22 Title Kiss

3.3K 205 20
                                    

Sepi memenjara harinya yang biasanya terisi dengan gelak tawa dan canda semua saudaranya, lima kakak tercinta raib sedari pagi dan meninggalkan dirinya dalam kungkung kesendirian. Salahkan saja jadwal ketat mengikat yang dianut mereka berlima sehingga pada diakhir pekan pun tak ada satu batang hidung yang nampak.

Ryota si model kondang, harus menghadiri peragaan busana di Milan. Daiki sang kakak atlit basket harus ikut-ikutan menghilang di akhir pekan karena ada camp pelatihan sebelum tanding final. Dua kakak yang lainnya juga tidak ada yang bisa diharapkan. Si dokter maniak Oha-asa menghadiri seminar kedokteran di Singapura dan si penggila makanan manis sedang sibuk melebarkan sayap toko manisannya hingga ke Italia.

Desah panjang itu terdengar seantero perpustakaan mini milik keluarga Akashi, si bungsu imut Tetsuya sedang mengurung diri di dalamnya sembari menghabiskan waktunya sepulang sekolah, menanti si sulung yang satu-satunya mendadak membatalkan perjalanan bisnisnya saat tahu si unyu biru sedang sendirian di rumah.

Beberapa light novel miliknya tandas dibaca berulang, langit juga mulai mengikis cahaya matahari, senja menyingsing dan menggantikannya menjadi malam penuh cahaya bintang.

"Terlalu lama," bisiknya dalam kesendirian, paling lama kakaknya akan pulang pada jam tujuh malam saat akhir pekan, jadi seharusnya beberapa waktu lagi si kakak tercinta akan pulang.

Iseng mendadak menggelitik kemauan, jemari pucat meraih rak tertinggi, rak yang terisi buku-buku tebal bisnis kakaknya, buku yang bisa membuat kakaknya seolah masuk 'zone' saat membacanya, buku-buku yang membuatnya merasa tak bisa memasuki dunia kakaknya, dunia bisnis, dunia orang dewasa.

Seingatnya tinggi badan kakaknya tak terpaut jauh, tapi entah kenapa hanya untuk meraih satu buah buku dari rak tertinggi kedua tungkainya terasa tak mampu bersaing dengan tingginya.

"Uhhh..."

Semakin ingin diraih serasa semakin menjauh, semakin ingin direnggut seolah makin sukar diambil, hingga ujung telunjuk mampu meraih salah satunya, namun sayang, beberapa buku yang berjajar rapi di sampingnya turut jauh tertarik gravitasi.

"Itaaii..." rintihannya saat beberapa buku bersampul tebal menghantam lengan dan sempat juga mencium kening mulusnya, sehingga membuat beberapa buah buku jatuh berguguran bak daun meple di musim gugur. Satu kata untuk menggambarkan situasi di dalam perpustakaan kini adalah 'kacau'.

Bergegas membereskan kekacauan yang ditimbulkan sebelum kakak merahnya pulang dan mempergokinya yang sedang mengacau, akan jadi masalah besar baginya jika si sulung pulang dan menemukan dirinya menjadi satu-satunya pelaku yang menghancurkan koleksi bukunya yang berharga. Namun ditengah kegiatannya membereskan setiap lembar yang tercecer, azure itu tak sengaja menemukan satu gambar yang membuatnya tercengang, satu lembar dengan dua puluh dua gambar sepasang pemuda sedang memadu kasih, dengan keterangan di bawah setiap gambarnya.

Azure itu membulat, keping ingatan mulai menyeruak perlahan merambat dalam memorinya, kenangannya bersama sang kakak di malam sepuluh tahun yang lalu serta janjinya sepuluh tahun yang sempat dia lupakan, kini berlahan mulai berputar dalam kepalanya bagaikan kepingan film yang diputar berlahan.

Dalam keadaan yang masih shock, masih belum sembuh dari kekagetannya dan kini pemuda bersurai scarlet sedang berdiri menjulang dibelakang si baby-blue.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini, Tetsuya?"

Dengan gerakan patah-patah, kepala bersurai baby-blue menoleh ke belakang, "Nii-chan sejak kapan datang?" niat untuk membuang gambar yang menurutnya laknat berpaksa harus diurung karena dirinya sudah terlanjur basah ketahuan.

"Apa yang kau temukan Tetsuya? Sepertinya sesuatu yang menarik?"

Dan si baby-blue hanya bisa menegak ludah yang getir.

PROTEKTIF OVERDOSIS (AKAKURO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang