Menjadi bangsawan itu enak bukan? Kalian bisa memerintah semua orang sesuka hati, Kalian akan dipandang oleh banyak orang. Kalian akan dipuji dan diperhatikan oleh banyak orang, dan juga kalian bisa menguasai apapun sesuka hati kalian.
Tapi apakah kalian pernah berfikir, kalau sebenarnya tidak semua bangsawan hidup dalam kebebasan seperti itu? Jika yang kalian fikirkan adalah seorang bangsawan menyiksa bangsawan lainnya, sungguh kalian salah besar! Hidupku, jauh lebih menyedihkan daripada itu..
***
Malam itu...
Seorang pria berjubah memasuki sebuah gua. Walaupun gua itu sangat gelap pria itu sepertinya tidak berniat untuk menyalakan api ataupun membuat obor untuk penerangan. Seolah-olah dia sudah terbiasa dengan kegelapan. Dia menyusuri gua itu hingga dia tiba-tiba merasakan ada dinding energi dihadapannya. Dinding yang menandakan kalau siapapun tidak boleh masuk lebih jauh kedalam.
Dia menyentuh dinding energi yang tidak terlihat itu. Dia mengangkat sudut bibirnya lalu dia menyentil dinding itu, membuat retakan muncul pada dinding energi itu dan perlahan pecah menjadi berkeping-keping. Ia melanjutkan perjalanannya tanpa mempedulikan apa yang sudah dia perbuat.
Setelah berjalan lebih dalam aura kegelapan yang pekat mulai terasa olehnya, dan dia melihat sebuah stalaktit yang mengantung rendah, dan berbentuk seperti huruf U. Pada lekukan huruf U tersebut, terdapat sebuah bola Kristal berwarna hitam yang mengeluarkan aura kegelapan yang sangat pekat.
Sudut bibirnya kembali terangkat ketika melihat bola Kristal itu. Dia mendekatinya dan mengambil bola itu. Aura kegelapan yang mengelilingi Kristal itu seketika menjadi semakin pekat. Pria itu tersenyum dan mengusap bola itu perlahan dan perlahan. Hingga akhirnya dia meremas bola itu dengan satu tangan. Seketika sinar hitam langsung terbentuk, berputar-putar di sekitar pria itu sampai akhirnya menjadi bola hitam yang besar.
"Sekarang, mengamuklah.. Dark Scale."
***
"Alfian, kita tidak bisa terus diam seperti ini!" protes Seorang Pria berrambut merah pada pria bersurai biru malam dihadapannya.
Badai muncul tiba-tiba, membuat mereka kaget. Awan hitam berputar dilangit dan membentu sesuatu seperti lubang. Mereka tidak bodoh mengetahui apa yang terjadi. Maka dari itu ketika badai tiba tadi mereka langsung memasang barrier di sekitar rumah yang mereka tempati ini. Sebenarnya apa yang terjadi? Mereka hanya liburan sehari dari tugas kerajaan dan bencana ini terjadi?
Seorang wanita bersurai biru laut menepuk bahu pria bernama Alfian dan mengucapkan sesuatu, "Dengarkan aku Alfian! Ini bukan badai biasa, kau pasti tahu itu, ini Dark Scale, Jika kau tidak segera melakukan sesuatu maka WitchWorld akan dalam bahaya besar." Jelas Wanita itu pada Alfian.
Pria bernama Alfian itu langsung mendengus tidak suka. Sungguh dia tahu itu, tetapi bagaimana bisa mereka meninggalkan wanita-wanita yang sedang hamil ini di sini sendirian? Dia menatap wanita bersurai biru laut itu yang memberi tatapan penuh keyakinan. Dengan terpaksa dia mengangguk dan melihat kearah luar. Jika petir sudah menyambar maka akan sangat berbahaya. Petir dari kemunculan Dark Scale bisa membuat seseorang menjadi batu.
"Alfian!" seru wanita bersurai biru laut itu sambil mengengam tangan Alfian.
Dia menganguk dan langsung memberi kode pada ketiga pria di sampingnya, ketiganya mengangguk, sebelum pergi dia menitipkan pesan pada ke empat wanita yang akan mereka tinggal, "Jaga diri kalian!" ke empatnya mengangguk, "jangan remehkan kami, pergilah!" ucap wanita bersurai merah bata.
Keempat pria itu tiba-tiba saja menghilang. Mareka melakukan Teleportasi.
"Aku punya firasat buruk..!" batin Wanita Bersurai Biru Laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletha The Shy Witch #1 (END)
FantasyThe Tetrology Of Witch Di WitchWorld, Setiap bayi yang lahir selalu diramal oleh seorang penyihir seer agar orang tuanya bisa melihat masa depan dari anaknya. Hal itu selalu dilakukan oleh para penyihir di WitchWorld dan menjadi kebiasaan, walaupun...