Blushing!!!!

39 1 0
                                    

"Dede tungguin gue ishhhh !!!!" teriak seseorang yang sedang berlari memasuki gerbang SMK ALVINS.

Gadis yang dipanggil justru terus berjalan mengabaikan temannya itu hingga si teman gadis tersebut berhasil menyusulnya sambil menggerutu.

"Gimana si De gua panggilin lo dari tadi juga ko ngga berenti, seenggaknya kan lo bisa nungguin gue dulu. Dasar si dedek gemessss" ujar orang tersebut sambil mencubit sebelah pipi si gadis yag di panggilnya dede.

"Apasihhhh??? panggil gue Vania kenapa sih atau Devania kan bisa, lo itu seneng banget panggil - panggil gue dede, emang sejak kapan lo nikah sama abang gue??" Jawab si gadis yang terlihat kesal.

"Ck, itukan panggilan kesayangan gue buat lo. kalo panggil Devania kepanjangan kali, klo panggil Vania kebagusan, sebenernya gue mau panggil lo Devan tapi ntar disangkanya gue manggil si The Popular Boy sekolah kita lagi, hahahahahahaha" ucapnya teman si gadis sambil tertawa nyaring membuat orang-orang disekitarnya menatap heran.

Si gadis yang bernama Vania itu pun langsung membekap mulut temannya sambil berusaha menatap garang temannya itu walaupun pada akhirnya bukan terlihat garang justru terlihat manis dan lucu.

"Rezi bisa diem ngga sih, malu tau di liatin orang - orang. Dasar bar - bar, ngapain juga pake nyebut nama Devan segala nanti kalo orangnya denger abis lo". Ungkap Vania seraya melepaskan tangannya saat temannya itu sudah sedikit tenang.

"Tenang ajah tuh orang jam segini belum nyampe sekolah. Tapi kalo di pikir - pikir nama kalian tuh mirip loh Devan dan Devania. Cie . . . Ati - ati jodoh mba!!!" goda teman si gadis yang bernama Rezi itu.

Mendengar godaan dari temannya tersebut membuat wajah Vania seketika memerah dan membuat gelak tawa Rezi yang sudah terhenti kembali terdengar. Rezi memang sangat hobi menggoda Vania karena sahabat satu-satunya ini sangat mudah merona jika sudah di goda sedikit saja. Sudah semacam penyakit bawaan lahir, bahkan ketika Vania sudah merasa sangat malu terhadap suatu hal bukan hanya wajahnya saja yang akan memerah tetapi warna merah akan menjalar hingga leher dan telinganya. Lucu bukan, tapi terlepas dari semua itu semua orang juga tau bahwa kedua sahabat itu saling menyayangi dan menjaga satu sama lain seperti saudara sendiri.

"Jodoh. . Jodoh . . lo kali sana yang jodoh sama dia. Gue sih ogah". Merasa kesal dan malu akhirnya Vania meninggalkan Rezi begitu saja menuju kelasnya.

"Yah yah ko gue ditinggalin lagi sih, woy dede tungguin gue elahh". Rezipun berlari mengejar Vania yang sudah pergi mendahuluinya.

Tanpa mereka sadari sejak tadi interaksi mereka sudah di perhatikan oleh 4 orang laki-laki yang sedang berdiri tak jauh dari tempat itu.

***

Jam pelajaran Matematika merupakan salah satu mapel neraka bagi Vania bukan karena susah menjawab soal atau memahami materinya melainkan karena guru mapel Matematika ini yang tak lain adalah Pak Yusuf sangat suka menggoda Vania karena tau bahwa muridnya tersebut gampang sekali memerah jika di goda. Ya, hal ini sudah menjadi rahasia umum jadi jangan heran jika Vania akan menjadi bahan godaan siapapun hanya sekedar untuk melihatnya memerah, karena tak bisa di pungkiri bahwa wajah Vania yang memerah benar-benar terlihat menggemaskan.

"Vania, kerjakan soal no. 5 di papan tulis". Ujar Pak Yusuf.

Ck, alamat gue bakal dibully lagi nih  ucap Vania dalam hati.   

"Iya Pak". Ujar Vania seraya melangkah gontai menuju ke depan kelas.

"Dan Devan kerjakan soal no. 6 di sebelah Vania". Lanjut Pak Yusuf membuat gerak jari Vania yang sedang mengerjakan soalnya terhenti seketika dan menolehkan tatapannya ke arah anak laki-laki yang sedang duduk di pojok paling belakang kelas dengan tampang ogah-ogahannya.

Blushing!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang