Part 3

29 7 2
                                    

Setelah mengikuti pelajaran selama 2 jam. Akhirnya bel istirahat pun berbunyi.

"Akhirnya bel juga, capek gue nungguin tuh guru ceramah mulu sampe pusing gue. Udah yuk ke kantin keburu kehabisan meja." ucap Dhita

"Iya ayo" jawab Valeria dan Farica kompak

Mereka bertiga berjalan melewati koridor kelas 11 dan turun menuju koridor kelas 10 untuk sampai di kantin. Akhirnya mereka sampai di kantin dan duduk di meja nomer 2 dari pojok.

"Oyy.. Kalian pesen apa biar gue pesenin" ucap Farica

"Samain aja" jawab Dhita dan Valeria

Setelah itu Farica pergi untuk memesan makanan yang mereka pesen.

"Ehh dhit liat deh" ucap Valeria

"Apaan val?" jawab Dhita

"Liat itu deh, geng nya Ardi. Sok banget pake ngusir ngusir orang yang duduk di meja itu, emangnya dia siapa berani beraninya ngelakuin hal itu" ucap Valeria panjang lebar

"Tau deh tuh anak. Biar gue samperin tuh anak" jawab Dhita

"Eh eh dhit lo-"

Belum sempat Valeria selesai ngomong Dhita sudah beranjak dari duduk nya lalu menghampiri geng Ardi yang bertindak seenaknya. Dengan terpaksa Valeria mengikuti Dhita dari belakang dan Farica yang tadi memesan makan tiba" mengikuti Dhita dan Valeria dari belakang.

"Ardi Putra Pratama, kakak kelas sok kegantengan, seorang badboy. Lo ngelakuin ini buat apa? Pengen femes? Pengen ditakutin satu sekolah? Atau lo sok berkuasa disini" ucap Dhita dengan santai sambil tersenyum singkat dengan maksut meremehkan

"Eh lo gausah ikut ikut ya ini urusan gue sama dia karna dia udah nempatin tempat duduk gue sama temen temen gue" jawab Ardi

"Emang nya lo siapa pakek ngusir ngusir orang yang duduk disini. Emang nya lo yang punya nih sekolah?" tanya Dhita

"Sombong banget lo jadi orang mentang mentang ini sekolah punya lo" jawab Ardi tak terima

"Mending gue se-bad nya gue disini dan gue yang punya sekolah tapi gue gak kayak lo yang seenak jidat lo pakek ngusir ngusir orang yang duduk disini" jawab Dhita

Ya, memang sekolah yang mereka tempati milik keluarga Dhita yang membuat guru guru di sekolah ini jadi tidak berani mengeluarkan Dhita dari sekolah, meskipun Dhita suatu saat selalu membuat ulah.

"Lo baru punya sekolah aja udah sombong"

"Biarin yang penting gue gak kayak lo sok paling berkuasa" jawab Dhita telak membuat Ardi menutup mulutnya rapat

BUG!!

Satu tonjokan mendarat tepat di ujung rahang Dhita yang menyebabkan mulutnya sobek dan mengeluarkan darah

"Ck! Selain lo sok paling berkuasa, lo juga berani sama cewek" kata Dhita sambil memegangi ujung mulutnya yang mengeluarkan sedikit darah

"Gausah bacot lo" jawab Ardi dengan kesal

BUG!!

Satu tonjokan juga mendarat dengan tepat di ujung rahang mulut Ardi dengan cukup keras. Meskipun Dhita seorang cewek, kekuatan Dhita tidak berbeda jauh dengan cowok sehingga menyebabkan tonjokan yang tadi dia arahkan ke ujung rahang Ardi membuat mulutnya juga sobek.

"Gimana? Sakit gak?" tanya Dhita sambil tersenyum singkat

Ardi meringis kesakitan sambil memegangi ujung mulut nya yang sedikit berdarah lalu pergi meninggalkan Dhita yang diikuti geng nya dari belakang

Setelah kepergian Ardi dari tempat yang telah dikerumuni oleh murid murid yang ada di kantin, Dhita pergi ke UKS untuk mengobati luka lebam yang ada di ujung mulut Dhita yang diikuti oleh Valeria dan Farica dari belakang

"Eh dhit, lo kok berani banget lawan tuh orang mentang mentang lo yang punya nih skolah" tanya Valeria sambil mengobati luka memar Dhita

"Gue bukannya sok berani atau sok berkuasa disini, tapi gue gasuka aja liat ada orang yang kayak gitu"

"Tapi kan dia cowok sedangkan lo cewek"

"Emang kalo gue cewek kenapa? Emangnya dengan gue teriak teriak kayak cewek alay itu bakal ngebuat tuh cowok pergi dengan gampang nya?"

"Tapi seenggak-" ucap Valeria belum sempat menyelesaikan omongan nya

"Percaya sama gue, gue masih inget kok jurus jurus yang gue pelajarin waktu masih ikut taekwondo" jawab Dhita sambil terkekeh pelan

"Aww.. Shit!" ucap Dhita karna mulutnya masih sakit jika dibuat untuk tertawa

****
Setelah mengikuti pelajaran akhirnya bel pulang pun berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing masing tapi tidak untuk 3 orang ini, mereka malah pulang sedikit terlambat karna mereka harus mencatat pelajaran yang tadi sempat mereka tinggalkan karna disaat guru menjelaskan mereka tidur di dalam kelas

"Mau pulang bareng gak gue udah dijemput nih lagian ini juga mau ujan" tanya Farica

"Ga deh gue abis ini juga dijemput kok sama supir gue" jawab Valeria

"Iya, gue juga" jawab Dhita

"Yaudah gue duluan ya, byee" ucap Farica

"Byee" jawab mereka bersamaan

Setelah menunggu sekitar 15 menit ternyata Valeria sudah dijemput oleh supir nya. Sekarang yang tersisa hanya Dhita karna hanya dia yang belum dijemput saat ini. Keadaan sekolah pun sudah sepi jadi dia memutuskan untuk menunggu di pos dekat gerbang sekolah. Selang waktu beberapa menit ternyata awan hitam sudah menjatuhkan air yang sudah ia tampung, hujan sangat deras. Dhita yang sadar akan hal itu dia langsung menaruh tas nya di dalam pos dan dia berlari ke tengah" lapangan untuk hujan hujan. Memang Dhita sangat menyukai hujan, ia dari kecil sering bermain hujan" bersama teman nya. Dhita sangat menyukai hujan karna ketika dia sedang menangis dan bersedih ia berharap akan turun hujan dan dia akan menangis dibawah hujan agar tidak ada seorang pun yang tau tentang perasaan nya saat itu. Memang Dhita termasuk orang yang tertutup dengan perasaan nya, tidak semua orang mengetahui perasaannya. Maka dari itu Dhita sangat menyukai hujan agar hanya dia dan tuhan lah yang tau tentang masalahnya.

Ketika Dhita sedang tertawa bahagia dibawah hujan tiba tiba ada seseorang datang menghampiri Dhita

"Ngapain lo ujan ujanan? Sana pulang ntar lo sakit" tanya seseorang itu

"Eh elo, ya terserah gue mau ujan ujanan apa enggak ntar lagian gue juga suka sama ujan" jawab Dhita

"Lo kok belom pulang kan sekolah udah sepi dari tadi"

"Gue belom dijemput gatau tuh supir gue dari tadi gak nyampe nyampe capek gue nungguin nya, lah lo sendiri ngapain masih disini?"

"Gue masih ada ekstra"

Dhita hanya ber-oh-ria setelah mendengar jawaban Aldric, ya seseorang yang tadi mendatangi Dhita itu Aldric si cowok cuek

"Yaudah yuk pulang bareng gue aja, sekalian gue juga mau pulang" ajak Aldric

"Hah.. Gasalah lo ngajak gue pulang?" tanya Dhita sambil memastikan ucapan Aldric barusan

"Yaudah kalo gamau gue pulang sendiri" jawab Aldric cuek sambil meninggalkan Dhita, yang otomatis membuat Dhita kembali terkena air hujan yang dingin

"Ehh woy gue nebeng dong, kayaknya supir gue gabisa jemput deh" ucap Dhita sambil mengejar Aldric yang lumayan jauh dari dia

Akhirnya Dhita pulang bersama Aldric. Aldric melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang. Suasana di dalam mobil dapat diucapkan dengan satu kata.
Hening.

Maaf yaa kalo ada typo
Author masih belajar😂
~~~~
Kalo ada kritik dan saran silahkan komen

Jangan lupa vomment oke!😉

Btw makasih cover nya yaa udah dibuatin lebih tepat nya minta dibuatin hehe kylakalilaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang