Standar Disclaimer Appiled
.
.
.
.Doute © Tsurugi De Lelouch
.
.
Draco Malfoy and Hermione Jean Granger
.
.
.
Enjoying for reading and review
.
.
.
.
Ini sudah buku yang ketiga dibaca oleh gadis—err lebih tepatnya seorang wanita berambut cokelat tebal yang dikuncir tinggi. Iris matanya sangat fokus membaca paragraf demi paragraf buku yang memiliki ketebalan 150 lembar itu. Sesekali dia melirik pintu asrama ketua murid dan kembali menekuni membaca lagi. Tampaknya dia menunggu seseorang yang belum kembali aula.
Hermione melirik jam di dinding ruangan rekreasi dan—demi merlin. Sekarang sudah menunjukkan jam sebelas malam tapi rekan ketua muridnya tidak kunjung kembali lalu kecemasan dan kekhawatiran mulai menguasai pikirannya. Dirinya kemudian beranjak dari sofa dengan membuat cokelat hangat lalu ia duduk di sofa kembali.
Tok...Tok...
"Mione... Mione... tolong ucapkan kata kunci pintu ini!"
Suara yang Hermione yakini bukan rekan ketua muridnya akan tetapi terdengar dari nadanya adalah sahabatnya—Harry. Dengan menaruh gelas yang berisi cokelat panas di meja, Hermione melafalkan kata kunci hingga pintu terbuka lebar.
Iris matanya membulat kaget karena rekan ketua muridnya tengah digotong oleh Blaise dan Theo juga disampingnya ada Harry dan Ron. Kondisi ketua murid putra bukan dalam keadaan baik-baik saja, terlihat wajahnya penuh lebam serta kancing bajunya terbuka sebagian. Tanpa menunggu lama, Hermione mempersilahkan mereka untuk membawanya ke kamarnya.
"Harry, apa yang terjadi pada Draco?" tanya Hermione.
Harry menyahuti pertanyaan sahabatnya. "Kau tahu, Mione. Kami termasuk beruntung menemukan Draco dalam keadaan seperti tadi kalau telat semenit saja kami tidak tahu apa yang terjadi."
"Apa maksudnya? Aku tidak mengerti maksudmu Harry?!" pekik frustasi Hermione.
Mulut Harry terkunci karena Blaise menjelaskan seluruhnya kepada calon nyonya Malfoy itu dengan panjang lebar. "Begini Hermione. Kau masih ingat dengan aksi lamaran Draco saat pesta beberapa hari yang lalu itu banyak mengundang pro dan kontra. Yang patut dipermasalahkan adalah kontra. Ada sekelompok orang yang tidak terima kalau kau dan Draco bersatu bahkan berniat untuk memutuskan ikatan kalian berdua."
"Itu benar, Mione." Hermione kini melirik Ron. "Mereka menganggap kalau kalian tidak pantas bersatu apalagi perbedaan status keluarga, itu persepsiku. Tapi kejadian yang kami berempat lihat. Draco dihajar beberapa pemuda juga aku menemukan sebotol ramuan yang membuat korban kehilangan energi sementara."
Hermione kini menahan segala emosi yang terpancar dari wajahnya. "Lalu?"
"Dewi Fortuna di pihak kami, ketika kami asyik membicarakan sesuatu. Blaise kaget mendapati Draco yang hampir diperkosa oleh tiga perempuan dan kami langsung melabrak sampai sekelompok itu ketakutan. Yaah, aku tak sengaja melihat kalau kelompok itu dari asrama Ravenclaw dan Hufflepluf," jelas Theo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doute
FanfictionKetika sebuah pertanyaan mengundang kebingungan antara keraguan dan kepercayaan. Mereka berdua harus memilih salah satunya. Tapi afeksi dan eksistensi mereka meleburkan keraguan itu dan membentuk sebuah kepercayaan./ Re-upload from FFn.