Bahagiamu Bahagiaku

148 3 2
                                    

Aku mencintaimu ....

Itulah yang kurasakan sekarang. Bukan hanya cinta sebagai seorang sahabat, tetapi mencintaimu sebagai lelaki yang akan menemani hidupku kelak.

Salahkah perasaan ku ini? Salahkah aku diam diam mencintaimu?

Walaupun kau ini adalah teman masa kecilku.

Temanku pernah berkata, "Lelaki dan perempuan jika bersahabat, pasti ada rasa cinta di antara salah satu dari mereka. Tetapi ending yang sering terjadi adalah cinta itu selalu bertepuk sebelah tangan." Aku tidak berfikir jika ini 100% benar tetapi inilah yang kurasakan sekarang.

Damian, sahabat yang sudah kuanggap seperti saudara sendiri. Dari kecil kami selalu bermain bersama karena ibu kami yang bersahabat. Damian sering kali mengejek ku 'Delon (Adel Balon)' karena pipiku yang tembem. Awal pertemuan kami bisa dibilang sangat unik.

**

Saat itu tahun 2004, aku baru saja akan masuk sekolah untuk pertama kalinya. Dengan tas Strawberry Shortcake berwarna pink menggemblok di bahuku. Tidak lupa 'sepatu nyala' yang akan mengeluarkan cahaya warna warni jika diinjakan ke lantai.

"Wah anak ibu sudah sudah cantik, siapkan untuk sekolah?," Tanya ibuku dengan senyuman khasnya.

" Siap banget bu!," ujar ku antusias. Dari semalam aku memang tidak bisa tidur memikirkan bagaimana hari pertamaku di sekolah.

Ibu langsung mengeluarkan motor dari garasi, dan membantuku untuk naik ke atas motor karena kakiku yang belum sampai di pedal . Dengan berhati hati ibu membawa motor dan mengantarkanku sampai ke sekolah.

Hatiku semakin deg degan saat ban motor sudah berada dalam parkiran sekolah. Aku menerka nerka bagaimana ya teman sekelasku nanti? Apa mereka mau bermain bersamaku?.

Saat itu aku dan ibu sudah sampai di depan ruangan kelas, terlihat banyak sekali anak seumuranku juga ditemani orangtuanya. "apa itu teman kelasku nanti ya?," pikirku dalam hati.

'RING!!!!'

Bel masuk pun berbunyi, aku langsung berpamitan pada ibu dan masuk ke dalam kelas. Ku lihat semua kursi sudah ada yang menempati. Lalu aku menemukan 1 meja yang kosong, belum ada yang menduduki. Aku pun langsung duduk disitu, sendirian.

Sebenarnya aku paling benci yang namanya sendirian, tidak ada teman ngobrol dan bercanda. Huh! rasanya pasti bosan sekali.

Sebelum pelajaran mulai bu guru meminta kita untuk perkenalan diri. Karena tempat dudukku yang di belakang, aku jadi mendapat kesempatan terakhir memperkenalkan diri.

" Halo nama aku Vanya Adriana Larasati, kalian boleh memanggilku Vanya. Semoga kita bisa berteman ya," ujar murid perempuan dengan bando berwarna pink menghiasi rambutnya.

Wah dia sangat cantik, kulitnya putih dan matanya besar. Aku ingin sekali berteman dengannya. Setelah sekitar 15 menit, akhirnya tinggal 1 orang lagi sampai giliranku. Aku sudah mempersiapkan kata apa saja yang akan kuucapkan saat perkenalan nanti.

" Ya, sekarang giliran kamu," Ibu guru menunjukku untuk segera memperkenalkan diri. Aku langsung bangkit dari kursi dan bersiap siap.

" Halo semuanya! Namaku--,"

"Permisi." Belum sempat aku menyebutkan nama, seorang wanita masuk ke dalam kelas dan memotong perkenalanku.

" Maaf telat bu, saya tadi ada keperluan mendadak dan baru sempat mengantarkan anak saya ke sekolah," Jelas wanita itu. Oh ternyata ia adalah ibu dari salah satu teman sekelasku yang baru saja datang.

Bahagiamu BahagiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang