Surat Pertama

1 0 0
                                    

Kehidupanku selalu berakhir dengan kekacauan, dan itu karena ulahku.

"Nou, kita tidak bisa bersama lagi. Aku muak dan aku tidak sanggup!" kata-kata itu terulang dibenakku malam ini.

Bill, Diana, dan klubku tidak berjalan dengan baik dan itu karena tindakan bodohku. Oh Noua tidak bisakah kamu diam dan jangan keluarkan isi hati dan pikiranmu?

Edinburg street sendirian, dan ini yang paling aku takutkan.

Aku takut sendirian, gelap, dan sunyi. Sejak kecil aku tidak bisa berdamai dengan ketiga hal tersebut. Mom selalu menaikkan nadanya ketika aku bilang 'takut'. Kamu harus berani Noua!. Ya, kau harus berani Noua. Jangan takut, tidak ada apa-apa. Baru jam delapan malam, kau-tarik nafas saja dan percaya tidak ada apa-apa. Kau tidak sendiri! Ada..Ah yeah tidak apa-apa, ada dirimu sendiri disini. Jangan pikirkan Bill lagi, dia tentunya sudah muak dengan tingkahmu. Jangan hubungi Mom, kau tahu cukup sulit akhir-akhir ini hidup di Toronto.

Bus! Hari ini aku akan naik bus sendirian dan berhati-hati dengan penumpang dipinggirku. Tidak apa-apa Noua, kau pemberani.

--

"Kau harus berusaha atasi rasa takutmu dan jangan banyak mengeluh!" Sudah cukup Mom, Bill.. aku tahu aku harus berani. Aku ingin tidur malam ini dengan lampu menyala seperti biasanya dan suara musik yang tidak aku matikan. Sehari ini saja, aku akan mencobanya pelan-pelan.

Aku putuskan malam itu untuk tidur lebih awal, dengan hati yang sakit karena mengingat Bill. Aku harus tidur.

--

Seperti inilah aku terbangun di pagi ini, dengan mata yang basah karena aku memimpikan Bill.

Oh Lord tidak bisa kah aku hanya cukup merasakannya saja?

Pagi ini aku ingin mengenalkan diriku pada diriku sendiri. Kau Noua Stephanie, kau perempuan hebat yang pernah kau temui dan kau selalu bersinar dengan semangat dan kerja kerasmu. Kau Noua terhebat dalam hidupmu!

Noua tidak apa-apa, satu atau dua kali sakit tidak masalah.

Kau hanya berbeda, kau hanya tidak bisa menangani dirimu sendiri. Ketakutanmu beralasan, kau pasti dapat menyelesaikan ketakutanmu sebentar lagi. Itu hanya kekurangan yang perlu kau tambahkan. Tidak apa-apa Noua, kau kuat.

Dan sudah sejam aku mengatakan itu berulang-ulang pada diriku sendiri, tidak ada perubahan dan..

aku masih merasa kesepian.

--

Aku putuskan untuk menulis surat pada Diana, aku kacau sekarang dan aku butuh untuk sembuh. Aku cukup bisa tahan dengan berpura-pura tidak apa-apa saat diluar. Tapi jika dikamar ini, aku rasanya seperti orang gila yang menahan isi muntahan di mulutku.

Perasaanku campur aduk, dan tanganku selalu tiba-tiba bergetar. Kata-kata Bill dan Mom yang rasanya lebih sering berputas-putas dibandingkan musik yang menemani aku tidur... aku bisa gila.

--

Day 1

Dear Diana,
Bill sepertinya menyerah padaku, kau tahu aku selalu menangis ketika kau pulang, ketika aku berjalan sendirian malam hari, dan ketika aku tidak bisa tidur-padanya. Dan aku selalu egois tidak bisa mengerti kehidupannya dan dia menyerah padaku.

Aku merasakan hatiku lebih sakit daripada saat aku terjatuh terpingkal-pingkal dari sepeda, atau ketika aku jatuh dari tangga sehingga kakiku bengkak selama dua minggu.

Kau tahu Diana? Bukan karena dia pergi dan yang aku sakitkan karena aku tidak cukup baik untuk membalas kebaikkannya dan aku cukup buruk untuk membiarkannya pergi dengan perasaan marah.

Tidak ada yang bisa aku lakukan disini, kecuali menulis padamu dan mencoba memilih kata agar tulisanku tidak terlalu menyedihkan untukmu.

Diana, aku takut. Aku benci sendirian. Aku tidak suka gelap, aku tidak suka sunyi, aku takut.

--

Hari malah tidak terasa semakin siang, udaranya dingin dan teriknya menyala. Aku jadi bingung harus menggunakan pakaian apa.

Dulu Bill sangat senang jika aku memakai baju berwarna salem dipadukan dengan celana berwarna gelap. Dia tidak pernah berhenti memujiku saat itu.

Aku tidak tahu kekurangan diriku yang belum bisa kuatasi malah membuat Bill menjadi jauh.

Selasa yang panjang saat itu, aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota. Dengan totebag yang aku isi dengan air mineral dan oats serta buah-buahan yang aku potong untuk camilan. Padahal disana tidak boleh membawa makanan, tapi aku lebih cerdas dibandingkan newton ketika melanggar peraturan.

Dihari itu, saat aku pulang dengan hati yang senang karena Bill menyapaku pertama kali di perpustakaan saat aku mengambil buku Kalkulus. Aku bahkan mengingat aroma udara, warna matahari, dan rasa angin saat itu.

--

Pukul 16.00 aku harus berada di ruang pertemuan Smith untuk mempresentasikan script baru yang aku buat.

Pukul 16.00-21.00 di ruang pertemuan Smith. Pastikan siswa mengenakan sepatu.

Aku membaca email dengan lemas. Aku tau jalanan masih ramai. Noua, ayolah jangan takut.

--

Semua orang dan lecture senang dengan hasil presentasiku. Mereka menjabat tanganku bergantian dan menawarkanku untuk membawakan script ini ke teater kota.

Aku cukup senang, seharusnya.

"Aku akan mengantarkanmu pulang, Nou" Ajak James saat aku menjabat tangannya.

"Sepertinya Bill tidak akan mengantarkanmu pulang dan kapan sih aku lihat dia mengantarkan kamu pulang." Tambah James, aku agak muak.

"Aku naik bus saja, kok." Jawabku berusaha untuk terlihat masih ramah.

"Maafkan aku, Nou. Aku antar, aku tau kau ketakutan sekarang. Ayolah Nou, aku temanmu sejak high school. Aku akan mengantarkan mu dan aku minta maaf, bagaimana?." ucap James dengan nada menyesal.

Aku tidak pernah ingin dekat dengan lelaki manapun karena aku ingin menjaga perasaan Bill.

Tapi sekarang apakah Bill masih mementingkan itu, bahkan apakah Bill masih memikirkan aku?

"Sampai depan flat, aku bisa jalan dari situ." Jawabku menerima ajakan James.

"Pakai mantelmu, aku ajak Bella dan Anna juga ke mobil ya?." Tanya James.

Aku hanya mengangguk mengiyakan.

--
See you next chapter!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 19, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NouaWhere stories live. Discover now