Membingungkan

244 7 2
                                    

Hai guys wkwkkw.....gimana kabar kalian,moga aja pada sehat yah amin....
Guys sorry yah lama up date nie cerita. Selamat membaca. Tinggalkan jejak yah jangan sampai kaya mahluk astral yang cuman bisa lintasin jalan gue sekilas wkwk 😂😂😂....

*****

"Setan lo kemana aja hah, ijin sih ijin tapi gak lama juga keles." Teriak Wanda mengagetkan Dea yang kebetulan sudah duduk manis dibangkunya.

"Anjir... suara elo ngagetin gue. Bisa gak lo lo pada diem!"

"Kalo gue disuruh diem, ngapain juga gue dikasih mulut hah, jangkar lo" Cerca Wanda tanpa dihiraukan oleh Dea yang sekarng terdiam dan memandang lurus kedepan. Wanda dan Elisa jadi terheran-heran.

"Lah, napa lo. Ko kaya kebingungan gitu?" Tanya Elisa tiba-tiba. Yang diangguki Wanda karna penasaran meliaht Dea yang gak kaya biasanya.

"Tadi gue liat teroris, gue ngerasa tadi kaya ada di film action."

"What." Pekik Wanda dan Elisa bersamaan dengan suara kerasnya membuat semua siswa yang ada diruangan menatap mereka jengah.

"Lebay banget sih lo berdua, udah ahk jangan bahas itu bikin gk mood aja. Lagian ini udah ulangan apa belum sih wan?" Kata Dea yang mengalihkan pembicaraanya.

"Belum nih, lagin pak ganteng kayanya belum datang dari tadi gak tau kenapa."

"Jelek aneh itu namanya wanda, bukan ganteng oke. Tapi tuh guru jelek tumben telat dijam pelajaranya"

"Mana gue tau, tapi tumben juga elo tanya tuh guru ganteng. Hayo mulai kesemsem yah." Goda Wanda sambil mencolek dagu Dea. Elisa terkikik melihat Dea pipinya yang memerah karna tingkah sahabatnya yang jail.

"Kampret lo." Teriak Dea menahan malu sedangkan wanda dan Elisa ngakgak dihadapanya.

What... kenapa gue bisa tanya tuh guru kenpa gak ngajar lagi, aduh gue itu kenapa sih. Lagin ko gue Jadi penasaran sama tu guru yah, ada yang gak beres deh... huaaaa mama ko Dea mikirin Dia si guru kejam bin aneh plus jelek sih.

-------

Mata elang tajam itu menyala-nyala seakan ada api neraka didalamnya dan mampu membuat bawahanya tertunduk takut. Seakan tak ada hari esok bagi orang yang ada didekatnya untuk hidup karna sekarang si pemimpin itu sedang marah beasar pada mereka.

"Jadi kalian tidak bisa menagkapnya heh?" Tanya Riz tajam sambil menatap anak buahnya satu-persatu. Tak ada yang menjawabnya mereka terdiam tertunduk patuh, menurut mereka sama saja jika menjawab tapi hasilnya tetap sama dan akan mengundang amukan singa pejantan yang kalap.

BRAK....

"Jawab!" Emosi yang tak terkontrol membuat Riz tak sadar dan tak perduli seberapa kemarahanya saat ini. Yang dia inginkan hanya Exclo Marfello seorang adik dari bandar narkoba nomer satu yang merupakan targetnya sekarng. Gagal itu adalah kenyatan pahit bagi Riz seorang pemimpin Agen rahasia itu, sengaja dia tak masuk kelas untuk mengajar apa lagi hari ini ada ulangan akhirnya dengan terpaksa dia membatalkan dengan mengalihkan keguru lainya.

"Maaf, Big Bos. Kami tidak bisa menangkapnya karna dia terlalu licik dan cerdik untuk mengalihkan perhatian kami." Jawab tegas salah satu dari 10 anggota yang ada diruangan serba hitam perpaduan putih itu.

"Dan kalian terpancing begitu saja hah." Geram Riz sekali lagi dengan nada dingin dan datar. Semua yang ada disanah meneguk ludah mereka dalam-dalam tak terkecuali Davon dan Farius yang menganggapnya sudah biasa jadi mau gimana lagi kecuali diam dan mendengarkan amarahnya.

Tiba-tiba. Riz tersenyum misterius dibalik masker hitam itu tanpa tak ada seorangpun yang tau bahwa pemimpinnya memiliki rencana yang akan membuat seluruh orang terkejut dibuatnya.

"Davon dan Farius ikut keruanganku sekarang" perintahnya dingin tanpa bantahan.

Devon dan Farius mengangguk patuh ke arah Riz sambil melangkah pergi mengikuti Riz yang masih tertanam amarah beserta emosi.

--------

Deriz Carlo Davond

"Nama yang menarik tapi orangnya sangat cerdik dan tak tau diri." Gunam Lelaki tampan itu dengan seringai senyuman jahatnya yang menghiasi wajahnya.

"Cari tau identitas lengkapnya tanpa ada yang tertingal meskipun itu secuil upil." Titahnya kepada Antoni dengan santai sambil menghirup aroma bir dari gelas putih itu.

"Siap, Tuan." Jawab Antoni yang merupakan asisten lelaki tampan berambut cepak itu.

Kau sudah menantangku rupanya, bersiap2lah untuk mati. Cih, ingin memghancurkan bisnisku, mimpi saja kau Riz.

--------

"Ihk mana sih kak Deva, katanya mau jemput gue. Lah ini gue udah nunghuin tapi tuh orang kaga nongol2 juga" Gerutu Dea didepan gerbang, ia menengok kesana kemari tak melihat mobil kakanya itu sejak tadi padahal sudah 1 jam setengah dia menunggu jemputan.

Dea segera meraba pundak yang menjadi kebiasaannya saat lagi kesal untuk memegangi selempang tas kesayangan nya, namun ia tak merasakan adanya tas berwarna navy itu dipundaknya saat dilihat dan OMG. Pekik Dea kaget

"Anjir, tas kesayangan gue ketinggalan dikelas. Dmn, saking asiknya gue mikir tanpa memperdulikan tuh dua cucurut yang manggil gue karna ninggalin tas tergeletak begitu aja." Cerocos Dea tanpa henti disepanjang koridor sekolah yang memutuskan untuk mengambil tas navy nya kembali diruangan kelas. Alamak

Selangkah lagi menuju kelasnya, Dea dibuat kaget dengan ruangan TU yang terbuka begitu saja yang dekat disebelah kelasnya padahal guru-guru sudah pada pulang dari 1 jam yang lalu. Jangan-jangan.

Tunggu ko ada suara sepatu yang melangkah mau keluar dari TU? Aneh.

Dea bersembunyi dibalik tembok kelasnya sambil mengintip sesekali ke arah ruangan TU yang dicurigainya itu. Mata Dea menyipit ketika suara langkah kaki itu mulai mendekat, sedetik kemudian mata Dea melebar dibuat kaget ketika melihat pak Nana guru bahasa inggris yang terkenal tampan meskipun masih tampanan pak Tama menurutnya. WHAT pak Tama

"Ya elah sempat2 nye aja gue tuh bandingin ketampanan pak Tama ama pak Nana ckkck, otak eror harus di bersihin lagi kayanya pake paksin setadium akhir kalo bisa moga aja gue gak mati saat tuh minum paksin." Ucap Dea gaje dalam hati.

"Hallo, Mar." Kata Pak Nana yang menjawab telpon dari sebrang sana. Sementara Dea menyerinyitkan dahinya seperti berfikir dalam diam nya tanpa tidak lepas menatap Pak Nana dari tempat persembunyian.

"....."

"Oke, gue kesana sekaran. Lo tunghu yah"

"....."

"Sip,ya sudah." Tut...tut...tut...

Akhirnya Pak Nana berlalu pergi dengan langkah yang terburu2, Dea memandangnya Bingung seakan ada yang disembunyikan dari guru itu.

Entahlah.

Tanpa babibu Dea segera mengambil tas navy dimejanya dengan perasan masih gundah gulana. Aneh sekali

"Sit, gue ini kenapa sih jadi ribet kaya begini mikirin tuh guru2 yang gak jelas banget."

---------

Salam.....

Rani😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE TEACHER HANDSOME [ MYSTERIOUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang