2. IPA 4 dan seluruh penghuninya

162 30 32
                                    

Ketiga Alien itu sudah terlihat kelelahan, mereka sudah terduduk dibawah pohon yang cukup rindang yang mampu melindungi mereka dari sinar matahari. Untuk ke 3 kalinya secara berturut-turut mereka harus menjalankan hukuman karena datang terlambat.

"Capek, capek banget gue." ucap Dera sambil mengibas-ibaskan tanganya seolah-olah menarik udara agar menyagarkan badanya. Di sabtu ini cuaca sunguh sangat tidak bersahabat, ditambah mereka baru saja mendorong mobil dengan jarak yang cukup jauh.

"Gue heran deh, lo itu anak orang kaya, anak tunggal lagi, punya mobil kok bobrok." ucap Edgar yang membuat Epson melempar botol yang sedari tadi dia pegang.

"Sakit bego." ucap Dera karena botol itu malah mengenainya.

"Sorry Dek sengaja." ucap Epson yang membuat Dera melotot kesal.

"Iya, udah mogoknya jauh lagi dari bengkel, bisa-bisa perut gue six pack kalau tiap hari dorong mobil." ucap Dera sambil meremas botol yang tadi mengenai kepalanya.

"Ngak ada hubungannya, bego." ucap Edgar geram.

"Adalah, gue kan ngedorong beban berat, itu juga termasuk olah raga kan? Nah kalau gue sering olah raga artinya perut gue bisa six pack." ucap Dera lebih ngotot.

"Serah lo deh Dek, bego kok dipelihara." ucap Edgar yang membuat botol yang sudah tidak berbentuk itu membentur kulit mulusnya.

"Cewek kok barbar, pantes jomblo menaun." ucap Edgar dan dia langsung tertawa.

"Bukan menaun kali Gar, tapi jomblo dari lahir." ucap Epson dan dia juga ikut tertawa.

"Si kampret kalau ngomong suka bener, curut ngak berkelas." ucap Dera yang membuat dia tertawa diikuti Edgar dan Epson yang juga ikut tertawa.

Priiiiiiit

Suara peluit itu secara spontan langsung membuat tawa ketiganya berhenti, dan berubah menjadi wajah super tegang.

"Bakalan dipermaluin lagi nih kita, kayaknya urat malu gue kali ini bakal bener-bener putus." ucap Dera ketika tau algojo sekolahnya sudah mulai beroperasi.

"Apa kalian sudah selesai tertawa?" tanya bu Beta guru BK di SMA Cendika.

Ketiganya hanya mengangguk.

"Apa hukuman yang saya berikan sudah kalian selesaikan?"

Ketiganya mengangguk lagi.

"Apa kalian ingin hukumannya saya tambah?" ucap bu beta geram karena sedari tadi mereka hanya mengangguk.

Ketiganya masih saja mengangguk, hingga senyuman dari Bu Beta yang terlihat semakin lebar menyadarkan mereka.

"Aduh bu, jangan ditambah hukumannya capek bu." keluh Dera.

"Iya bu, panas banget."

"Ngomong-ngomong soal panas saya jadi kepikiran cara membuat kalian jera" ucap bu Beta yang membuat ketiganya klimpungan.

"Kita udah jera kok bu, bener deh." itu Dera yang bicara.

"Iya bu, serius kita bener-bener jera." ucap Epson yang sama sekali tidak direspon oleh bu Beta, beliau malah tersenyum.

"Sudah selesai kan berteduhnya sekarang silahkan berdiri dan hormatlah kepada sang saka merah putih sampai pergantian jam yang ke 6." ucap bu Beta dengan senyum yang belum luntur dari wajahya.

"Jika kalian tidak melaksanakan hukumanya, maka silahkan pergi keruang kepala sekolah." ucap bu Beta lagi sebelum dia benar-benar pergi.

Ketiganya pun akhirnya memilih untuk berpanas-panasan bersama tiang bendera dari pada membuat panas hati juga otak mereka jika harus berhadapan dengan kepala sekolah.

AderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang