four : confession?

297 9 1
                                    

[evan's pov]

Gue tersenyum kepada kak Tessa. Lalu, gue segera ke kamar Teo. Ketika gue buka pintu kamarnya, dia lagi senderan di kasur, main laptop with his headphones on.

Dia terlihat kaget ketika gue masuk kamar. Gue tersenyum kearah nya. "Hahaha, you surprised eh?"

"Ah b aja. Ngapain lu kesini?" Ucap Teo sambil sibuk dengan laptopnya.

"Gue cuma mau jenguk. Lagian lu gamasuk, gaseru kalo gaada lu" kata gue pura-pura pasang muka cemberut. Lalu gue duduk di samping Teo. Teo menggeser badannya. Dia menggigit bibirnya.

"Main apasih? Serius amat" tanya gue. Entah kenapa jantung gue merasa berdebar-debar ketika di deket Teo. Apa ini rasanya cinta??!

Teo membuka headphone nya, dan ia berkata, "lu ngapain kesini? gue udah fine kok. Gaperlu jenguk gue" Ia memakai heaphones nya kembali.

"Oh, gitu? Lu ngusir gue? Yaudah deh gue pulang aja" kata gue dengan nada serius,,,,,tapi akting doang kok hehe. Gue pun berdiri dan ngambil tas gue.

"E-evan! Gue bercanda doang! Gitu doang baper..." kata Teo, dia beranjak dari tempat tidurnya. Dia menarik tangan gue.

O k e s i p

Tuh kan, gue tambah deg-degan lagi.

"Ah mazaa.." Kata gue sambil nyindir.

"Iyaa goblok, lu mah baperan" kata Teo sambil tertawa kecil.

"Serah lu" kata gue. Gue pun berbalik badan lalu melempar tas gue ke lantai.

[teo's pov]

Gue lega, Evan nggak jadi pergi. Dia berbalik badan dan melempar tasnya ke lantai. Dia menatap gue (lagi).

Tiba-tiba ada yang ngetok pintu. Evan langsung berhenti menatap gue.

"Masuk!" Kata gue. Kak Tessa membuka pintu. Ia membuat minuman untuk kita. "Maaf mengganggu hehe" ucap kak Tessa.

"Iya gapapa kak, makasih" kata gue dan Evan. Barengan. Kak Tessa pun keluar kamar gue.

"Evan... Gue pengen nanya deh" kata gue dengan serius.

"Apaan?" respon Evan. Dia pun duduk di kasur. Gue pun juga.

"Ermm, what do you think about me?" Tanya gue. Gue gatau kenapa tiba-tiba nanya ini.

"Lu itu... Pinter, humoris, and... The best person i've ever known" jawab Evan. "Kenapa... Tiba-tiba lu nanya gitu?" Lanjutnya.

"Then, how do you feel about me? Please jujur, Van" Tanya gue, tanpa menjawab pertanyaan Evan. Gue mendekati Evan. Dia nggak menjauh. Evan yang tadinya menatap ke bawah, dia mendongak kan kepalanya lalu melihat ke gue. Dia menggigit bibirnya.

"Teo, gue-"

Gue memotong pembicaraan Evan. "Evan, lu mau ngomongin sesuatu sama gue waktu itu kan?" Dia menghela nafas. "Terserahlah. Gue ga maksa kok, Van." lanjut gue.

"Teo, gue mau jujur..."


Halo semua, sorry banget belom update, hehe. Mau UN nih :))

Sorry juga kalo agak gantung endingnya ehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

secret. [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang