2

152 17 5
                                    

Hari semakin hari terus bergulir. Toru masih asyik dengan gitar nya. Ya walaupun dia anak nakal yang selalu berbuat ulah setiap hari bahkan setiap saat, tetapi kemahirannya dalam memetik gitar tidak diragukan lagi. Lihai nya dia dalam bermain gitar memang sudah diturunkan dari sang ayah. "Kurasa kau lebih baik bermain gitar, daripada harus berurusan dengan para guru BK di sekolahmu" ucap ibu Toru yang sedari tadi tengah duduk santai diruang tengah sambil mendengarkan petikan gitar sang anak. "Ibu mau, kamu berubah Toru. Demi masa depanmu. Ibu sudah geram dengan kelakuanmu"

"Sudahlah, Bu. Aku ini masih anak-anak" ucap enteng Toru tanpa rasa bersalahnya. Persis saat ia ucapkan kepada Ryuka sensei. Selalu berbicara enteng tanpa rasa bersalahnya. Sang ibu hanya menarik nafas, lalu pelan-pelan ia keluarkan. "Terserah kau, nak. Aku tak mau kelakuan ayahmu menurun kepadamu" ucap ibu Toru dalam hati dengan wajah yang pasrah.

Keesokan harinya

"Ngomong-ngomong kau bisa bermain gitar?" ucap Taka sambil mengunyah biskuit sesekali sambil menghisap rokok disebuah bar. Walaupun Taka adalah pria 'sebelas dua belas' dengan Toru, tetapi kebiasaan uniknya yaitu selalu memakan biskuit entah dimana pun dan kapan pun. "Ya sedikit-sedikit. Memangnya kenapa Mori-chan?" balas Toru sambil meminum sedikit bir yang alkohol tidak terlalu banyak. Sehingga tak akan membuat mabuk. "Ah, aku ingin sekali membuat band" ucap Taka sambil melamun dengan seribu angan-angan yang ada dipikirannya. "Hmm, aku sama sekali tak tertarik dengan apa yang nama nya band. Aku hanya suka bermain gitar. Itu juga hanya sebuah hobi. Tak lebih. Aku hanya ingin menghabiskan masa muda ku dengan bermain" ucap Toru yang sangat diperjelas. Bahwa, kenakalannya tak akan bisa diubah walau sedikit demi sedikit. "Kau memang keras kepala, Toru-chan" ucap lirih Taka sesekali memakan biskuit favoritnya. "Hei? Apa yang kau sebut tadi? Toru-chan?" urai Toru dengan kagetnya. "Ah tak apalah, Toru. Agar kau terlihat kawaii dipanggil nama itu" ucap Taka sambil memegang pipi Toru seakan-akan gemas dengan Toru. "Ah, baka!" ucap jijiknya lalu menoyor kepala Taka dengan kerasnya. Taka hanya tertawa lalu menahan sakit sesekali melihat wajah Toru yang amat kesal. Karena Toru yang sifatnya keras kepala dan wajah datarnya, Taka selalu menyempatkan untuk menjahili Toru. Ya, walaupun Taka hanya sesekali menjahili Toru, tetapi umpan pertama Taka untuk menjahili orang adalah Tomoya. Ah, sayang sekali Tomoya tak datang hari ini. Karena dia ada keperluan mendadak yang tak bisa ditinggalkan, sehingga buyar sudah rencana Taka untuk menjahili Tomoya.

MEET IN THE MIDDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang