Adi cepat-cepat mengambil pulpen yang untungnya ada di meja ruang tamu. Tapi Adi juga langsung melihat ada sebuah kertas di meja itu. Adi jadi penasaran, dia jadi membacanya.
Gadis itu sangat menawan,
Gadis itu tinggal di rumah kecil.
Gadis itu hidup bersama keluarga kecilnya.
Gadis itu cantik dengan kedua bola mata Indah berwarna kebiruan.
Gadis itu, dia punya kebahagiaan, banyak sekali.
Gadis itu, dia dikejar oleh dua pria.Lalu dibawah tulisan itu, ada sebuah gambar. Ya, sebuah gambar yang menunjukkan seorang gadis cantik bermata biru dengan rambut panjangnya, pipinya nampak kemerahan, alisnya tebal dan wajahnya tirus.
Adi mengernyit, ini apa? Gambar itu benar-benar menunjukkan seorang gadis yang sempurna, cantik. Tapi darimana mendapatkan gambar itu? Gambar itu hanya berupa lukisan, nampak seperti gadis-gadis yang biasa menjadi karakter anime.
"Ah, sudahlah! Ini hanya gambar iseng semata dan tulisannya aneh sekali! Aku yakin, ini miliknya Al. Dia benar-benar lebay layaknya seorang yang baru lihat gadis cantik saja! Oh, apa ini jenis puisi? Atau hanya penggambaran iseng saja mengenai seorang gadis cantik?" Adi bergumam sambil terus melihat kertas itu.
"Heh!"
Yuki yang menepuk bahu Adi, membuat Adi begitu kaget. Pasalnya tadi Adi begitu serius memperhatikan kertas itu.
"Itu kertas apa?" tanya Yuki begitu Adi berbalik menghadapnya.
"Ah? Ini, kurasa milik pacarmu itu!" Adi menyerahkan kertas itu pada Yuki.
Yuki mengambil kertas itu, ia memperhatikannya dengan seksama. Dia juga mengernyit keheranan.
"Ini punyanya Al? Aku tidak tahu dia suka iseng menulis hal kayak begini!" kata Yuki.
Yuki tadinya mau mengambil minum, tapi ia melihat Adi yang begitu serius jadi ia menepuk bahu Adi lalu keterusan melihat kertas itu.
"Kau tidak percaya? Ya, terserahmu saja! Aku kan tadi mau menulis surat cin--" Adi langsung menutup mulutnya, "ah, maksudku urusan penting!"
"Akui saja kau ingin menulis surat cinta. Kupikir orang modern sepertimu takkan melakukan hal kuno begitu!" Yuki meledek Adi dengan nada sinisnya dalam bicara.
"Itu bukan urusanmu!" Lalu Adi pergi, meninggalkan Yuki disana, ia tidak mau berdebat panjang lebar.
"Ah, kertas ini! Aku yakin ada sesuatu pada Al, hmm, aku harus menyelidikinya!" kata Yuki.
Sementara itu, Adi sudah duduk di lantai, di ruangan yang sama, saat ia dikurung kemarin. Adi masih berpikir, surat apa yang Bagus ditulisnya? Adi kebingungan. Lagipula dia hanya mendapatkan dua kertas padahal sudah mencari kemana-mana.
"Hmm, apa ya?" Adi berpikir-pikir, ia ingin suratnya menjadi istimewa bagi orang yang dicintainya.
Lalu Adi punya ide, ia pun perlahan menuliskannya pada kertas itu;
Haii, aku Adi. Surat ini buatmu, Si. Aku rindu padamu. Ah ya, apa benar ya kamu punya cowok? Iya aku tahu aku cuma menjadikan kamu selingkuhan tapi aku akan segera bebas dari pernikahan penuh derita itu, aku pasti akan langsung menikahi kamu. Aku berharap kamu nggak punya cowok selain aku. Aku tahu selama ini aku egois. Tapi Si, aku janji aku akan membahagiakan dirimu setelah semua ini. Aku lebay ya? Ya, aku akui itu. Mungkin kamu akan menganggapku kurang waras atau apa karena kelebayan surat ini. Hmm, apa lagi ya? Itu saja, aku jadi bingung. Aku selalu mencintaimu, Sisi. Tunggu aku.
Adi, orang yang akan membahagiakan kamu.Adi tersenyum, puas akan hasilnya. Ia akan segera memberikan suratnya pada Al, untuk dikirim pada orang yang dicintainya.
***