Baby's Breath

24 2 0
                                    

"Heol...", 'bruk', aku menghempaskan diri ke atas ranjang setelah lebih dulu melemparkan tas ku yg berisi laptop ke karpet lembut di bawahnya. Karpet merah lembut yang aku suka. Ah... Kenapa kamar Yoongi nyaman sekali... Seandainya aku sekaya dia...

Yoongj, yang sedari tadi tiduran sambil mendengarkan musik, melirikku, & melepas headset nya. "Gimana bimbingannya?", tanya Yoongi sambil memonyongkan bibir tipisnya & memejamkan mata, minta cium.

"Ya.. gitu.. Masih banyak salah ketik.. Harus ambil data lagi ke lab kampus sebelah.. ", jengkel rasanya harus mengulang ingatanku akan dosen pembimbing TA ku yang cerewet & banyak maunya, untuk sekedar menjawab pertanyaan Yoongi. Tapi kamu tau Yoongi, kan.. Dia lebih menyebalkan dari dosen pembimbing TA ku. Jauh. Dia akan terus mencercaku dengan pertanyaan jika aku tidak menjawabnya. Bibir tipisnya yg sekarang masih bertahan dimonyongkan itu adalah benda tercerewet di dunia.

"Yoongi, boleh aku minta uang?", aku memilin milin sprei merah & memandanginya, padahal tidak ada apapun di sana.

"Berapa? Buat apa? Sama siapa pergi belinya? Jangan buat beli CD KPop lagi. Kamu ga liat, kamarku ini sudah penuh CD KPop mu, duh, sumpek, tau. Kamu tau aku pasti kasih uang karna kamu pacarku tapi apa kamu mau menguburku hidup hidup di bawah tumpukan CD KPop? Kamu ini sudah 23 tahun. Jangan KPopan terus-".

"Emang ga bisa ya, jawab 'boleh' atau 'ga boleh' aja?", seperti itu lah, dia akan selalu mengomel hanya karena hal simple.

"Ga boleh", jawabnya kemudian.

Aku mengamati lekat foto ayah ibunya yg berbingkai merah di atas buffetnya. Masih kuingat saat kupilihkan bingkai itu. Ah, benar-benar keluarga yang sempurna. Ayahnya kaya, ibunya juga, Yoongi tampan, & anak tunggal.

"Yoongi, kapan kamu mau nikahi aku..?", aku bertanya lirih, sembari membayangkan aku tinggal di condo mewah hadiah pernikahan kami dari ayahnya, bukan lagi di apartemen ini.
Yoongi diam, tidak ada jawaban.
Aku bangkit, mengambil tas ku, & merogoh sesuatu dari dalamnya. Sebuah batangan kecil yg kemudian aku sodorkan padanya.

"Sepertinya aku hamil.. Itu test pack ke-7 yg positif-", Yoongi hanya melirik, & menungguku melanjutkan ucapanku yang gamang.

"Jungkook. Ini anak Jungkook. Beri aku uang untuk aborsi. ... Terserah sih, pinjamin juga boleh. Aku akan ganti dalam 6 bulan", terlalu gengsi untuk memohon, aku menahan nada suaraku agar tidak terdengar menahan tangis.

Yoongi menyodorkan kartu ATM nya yang berwarna hitam dominasi perak, "Ambil aja 2 juta", ucapnya.

...

"Kamu bawa uangnya?", Jungkook bertanya setelah memesan 2 gelas kopi untuk kami.

"Rum lebih?", aku bertanya sembari melirik ke gelasku.

"Iyya...", Jungkook kemudian duduk, menatapku, & menggenggam tanganku, "Maaf...".

Ah, terasa kecut di hatiku. Kenapa aku harus punya anak dari gay sialan ini. Aah.. Bodohnya aku.. Kenapa malam itu aku mengajaknya seks tanpa pengaman & membiarkan dia merilisnya di dalam. Di mana otakku saat itu yang berpikir bahwa seorang gay tidak akan bisa membuahi perempuan.

"Gimana Hoseok?", aku menanyakan respon kekasih Jungkook atas kehamilanku.

"Dia nangis. Kami putus. ... Tapi ga lama, setelah itu dia ngajak balik lagi.. Hehe", sialannya anak ini masih bisa memamerkan gigi kelincinya yang besar-besar di saat genting seperti ini. Ah, aku heran kenapa semua orang bisa menyikapi ini dengan tenang.

Aku memandangi kopiku dalam gelas sakura merah jambu. Sudah musim semi, tapi cuaca masih tetap dingin. Hendak kumasukkan tanganku dalam saku jas ku agar hangat ketika bersamaan dengan itu Android ku bergetar-getar kecil menggelikan sambil berbunyi lirih 'lain, lain, lain'. Ahh.. Jinja. Seseorang memborbardir Line ku.

'Menantu.. Selamat ya..
Yoongi bilang kamu sedang hamil..
& kalian akan menikah 2 bulan lagi setelah wisuda mu..
Aku senang sekali..
Beri aku cucu laki-laki',
Yoongi's Mom.

What.

"Ayo, kita ke dokternya sekarang", Jungkook menarik tanganku & mengajakku pergi dari kedai kopi itu.

Aku melepaskan tangannya dengan kasar. Dia menatapku heran.

"Jungkook.. Aku.. Aku.. It's ok, aku akan mempertahankan anak ini".

Mata Jungkook yang sudah bulat besar itu semakin membulat & membesar. Menggemaskan sekali. Lalu aku limbung, pingsan karena ucapanku sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby's BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang