01

13 2 1
                                    

Seorang gadis dengan mata sayunya sedang menatap kosong ke arah jendela kamarnya.
Dari matanya terlihat aura kesedihan yang begitu mendalam,entah apa yang ada di fikirannya hanya dia dan tuhanlah yang tahu.

Rambutnya yang sedikit berantakan dan juga pakaiannya. Mata sembab seperti habis menangis berhari hari lamanya. Sungguh penampakan yang sedikit memilukan bagi gadis secantik "Viona Waldrich".

Dia pun beranjak pergi dari tempat ia berdiri,menuju kaca yang terpampang lebar di dinding kamar nya yang bersuasana monokrom.

Dia menatap dirinya dengan pilu sambil bergumam .

"Aa..apakah harus seperti ini?"
Sambil menitikkan air mata yang entah sudah berapa banyak ia keluarkan.

Tiba-tiba terdengar suara handphone berdering.
Antara enggan dan ingin melihat layar ponsel tersebut.

Dengan ragu-ragu tangannya sudah menggenggam dan melihat siapa gerangan yang menelfonnya setelah berhari hari ia abaikan.

Betapa tersayat hatinya saat melihat nama dari seseorang yang menelfonnya . Sungguh sesak sekali dadanya melihat nama dari seseorang yang selama ini begitu ia percayai dan tentunya berakhir dengan pengkhianatan.

Sekelebat ingatan seminggu yang lalu kembali berjalan dan menari di pikirannya.
Ya,kejadian yang membuatnya menderita sampai seperti ini. Sampai ia tidak percaya lagi adanya cinta dan harapan.



Ini cerita pertama aku ^^
I hope u like it ya readers .
Please Vote dan comment cerita ini ya,kalau ada kesalahan mohon di beri masukannya ;)

Danke :)
Dienda Müller

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang