1. Wo ai ni.

33 3 0
                                    

Sebagai petunjuk aja ya.
Latar tempatnya itu di jepang.
Percakapannya pake bahasa inggris ada yang saya terjemahin, ada beberapa juga yang tidak. Terutama percakapan antara kedua tokoh utama si perempuan dan laki-laki itu pake bahasa inggris.

Ok langsung ke cerita aja.

---------------

Di kala cerahnya siang hari.. Seorang gadis melompat-lompat kecil sambil menghitung dengan bahasa jepangnya "89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99.."
Dia berhenti kemudian melihat seorang laki-laki turun dari sepeda dan berdiri tepat di depan sepedanya. Dia segera mengambil handphonenya dan memotretnya "seratus" sambil tersenyum.
.
.

Di Toko Sepeda
Laki-laki itu bernama Tamotsu. Dia sedang memeriksa beberapa kerangka seperti roda sepeda di meja kerjanya.
Ada 2 orang pekerja laki-laki lain yang bernama Satoshi dan Hiroshi yang bekerja di toko sepeda itu,

Lalu datang seorang pelanggan perempuan berambut panjang mencoba berbicara kepadanya "permisi.." Tamotsu pun menengok ke arahnya lalu memberikan isyarat kepada Satoshi agar melayaninya.
Satoshi pun mengangguk dan menghampiri perempuan itu.

"ya, bisa saya bantu, mba?" ucap Satoshi dengan senyuman yang khas.

"eh, mungkin lain kali, mas." jawab perempuan itu sambil beranjak pergi.

"lah kok?" pikir Satoshi kebingungan.

"tentu saja, belakangan ini sering pelanggan perempuan kesini hanya ingin dilayani oleh Tamotsu." Hiroshi yang melihat kejadian itu langsung menghampiri dan berbisik kepada Satoshi.

"susah yah klo punya muka pas-pasan" keluh Satoshi.

"dianya saja yang terlalu tampan!" sambil melirik sinis Tamotsu yang masih sibuk di meja kerjanya dan memotret beberapa kerangka sepeda kemudian menguploadnya di instagram.

Masih sibuk dengan pekerjaannya, secara tidak sengaja Tamotsu menjatuhkan kaleng tipis berbentuk bulat dengan isi permen warna-warninya berhamburan di lantai. Dia pun segera memungut kembali permen-permennya itu ke tempatnya.
Kemudian terdengar suara di hadapannya "sumimasen.. ", tanpa menengok, "Satoshi, tolong" ucap Tamotsu yang masih sibuk memungut permen-permennya. "siaapp" Satoshi segera menghampiri pelanggan perempuan berambut pendek yang membawa koper itu.

"ya bisa saya bantu, mba?"

"umm.. Do you know this address?" jawab perempuan itu sambil menunjukkan alamat.

Mendengar itu Satoshi kebingungan tidak mengerti apa yang dikatakan perempuan itu.

"o-oh,ya? japanese? Japanese? Psst! Tamotsu!" Satoshi pun memanggil Tamotsu yang telah selesai memungut permennya.
"kau bisa bahasa inggris kan?" bisik Satoshi.

"yes, may I help you?" ucap Tamotsu pada perempuan itu.

"aku ingin kesini.." jawabnya dengan bahasa inggrisnya yang kaku sambil menyodorkan alamatnya.

Tamotsu pun mengambil alamatnya dan mengajaknya keluar toko untuk menunjukkan arah-arahnya.

Sementara itu Satoshi dan Hiroshi terpana melihatnya "sok keren banget ya." sambil mencoba menirukan gaya Tamotsu.

Selesai menunjukkan arahnya, Tamotsu pun kembali ke dalam Toko.
Beberapa menit kemudian, perempuan itu kembali lagi

"maaf, penjelasanmu sangat rumit. Aku tersesat."

Tamotsu pun menjelaskanya kembali, tapi perempuan itu memotong penjelasannya

"maaf, tapi ini pertama kalinya aku disini, aku sangat buruk mengenai arah. Bisakah kau menghantarku?"

"eh?"

"kumohon!"

"excuse me?"

"please! I'm begging you!"
Pintanya sambil memegang lengan Tamotsu.

"okay, okay. Wait."
Tamotsu pun akhirnya setuju dan berpamit kepada kedua temannya yang masih di dalam toko
"aku keluar sebentar!"
teriaknya dari luar. Kemudian dia mengambil sepeda yang terpajang di depan tokonya dan berjalan sambil menuntun sepedanya. Perempuan itu pun mengikuti di sampingnya.
.
.
.
Sambil menuntun sepedanya Tamotsu berjalan sesuai map yang ditunjukkan oleh smartphonenya.

"aku sangat minta maaf telah merepotkanmu, dan aku sangat bersyukur kau bisa berbahasa inggris." perempuan itu memulai bicara.

Tamotsu hanya diam tidak merespon sambil terus melihat map di smartphonenya.

Kemudian tiba-tiba terdengar suara hp berdering memecahkan suasana sunyi mereka.

"ah, excuse me. Just a moment."
Tampaknya perempuan itu mendapatkan telpon masuk. Diapun segera menjawabnya dengan bahasa inggrisnya.

"hallo?
.
Okay.
.
Seorang laki-laki yang baik sedang menunjukkan jalannya kepadaku.
.
Kenapa kau selalu berdiam diri?
I mean, jika kau lebih terbuka, mungkin dunia akan terasa sempit.
.
Yap.
Aku akan disana secepatnya.
.
Wo ai ni"

Saat perempuan itu menutup telponnya, Tamotsu sekejap melirik ke arahnya.

"maaf"
ucap perempuan itu pada Tamotsu.

Tamotsu kembali melihat mapnya sambil berkata
"kau punya pacar, kenapa kau tidak memintanya menghantarmu?"

"karna dia tidak memintaku untuk datang. Aku datang karna kemauanku sendiri."

.

Beberapa menit mereka berjalan menelusuri gang kecil, mereka pun berhenti di depan rumah kecil yang tampaknya seperti kosan

"it must be here." ucap Tamotsu.

"oh, right. Terimakasih"

Tamotsu pun menaiki sepedanya "sama-sama"

"I'm Choho. Choho Lee. What's yours?"
tanya perempuan itu sebelum Tamotsu pergi

"Tamotsu. Bandou Tamotsu." Tamotsu pun mengayuh sepedanya menjauh.

###
----------------

Lanjut ke bagian ke 2 ya.

Maaf klo pendek, ada typo dan penulisannya nggak jelas masih amatir >.<

Sumimasen itu bahasa jepang seperti ucapan permisi.
Sedangkan Wo ai ni itu seperti ucapan sayang / aishiteru.
Dan mungkin ada yang bingung maksud dari seratus itu posisi laki-laki berdiri itu seperti angka 1 dan sepeda di belakangnya seperti dua angka 0 pada rodanya. Jadi klo digabung menjadi bentuk angka 100.

Tolong kritik dan saran di kolom komentar ya 😊

Wo Ai Ni In TokyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang