Bab ketiga

49 3 0
                                    


Part 3: Hari ulang tahun Lala

Kamu bukan malaikat, malaikat yang selalu tepat waktu. Kamu itu bidadari, anggun nan rupawan wajahmu berseri.

@deka_chandra

12 Juli 2017

Deka pov~

Kringgg kringgg kringg

Jam yang terduduk manis di atas meja kecil kamar Deka bergetar nyaring. Membuat Deka yang tengah terbuai oleh mimpi terbangun.

Tangan Deka mencoba meraup jam tersebut hendak mematikannya. Dengan mata terpejam dan kesadaran yang belum sempurna, Deka tetap berusaha. Namun, mungkin Deka lupa jika jarak antara tempat tidurnya dengan meja yang ingin diraihnya tidaklah singkat. Ia perlu berjalan beberapa langkah untuk bisa kesana.

Tak berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, ia pun mulai membuka kelopak matanya perlahan. Sinar matahari sayup-sayup memenuhi indra pengelihatannya. Membuat mata dan kesadaran Deka terbuka seluruhnya.

Segera ia bangun lalu beranjak menuju meja tempat jam tersebut berada. Lalu ia mematikannya dengan cepat. Setelah itu, ia beranjak ke arah jendela kamarnya yang masih tertutup kain dengan sinar matahari yang mengintip malu-malu di baliknya.

Mengambil spidol biru yang ada di dekat jendela, lalu berjalan ke arah kiri dan membuat sebuah tanda silang pada kalender merupakan kegiatan rutinnya setiap hari. Namun, kali ini ketika Deka hendak membuat coretan, ia menemukan sebuah lingkaran kuning pada angka dua belas di kalendernya.

"Lah, iki tanda apa toh?" kata Deka bermonolog pada dirinya sediri.

Deka mulai berfikir mengenai lingkaran kuning di tanggal ini. Apa ada yang istimewa hari ini? Lalu kenapa ia membuat tanda ini disini? Berbagai hal menari-nari dalam fikiran Deka. Akhirnya, Deka memutuskan untuk mengambil minum terlebih dahulu agar ia lebih mudah berfikir.

Di dapur, Deka malah ingin membuat kopi. Akhirnya Deka tak jadi minum dingin, ia malah membuat secangkir kopi panas. Deka adalah salah satu penikmat kopi. Kopi dengan hiasan indah di atasnya merupakan kopi kesukaan Deka, karena apapun keadaannya kopi selalu membuat Deka bahagia. Biasanya ketika dihadapkan dengan kopi, Deka akan langsung memotretnya dan mengunggah gambar tersebut ke akun miliknya.

Terlihat alay memang, tapi di Surabaya dan di kota-kota lain saat ini kopi menjadi minuman favorit para remaja. Banyak tempat untuk menikmati kopi, harganya juga sangat terjangkau di kantong pelajar. Hal tersebut membuat kedai ataupun kafe kopi menjamur di berbagai tempat. Dan tempat-tempat tersebut selalu ramai akan pengunjung yang rata-rata usia remaja. Mereka datang ke tempat tersebut untuk sekedar bersantai sore menikmati senja bersama teman-temannya, mengerjakan tugas sekolah bersama, ataupun sekedar mencari wi-fi gratis. Yah, wi-fi dan kuota adalah salah satu sahabat untuk menikmati secangkir kopi dengan ceria.

"Minum kopi di pagi hari. Sambil mengingatkanku, bahwa di setiap kenikmatan menyimpan sebuah kepahitan. Hahaha, aku pagi-pagi udah bikin quotes. Kirim ke Dede, ah."

Mengingat kata 'quotes' dan 'dede' yang diucapkan olehnya, membuat Deka teringat sesuatu. Ada hal yang dilupakannya. Lalu Deka segera berlari ke kamarnya dan melihat lingkaran bewarna kuning di kalender.

Sekarang Deka mengerti bahwa 'kuning' adalah warna kesukaan Lala, dan 'quotes' di pagi hari adalah keinginan Lala, dan 'dede' adalah panggilan yang diberikan Deka pada Lala di hari ulang tahun Lala 3 tahun yang lalu.

Itu artinya hari ini adalah hari special, hari ulang tahun Lala.

Mengetahui hal tersebut, Deka segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu, ia mengambil secarik kertas dari meja belajarnya dan mulai merencanakan kejutan untuk seseorang yang istimewa di hidupnya.

Quotes DekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang