sana?”

“Belum juga sih, Bun. Tapi Arsyla tidak mau di pondok lagi, jika di sekolah umum Arsyla mau untuk pindah.”

Beberapa detik tak ada suara yang terdengar. “Baiklah, kita akan membicarakannya nanti. Bunda inginnya juga seperti itu. Tapi keputusan final kita lihat kondisi nanti saja.”

Mendengar jawaban Bundanya yang seperti itu membuat Arsyla bersorak gembira di dalam hati. “Terima kasih. Arsyla sayang bunda. Sampai jumpa waktu liburan, Bun.”

“Bunda juga sayang Arsyla. Sampai jumpa. Assalammu’alaikum,”

“Wa’alaikumsalam.”
Arsyla beranjak dari ruang informasi, ia beranjak menuju kamarnya dan bersiap-siap untuk melanjutkan aktivitasnya.

¤¤¤
“Apa yang barusan bunda katakana? Arsyla tidak salah dengar bukan?”

“Tidak sayang, ayo segera bersiap-siap.”

Aku tidak mau di pondok lagi, Bun. Kata bunda Arsyila akan sekolah di sekolah umum.”

“Bunda kan tidak janji. Bunda bilang keputusan final lihat kondisi nanti.”

“Tapi aku enggak mau, Bun. Ayolah, Arsyla mau lanjut tidur lagi.”

Bunda pun berjalan ke arah Kasur. “Ayo cepetan bangun. Kita sudah kesiangan ini.”

“Bunda, jangan paksa Arsyla, Arsyla tidak mau.”

“Ayah…… Arsyla tidak mau bangun, nih.”

Ada Cinta di PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang