Part 1

876 75 17
                                    

Hallo, salam kenal semuanya

perkenalkan saya anak lama dan juga anak baru di wattpad. Dibilang anak lama karena sudah lama berkeliaran di wattpad untuk baca and vomen cerita cerita keren disini, dan dibilang anak baru karena ini pertama kalinya saya corat caret tidak  jelas di wattpad. Sebenarnya saya masih malu malu meong untuk nulis cerita apa lagi ceritanya di publis tapi saya beranikan aja, semoga suka ya dengan ceritanya, mohon maaf jika masih banyak salah disana sini dan mohon kritik, saran, vote dan doanya semoga cerita ini bisa rampung dengan selamat tidak kurang suatu apapun.

oh yaaa, mau bilang aja cerita ini terinspirasi dari movie korea yang berjudul Moment to Remember yang diperankan oleh Son Ye-jin dan Jung Woo-sung kalau tidak salah. Ok itu aja semoga suka ya.

Selamat membaca, :)




Seoul 2016

Bunyi klakson dan hilir mudik manusia tergambar dikeramaian ibu kota negeri gingseng meski matahari belum terlalu tinggi. Hal ini kiranya wajar saja mengingat korea, terutama Soul merupakan salah satu kota di dunia yang memiliki etos kerja tinggi. Hampir semua pemuda korea memiliki jiwa kerja yang tinggi, tak terkecuali pria tampan yang tengah memasang dasi berwarna hitam di depan cermin dengan mengenakan setelan jas warna abu-abu bergaris lembut. Hanya butuh 5 menit dia meliak – liukkan dasinya agar terpasang pas di lehernya dan kini pria tampan itu menatap cermin untuk terakhir kalinya dengan tersenyum, dan membatin"sempuran".

Pria bernama Jung Yong Hwa tersebut menuruni tangga kamarnya menuju meja makan untuk sarapan.

" selamat pagi eomma appa." Sapanya dengan ceria.

"emm. . . .uri yongi sudah siap ne, tampannya anak eomma" sambil cipika cipiki.

(aku pinginnnnnn)

"tentu akukan Jung Yong Hwa" jawabnya penuh penekanan dan kebanggan.

"tumben sekali kamu berangkat pagi-pagi?"tanya Jung Woo Sun sambil menyantap sarapannya.

Mendengar pertanyaan tersebut, yonghwa yang akan meminum kopi menghentikan gerakannya dan meletakan kembali cangkir kopi pada tempatnya. Yonghwa diam berfikir apakah ia akan menjawab jujur pertanyaan ayahnya atau memberi alasan lain.

Eommanya sudah mulai was-was dengan perubahan ekspresi wajah putranya, ia tau betul apa yang yonghwa fikirkan, "pasti wanita itu" batinnya. Berbeda dengan Ayah yonghwa yang tetap menyantap makannya dengan santai, seolah mengacuhkan reaksi yonghwa.

Sepersekian menit yonghwa berfikir, akhirnya ia memilih menjawab jujur pertanyaan tersebut meski tahu akan berakhir dengan pertengkaran.

"aku akan menjemput Seohyun di bandara, ia baru pu. . . . ." penjelasannya terpotong pertanyaan sakrasis ayahnya.

"sejak kapan kamu jadi supir wanita itu?!!" tanya lelaki tua itu yang sudah tersulut emosi.

" Appa!! Seohyun tinggal sendiri, dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Tidakah appa kasihan padanya" jelasnya dengan berusaha mengontrol emosinya.

"aku tidak peduli! Wanita liar seperti dia tidak patut dikasihani!!" bentak Woosun dengan berdiri karena emosi.

Tak terima wanitanya disebut liar, Yonghwa berdiri menandakan ia naik pitam dan seolah lupa dengan siapa dia bicara, "Dia bukan wanita liar!! dia SEOHYUN, SEO JOO HYUN!!" bentaknya kasar

"AKU TAK PEDULI SIAPA NAMANYA!! YANG PASTI DIA ITU WANITA LIAR !! " sanggah Tn. Jung tak kalah emosi.

"APPA CUKUP! Jangan sebut dia wanita liar, Appa tahu apa tentangnya?!!" timpal Yonghwa masih dengan emasi yang sama.

I am SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang