Chapter 6

20 6 0
                                    

Song of this chapter:

First Time - Kygo;Ellie Goulding

(Ps. Ga tau kenapa pas nulis chapter ini gue dengerin ini lagu. Ga tau sih bakalan nyambung apa ga😂)

________________________

"Selama aku disini, kau tidak boleh menunjukkan wajah sialmu itu. Kau mengerti?!"

Aku terkejut mendengar sentakannya barusan. Dari tadi aku masih di posisi yang sama. Masih betah untuk menguping pembicaraan Harry dengan pria malang itu. "Sudah ku katakan, Harry. Ini rumahku juga, jadi terserahku untuk melakukan apa."

"Rumahmu? Apakah masih pantas ini disebut rumahmu setelah kau melenyapkan mereka?!"

"Aku tidak melenyapkan mereka?!", sentak si pria malang itu juga. Kini mereka berdua beradu mulut. Oh Tuhan! Mereka yang bertengkar, tetapi mengapa aku yang merasa khawatir. Lagi pula, melenyapkan? Mereka? Apa maksudnya lagi itu. Dan kini kulihat mereka beradu tatap seolah-olah saling menyampaikan sesuatu dengan bahasa isyarat.

"Well, fine. Terserahmu saja, Zayn. Terserah kau mau berada dimana pun. Tapi ingat satu hal. Kau tidak boleh memunculkan batang hidungmu di hadapanku! Ingat itu!"

Oh jadi nama pria malang yang terkena sentakan Harry itu adalah Zayn-----nama yang bagus. Apakah ini rumahnya? Maksudku tadi kudengar dia mengatakan kalau ini adalah rumahnya. Jadi bisa disimpulkan ini adalah pestanya. Dan kenapa pula Harry melarangnya untuk berada di pesta itu-----yang mana ini adalah pestanya.

Berbicara tentang Harry, kulihat dia berjalan keluar ruangan. Sial. Gadis batinku panik mondar mandir keluar ruangannya. Bagaimana kalau Harry tidak menemukanku diluar ruangan, dan bagaimana kalau dia malah menemukanku disini-----baru saja menguping pembicaraannya dengan Zayn.

Aku bergegas keluar ruangan ini menuju halaman belakang. Sebisa mungkin tidak diketahui oleh Harry. Aku berhasil! Aku mengambil minuman yang ada disana dan mengamati sekitar. Sambil berusaha mengontrol detak jantungku yang tidak karuan. Sampai pada Harry menemukanku dari ujung matanya dan mendekatiku.

"Hey!", sapaku setelah mendapatkan detakan jantungku yang sudah kembali normal. Kulihat dia tengah menatapku dalam dengan kening yang sedikit mengkerut----lebih terlihat seperti sedang berfikir keras. Melihatnya yang memperlakukanku seperti itu membuatku menundukkan kepala sesaat setelah merasakan panas menjalar di sekitaran wajahku. Aku memerah!

"Kau kenapa?". Sial. Aksi memerahku disadari olehnya. Cepat-cepat aku mengalihkan wajahku menunduk kearah gelas plastik yang kupegang. Malu. Tentu saja.

"T-tidak apa-apa.", Oh! Dan kuharap Harry tidak menyadari kegugupanku saat ini. Walaupun bisa dibilang pasti Harry menyadarinya.
"Kau berbohong.", See? Aku tidak tahu mengapa Harry bisa curiga kalau aku tidak berkata benar padanya, dalam arti kata lain aku berbohong. Atau memang kemampuan berbohongku yang sangat lemah.

"Harry, bisakah kau mengantarku mengambil makanan. Karena aku merasa sangat lapar.", dia tampak lama dalam menjawab. Ada apa dengan pria ini.

"Baiklah.", dia menarikku menuju stand makanan. Ada berbagai macam makanan disini. Yang semuanya dimasak dengan dipanggang. Aku mengambil sosis panggang dan melumurinya dengan saus hot tuna. Begitupun dengan Harry, tetapi dia melumurinya dengan saus barbeque. Lalu kami berdua segera duduk di bangku yang memang disediakan di pinggir kolam.

"Harry.", aku memulai pembicaraan setelah terjadi keheningan beberapa saat.

"Ya?", jawabnya tanpa menoleh ke arahku. Ia tampak seperti mencari seseorang. Entahlah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang