Satu

33 3 2
                                    

Dengan lariku yang tak seberapa aku mencoba untuk segera sampai disekolah, ya kini aku tengah berlari, berharap gerbang sekolah belum tertutup karena jam yang ditunjukkan oleh jam tangan manis yang melingkar dipergelangan tanganku sudah menujukan pukul 06.58 WIB, tersisa 2 menit sebelum bel tanda pelajaran akan dimulai berbunyi.

Namun sialnya aku hari ini, aku sampai tepat didepan gerbang sekokahku pukul 07.04 WIB, itu tandanya aku terlambat, dan keterlambatanku hari ini merusak rekor siswa terajin dalam hidupku, selama ini aku tak pernah terlambat untuk datang ke sekolah, ini semua karena mobilku yang mogok ditengah jalan, dan sebagai gantinya aku harus merengek kepada satpam penjaga sekolah agar membukakan pintu gerbang untukku walaupun sebenarnya aku tak mau, namun apa daya demi mendapatkan izin untuk masuk, ini semua harus kulakukan.

"Pak bukain dong pak gerbangnya, lagiankan baru kali ini pak saya terlambat, masa bapak gak mau ngasih toleransi sih pak?" rengekku pada satpam penjaga sekolah.

Namun lihat, satpam penjaga sekolah itu bergeming, dia tak menggubris rengekku padanya.

"Pak buka pakkkkk" rengekku kembali.

Ya, sekarang aku pasrah, aku harus menerima hukuman yang akan kudapatkan dari petugas piket hari ini. dan aku mencoba mengingat ngingat siapa guru yang menjadi petugas piket hari ini, hari ini adalah hari rabu, dan hari rabu itu hari yang menyeramkan bagi seluruh murid disekolahku, kenapa? karena petugas piket hari ini adalah bu Indah, ya namanya Indah Larasati, wajahnya berbanding lurus dengan namanya, namun sikapnya, Oh my goooddddddd.

Dan kini aku tengah berjemur dipantai yang sangat indah dengan sebuah kacamata hitam yang menutupi kedua mataku, serta ditemani semilir angin yang meniup rambut hitam nan panjangku. "Apalu kate thor, gua udah kaya ikan asin ini, masih ajah lu bayangin kaya begitu? ya kali elahhhh" tabok pala author.

"Ya elah biasa ajah kale, gak gua jadiin pemeran utama lu!" Sembur author, dan diapun kicep.

Inilah hukuman yang harus didapatkan murid - murid sekolahku jika datang terlambat, berjemur di depan tiang bendera sambil hormat atau bisa jadi membersihkan toilet -toilet yang ada disekolah, dan akupun memilih berjemur saja dibandingkan harus membersihkan toilet - toilet sekolahku, anggap saja sedang berjemur di pantai untuk membuat kulit yang eksotis.

Namun ketika aku sibuk melihat sekelilingku yang sepi karena mungkin memang semua murid tengah belajar dikelasnya masing - masing, retina mataku tak sengaja melihat seorang lelaki tengah berjalan santai dengan seorang guru yang ku ketahui namanya Bu Aisyah, ya dia wali kelasku, namun yang jadi pertanyaan, siapa lelaki yang berjalan dengan Bu Aisyah, sungguh aku tak pernah melihatnya.

"Kayanya anak baru deh" gumam Syifa.

Mataku terus mengikuti langkah santainya, hingga tanpa kuduga ternyata dia melihat kearahku dan kami saling bertatapan dalam beberapa detik sampai aku yang memutuskan kontak mata itu terlebih dahulu.

"Aisshhh malu banget ketahuan telat pas lagi ada murid baru gini" rutukku dalam hati karena kesal.

Mataku terus memperhatikan dirinya yang terus berjalan hingga hilang dibalik pintu kelas yang aku yakini itu adalah kelas XI IPA 6,kelasku.

"Kok dia masuk kelas gue sih?" Gumamku.

Setelah kurang lebih 3 jam aku berjemur di pantai eh, didepan tiang bendera seperti ikan asin, akhirnya bel istirahat pun berbunyi dan aku terbebas dari hukuman.

Akupun langsung berlari cepat munuju kelasku, ingin melihat siapa gerangankah sosok lelaki itu.

Sesampainya aku didepan kelas, kulihat salah satu bangku bagian pojok kelasku tengah dikerubungi teman temanku yang di dominasi oleh wanita, namun retina mataku tak sengaja menatap sosoknya yang hanya diam bergeming tanpa menjawab sederet pertanyaan yang ditujukan padanya.

Namun aku segera membuang muka damelanjutkan jalanku menuju kursiku.

"Dia siapa?" Tanyaku pada Dian, teman sebangku ku, aku memang tak memiliki sahabat dekat, namun aku memiliki banyak teman.

"Namanya Aji, Ajiansyah Febian" jawab Dian

"Anak baru?" Tanyaku kembali

"Iya" serunya dengan sedikit kencang, ya mungkin dia kesal padaku karena sudah datang terlambat dan langsung banyak bertanya.

"Pindahan darimana?" Aku terus bertanya tanpa menggubris pelototan temanku itu, karena kornea mataku sibuk melihat ke arah kerumunan orang orang itu.

" Tanya aja sendiri Syf, Lo kan biasanya gampang akrab sama orang, apalagi cowok" jawabnya dengan nada ketus, namun dalam ucapannya terdengar sedikit candaan.

Aku pun hanya menjawabnya dengan memutar bola mataku malas.

Ya memang aku ini mudah akrab dengan siapa saja, termasuk para kaum laki laki, bahkan bila dihitung, lebih banyak teman laki lakiku daripada teman perempuanku, aku tak tau mengapa alasannya, namun karena aku hanya ingin berteman jadi tak masalah mau itu laki laki atau perempuan.

Namun terkadang Dian selalu mengatakan padaku, bahwa lelaki yang ingin berteman denganku itu hanya ingin menjadi lebih dekat denganku karena mereka menyukaiku, tapi aku tak pernah mendengarkannya.

Mataku terus saja melihat kearah dimana anak baru duduk, kenapa? Karena aku penasaran, sedari tadi banyak anak yang bertanya namun tak banyak yang dijawab olehnya.

"Sombong banget sih" komentarku untuk anak baru itu.

Segera ku lepaskan penglihatannya dari anak baru itu, dan mengeluarkan ponselku dari saku untuk berfangirling ria

Ya aku memang seorang Fangirl, biasku banyak, karena aku fangirl random, mulai dari BTS, Blackpink, Twice, GOT7, Seventeen, dan masih banyak lagi.

Oke, stop membahas tentang biasku, karena jikalau berlanjut, mungkin cerita ini tak akan cukup wkwkwk.

Ketika aku terlalu asyik memainkan ponselku, tak terasa waktu istirahat pun berlalu dan bel tanda pelajaran dimulai kembali bunyi, aku pun memasukan kembali ponselku kedalam saku.

Setelah itu masuk seorang guru yang ku ketahui namanya Bu Anya, dia guru paling cantik di sekolahku, beliau mengajar kesenian, dan ketika Bu Anya masuk semua murid di kelasku langsung terdiam seketika.

"Oke anak anak, hari ini kita akan ujian praktek menyanyi, seperti yang sudah ibu beritahu kemarin, dan yang akan menyanyi pertama yaitu.."

"Di acak dong Bu, jangan dari absen pertama terus" Potong Agam, karena namanya ada pada urutan absen pertama.

"Oke boleh, jadi untuk ujian kali ini kita acak nama, dan nama yang ibu panggil langsung maju ke depan untuk bernyanyi" tegas Bu Anya.

Semua murid kelas XI IPA 6 mulai ketar ketir, takut takut namanya yang akan pertama disebut, namun berbeda dengan Syifa, dia terlihat santai karena menyanyi memang keahliannya.

Haii guysss!!
Ini cerita pertama gue, sorry kalau absurd😂 kan pemula.
Jangan lupa tinggalkan jejak guys, masukan juga boleh kok😊

Silvia😘

Diam Dan HangatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang