Part 2

84 10 8
                                    

Keesokan paginya, mari terbangun dari tidurnya, dan segera mandi lalu bersiap untuk sarapan.

"good morning mari"ucap ayah mari

Mari yang baru saja keluar terlihat terkejut melihat ayahnya sudah pulang dari jerman.

Mari mendekati papanya dan memeluknya.

"wah, kau sudah besar sekarang"ucap papa mari

Papa mari melepas pelukannya dan mengambil sebuah bungkusan.

"berikan ini untuk keluarga matsushima ya"ucap papa mari

"eh? Apa mari yang akan memberikannya"ucap mari

"tentu saja, kenapa? Bukankah biasanya kau paling bersemangat saat papa atau mama memintamu pergi ke keluarga matsushima, apa kau bertengkar dengan sou"ucap papa mari

"tidak, setelah sarapan,mari akan kerumah sou "ucap mari tersenyum

Mari kini berada di depan rumah sou, dengan ragu mari mengetuk pintu.

Seorang pria membuka pintu, terlihat suaana canggung diantara mereka berdua,namun mari mencoba mencairkan suasana.

"souchan, ini.dari papa"ucap mari memberikan sebuah tas belanja

"sankyu"ucap sou

"aku...hanya ingin memberikan itu, aku pulang dulu ya. ja ne"ucap mari hendak pergi tapi sou menahan tangannya.

Mari berbalik, namun sou hanya diam saja tidak mengatakan sepatah kata apapun.

"mari-chan, kau disini. Ayo masuk"ucap ny. Matsushima

Sou yang melihat kedatangan ibunya segera melepaskan tangan mari.

"eh? Maaf tapi saya....."

"oka-san, aku akan pergi dengan mari"ucap sou,lalu memberikan tas yang diberikan mari tadi kepada ibunya.

Sou menarik tangan mari.

"souchan, kita mau kemana?"ucap mari

Tapi sou tidak menjawab.

Mereka berada di sebuah cafe. sou dan mari hanya saling terdiam dan menikmati cokelat masing-masing.

Sou mengambil sesuatu dari jaketnya,sebuah amplop dan meletakkannya di dekat meja mari.

Mari mengenali amplop itu, yang tidak lain adalah surat yang sejak semalam mari cari.

Mari menghela nafas, dia sudah siap jika sou akan marah padanya ataupun menjauh darinya.

"kenapa kau tidak mengatakannya padaku?"ucap sou dengan nada dingin

Mari hanya diam.

"mari-chan"ucap sou karena mari tidak merespon ucapannya

"aku hanya takut perasaanku akan mempengaruhi hubungan persahabatan kita dan......"

"aku takut kau menjauhiku"ucap mari menunduk

Sou hanya diam.

"aku tahu souchan menyukai shori-chan, namun aku tidak akan mengganggu hubungan kalian"

"aku.....sangat menyukaimu souchan, dan aku ingin melihatmu bahagia,walaupun shori-chan yang membuatmu bahagia bukan aku"ucap mari memandang sou yang hanya terdiam.

Mari berdiri.

"jika souchan tidak ingin bertemu denganku lagi, aku akan pergi dari kehidupan souchan. Sayonara souchan"ucap mari

Mari berjalan meninggalkan cafe itu, mari berlari melewati jalanan bersalju.

Mari tahu sulit baginya melepas sou apalagi pergi dari kehidupan sou, namun jika perasaannya akan mengganggu kebahagiaan sou,mari rela mengorbankan perasaannya agar sou bisa bahagia bersama pilihannya,dan itu bukan mari.

Jalanan yang dilewati mari licin,dan mari membuat terjatuh.

Gadis itu menangis,bukan karena dia terjatuh tapi karena hatinya yang saat ini sakit. Mari tidak bisa menahan perasaannya lagi. Mari menunduk dan mulai menangis.

"butuh bantuan"ucap seorang pria

Mari menghentikan tangisnya saat mendengar suara seseorang yang dikenalnya, dengan ragu mari memandang ke arah pria yang mengulurkan tangannya.

"souchan"ucap mari

Sou meraih tangan mari dan menarik tangan mari untuk membantunya berdiri.

"kau harusnya berhati-hati, jalanan sangat licin karena salju,apa kau terluka?"ucap sou khawatir

Mari hanya menggeleng.

Mereka berdua hanya terdiam,tangan sou masih menggenggam tangan mari.

"sou-chan"ucap mari memandang tangan sou yang mengenggam tangannya.

Mari ingin melepaskan tangan sou tapi genggaman tangan sou semakin kuat seolah tidak ingin melepas tangan mari.

"sou-chan"ucap mari memandang sou dengan tatapan heran

"ayo,pulang. Aku akan mengantarmu"ucap sou

Sepanjang perjalanan, sou tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari mari.

"souchan, lepaskan tanganmu, jika shorichan melihatnya bagaimana?"ucap mari

"tidak apa-apa, lagipula aku tidak ada hubungan apapun dengan shori-chan"ucap sou

"tapi,bukankah kemarin kau dan shori berkencan"ucap mari

"tidak, aku hanya menemani shori makan,lagipula shori sudah berpacaran dengan kento-kun"ucap sou

Mari hanya memandang wajah sou yang kecewa.

Sou menoleh kearah mari,lalu tersenyum.

"tapi,tidak apa-apa jika shori-chan bersama kento-kun, sekarang aku sudah punya marichan"ucap sou

"jadi,sou hanya menjadikanku pengganti shori-chan ya"ucap mari dengan suara pelan

Namun sou masih bisa mendengarnya.

Sou menghentikan langkah kakinya dan membuat mari ikut berhenti.

Sou memegang kedua tangan mari dan membuat mereka saling berhadapan.

"aku sanagat menyukai shori, namun kini aku sadar perasaan sukaku pada shori berbeda,aku mengagumi shori-chan karena dia terlihat begitu sempurna dan mempesona"

"dan saat membaca surat darimu dan saat kau bilang kau ingin pergi dari kehidupanku, saat itulah aku menyadari perasaanku yang sesungguhnya. Aku tidak ingin kehilanganmu, mari-chan. aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu"lanjut sou

"apa souchan juga menyukaiku"ucap mari

"aku tidak yakin dengan perasaanku, tapi untuk meyakinkan perasaanku tetaplah berada disampingku"ucap sou

Mari mengangguk.

"aku akan membuat souchan merasakan perasaan yang sama seperti yang kurasakan"ucap mari

Sou tersenyum dan mereka mulai berjalan bersama.

"souchan, I Love You So much"ucap mari

Sou tersenyum dan mengusap lembut rambut mari.

Suki SugiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang