[1] meet her

52 4 2
                                    

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang bagi siswa siswi SMA Garuda. Khususnya siswa siswi kelas sepuluh yang akan mengikuti Masa Orientasi Siswa. Salah satunya Starla, yang kini sudah memakai seragam barunya dengan rambut ikal coklatnya yang ia biarkan tergerai dipundak.

"Sekolah dulu ya bang, ntar jemput jam dua belas." pamit Starla pada kakaknya--Dellon, yang berbeda empat tahun dengannya.

Ia melangkahkan kakinya turun dari mobil dan melewati pintu gerbang SMA Garuda. Wajahnya berseri seri menatap gedung sekolah barunya. Sampai kemudian...

Brukk

"A-aw!" Starla meringis kala tubuhnya jatuh ditabrak seseorang. Ia memegang lututnya yang terasa sedikit nyeri. Dengan perasaan yang sedikit emosi ia memutar kepalanya menghadap sang penabrak.

Dari name tag seragamnya Starla bisa mengetahui bahwa yang menabraknya bernama, Sergio. Sergio mengulurkan tangannya, berniat membantu Starla berdiri. Starla menyambut uluran tangan Sergio dengan terpaksa.

"Kamu gapapa?" Tanyanya dengan suara yang sedikit serak. Yang membuat Starla memutar bola matanya kesal.

"Udah tau abis jatuh, apanya yang gapapa?!" Jawabnya jutek lalu meninggalkan Sergio yang mematung ditempatnya berdiri.

---

"Starlaaaa!!!" Retta--sahabat Starla sejak kelas dua SD berlari menghampirinya yang membuat Starla menautkan kedua alisnya. Retta yang menyadari sahabatnya tengah kebingungan, mengulum senyumnya.

"Loh, kok kamu disini sih?" Tanya Starla sambil memperhatikan sahabatnya dari puncak kepala sampai ujung sepatunya. Lalu melanjutkan pertanyaannya, "Bukannya pindah ke Bandung?"

"Nggak jadi." jawab Retta dan memamerkan deretan giginya yang dipasang kawat gigi.

"Kenapa nggak jadi?"

"Ih, ga seneng banget deh kamu."

Starla memutar bola matanya ketika Retta mengubah wajahnya menjadi 'sok sedih'. Lalu menggandengnya ke tengah lapangan, tempat seluruh siswa kelas sepuluh berkumpul.

---

Sergio memperhatikan gadis berambut coklat di tengah lapangan yang tadi pagi ia tabrak dari lantai dua. Senyumnya mengembang kala gadis itu mengeluarkan ekspresi ekspresi lucu yang membuatnya gemas. Jantungnya berdegub kencang tiap kali melihat mata coklat Starla, serta perutnya yang serasa dipenuhi kupu kupu berterbangan tiap kali ia melihat senyum manisnya.

"Padahal baru tadi pagi ketemu." gumamnya. Membuat tiga teman disebelahnya saling tatap.

"Ekhm." Galih--salah satu teman seperjuangan Sergio berdehem sambil menepuk pelan pundak Sergio. Sergio tidak terkejut, tapi ia sedikit malu ketika tertangkap basah sedang memperhatikan gadis baru yang sukses menarik perhatiannya sedari tadi.

"Yah, gimana dongs Lih, abang Gio udah menjadi milik orang lain." Gilang--kembaran Galih ikut menggodanya, membuat Sergio mengulum senyumnya.

"Aduh bang, adek terlupakan" ceplos Daffa yang sedang memegang gitar di tangannya. Rasanya sekarang wajah Sergio sudah semerah tomat rebus.

---

"Star, ayo ke kantin!" ajak Retta yang membuat Starla memalingkan pandangannya dari buku catatan merah mudanya. Kemudian Starla mengangguk dan melangkah menuju kantin. Sesampainya di kantin, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin, mencari tempat kosong untuk mereka.

"Nggak ada tempat kosong ya, Rett?" katanya sambil terus mencari.

Tiba tiba sebuah tangan hangat menggenggamnya, membuat Starla terkejut. "Cari tempat kan?" Tanya Sergio. Ya, yang menggenggam tangannya adalah Sergio.

Starla membulatkan matanya dan melepas genggaman Sergio. Lalu menggandeng Retta keluar dari kantin tanpa menatap Sergio. Retta yang melihatnya mengernyit bingung.

"Oke, sekarang jelasin" kata Retta begitu mereka sampai di pinggir lapangan. Starla menghela nafas, kemudian menatap Retta yang nampaknya sudah kepo seratus persen.

"Tadi pagi aku ditabrak dia di depan, terus dia ngerusak mood ku banget lah ya, males aja ngeliat dia, mana tadi langsung gandeng lagi, kan ngeselin" jelas Starla yang membuat Retta memutar bola matanya.

"Ya ampun, tuan putri moody, gitu doangg??" kata Retta sambil membenarkan posisi duduknya, lalu menatap Starla. "Lagian dia lumayan ganteng tau, dan keliatannya baik" lanjutnya. Starla menghela nafas malas.

Kemudian ia melihat Sergio berjalan ke arah mereka membawa plastik putih ditangannya. Alis Starla bertautan menatapnya. Berbeda dengan Sergio yang sedang merasakan kupu kupu berterbangan di perutnya. Dan sepertinya nafasnya tersumbat, serta jantungnya mulai nggak normal lagi. Ah namanya juga cinta.

"Nih, buat kalian" katanya sambil menyodorkan plastik putih tersebut. Retta langsung mengambilnya. Ada dua botol mineral dan dua porsi siomay di dalamnya. 'Astaga, yang bener aja, dia baik banget, gila.' Ucapnya dalam hati lalu menatap Sergio tidak percaya.

Sementara Starla memalingkan wajahnya, tidak mau menatap Sergio ataupun isi plastik yang ia berikan. Membuat Sergio gemas dan menariknya ke tengah lapangan. Retta melotot melihat Starla yang berjarak hanya beberapa senti dari Sergio.

"Aku suka sama kamu," katanya memecah keheningan beberapa detik yang lalu. Lalu ia menatap bibir merah Starla dan melanjutkan perkataannya, "Mulai sekarang kamu pacar aku."

Dua kalimat yang sukses membuat Starla melotot. Belum sempat ia membuka mulutnya lalu..

Cup

SERGIO MENCIUM KENINGNYA?!

---

Hai gengs!
Terima kasih udah mau baca part ini, semoga kalian suka ya, jangan lupa vote walaupun author tau ceritanya gaje, ribet, ga nyambung, hehehe. Jangan lupa comment juga ya gengs!

Aii laff yuu💞

STARLA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang