Bab 5. menghilang

964 49 35
                                    

Di pagi hari yang sedikit gelap karena tertutup awan membuat perasaan Azura semakin tidak karuan, ia sama sekali tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Kaki seakan akan tidak sudi untuk terus melangkah ke gerbang sekolah, namun Azura harus tetap pergi ke sekolah. Apa yang bakal Hana tanyakan jika aku tidak masuk?

Tepat depan gerbang sekolah, Azura tepat melihat Kazuto di sampingnya. Azura ingin sekali menyapanya, namun entah kenapa ia merasa tidak cukup berani, rasanya beda dengan sebelumnya.
Azura pun hanya menunduk dan berjalan cepat agar bisa hilang dari pandangan mata Kazuto. Kazuto merasa heran, kenapa gadis ceroboh itu tiba tiba saja jadi diam dan aneh seperti itu.
"Ada apa dengan gadis itu?" tanya Kazuto pelan sambil menatap nya heran.

Azura sangat merasa bersalah, bahkan ia belum sempat bertanya bagaimana keadaan Kazuto setelah kejadian itu, bahkan ia sama sekali tidak menjenguk Kazuto walau mungkin "hampir".

Azura hanya duduk termenung di meja nya, ia bahkan sama sekali tidak sadar akan kedatangan Hana.

"hei Azura kau tidak apa apa?"
Tanya Hana heran.

"Oh, aku tidak apa apa Hana. Aku hanya sedikit tidak enak badan." jawab Azura singkat sambil menunjukan senyum tipisnya.

Hana menatap Azura cukup lama lalu ia mendorong Azura pelan.

"hei aku tahu kau sedang berbohong, ayolah ceritakan saja. kau kenapa?"
Hana menghampiri ke samping Azura agar lebih dekat.

Azura pun menceritakan semua kejadian yang dia alami pada waktu itu, Hana pun terkejut mendengar semua ceritanya.

"Kau yakin itu kekasihnya?"
Tanya Hana dengan nada agak tinggi.

"sssttt kecilkan suaramu. Aku tidak begitu yakin, namun mereka sangat terlihat seperti seorang kekasih."
Jawab Azura dengan nada lemas.

Tiba tiba hana memukul pelan kepala Azura.

"Uh bodoh! Kau jangan langsung menyimpulkan nya begitu saja, kenapa kau tidak bertanya langsung pada Kazuto?"
Ucap Hana dengan nada gemas.

"Aw sakit Hana. Aku takut bahwa kenyataan nya benar jadi aku tidak bertanya, dan kau tahu Kazuto mempunyai sifat yang susah dimengerti. Aku hanya takut diabaikan lagi."
Jawab Azura sambil menutupkan kedua wajahnya di telapak tangan nya.

"Hei Azura, bagaimana kau tahu jika kau tidak bertanya? Cobalah kau tanya dahulu, jika memang benar berati itu kenyataan pahit tapi jika salah? Justru kau yang telah menyakiti diri kau sendiri."
Hana memegang pundak Azura untuk meyakinkan nya.

"Terimakasih Hana atas saran mu, baiklah aku akan mencoba."
Azura mulai memunculkan senyum manis nya yang selalu ia pancarkan setiap hari, setidak nya Hana sudah tenang sahabat nya sudah kembali seperti biasanya.

Waktu istirahat pun tiba, Azura berniat untuk menemui Kazuto sesegera mungkin untuk bertanya.
Azura pergi kekantin untuk membelikan minuman kaleng pada Kazuto dan langsung bergegas untuk kekelas Kazuto.
Saat berjalan ia melihat Kazuto sedang bermain basket dilapangan sekolah lalu ia melihat teman Kazuto menghampiri Kazuto sambil memberinya minum.

"Huft.. Sepertinya minuman kaleng yang kuberikan untukmu tidak akan pernah benar benar berada ditanganmu ya Kazuto"
Azura menghela nafas sambil segera bangkit dari kursi, ia pun pergi dan meninggalkan minuman kaleng itu di kursi nya.

Kazuto pun melihat kearah punggung Azura yang sudah berbalik untuk pergi, Kazuto melihat minuman kaleng yang tertinggal di kursi. Kazuto pun bergegas pergi ke arah kursi itu, dan mengambil minuman kaleng itu.

"Untuk ku kan?"
Tanya Kazuto sambil melihat kearah punggung Azura dan tersenyum tipis.

Saat bel pulang sekolah Azura berniat untuk menghampiri Kazuto. Tepat saat itu Azura melihat Kazuto tidak jauh dari nya, ia pun berlari dan menghampiri Kazuto.

"Helo Kazuto, Bagaimana keadaan kau? Apa tidak apa apa kau bermain basket dengan kondisi kau sekarang?"
Tanya Azura sambil tersenyum ke arah Kazuto namun tidak seceria biasanya.

"Aku sudah membaik, dokter bilang aku hanya luka luka kecil dan butuh istirahat satu hari lalu aku akan sehat. Jadi aku sudah tidak apa apa sekarang."
Jawab Kazuto singkat tanpa melihat ke arah Azura sedikitpun.

Azura ragu untuk memulai pembicaraan nya lagi.

"Sudah kau tidak perlu minta maaf, mau tidak salah. Asal kau jangan ceroboh lagi"
Ucap Kazuto dengan nada datar dan masih melihat kearah jalanan.

Azura pun hanya mengangguk angguk pelan sambil tersenyum manis.
Setelah beberapa saat saling diam, Azura pun mulai berani membuka pembicaraan yang ia tunggu tunggu.

"Kazuto, apa waktu itu kekasihmu menjengukmu?"
Tanya Azura ragu sambil melihat kearah Kazuto.

"Darimana kau tahu? Oh benar kan kau yang mengantarkan bunga waktu itu? Kenapa kau tidak masuk saja?"
Kazuto memberikan banyak pertanyaan pada Azura.

"Hm maaf. Tapi bisakah kau jawab dahulu?"
Ucap Azura pelan.

"Menurutmu bagaimana?"
Jawab Kazuto dingin dan bergegas berjalan cepat meninggalkan Azura.

Azura hanya diam, lalu apa jawabanya? Pertanyaan itu timbul di hati Azura, ia merasa seperti sedang di gantungkan.

Sore hari saat sampai dirumah Azura di berikan perintah dari ibu nya untuk membelikan nya sayuran di toko biasa sebelum tutup.
Saat berjalan ia tidak sengaja bertemu dengan Akio.

"Akio kau sedang apa disini?"
Tanya Azura heran karena selalu dengan kebetulan bertemu dengan Akio.

"Tidak aku sedang berjalan sore sambil mencari cari rumah mu didekat sini, dan aku bertemu denganmu."
Jawab Akio sambil tersenyum manis ke arah Azura.

Mereka pun berjalan bersama sambil bercanda,Akio sesekali mengusap kepala Azura. Akio.. Orang yang sangat berbeda dengan Kazuto, namun entah kenapa rasanya berbeda aku memang merasa hangat di dekat Akio namun aku merasa sangat nyaman jika berada didekat Kazuto walau karena sikap dinginya itu terhadap Azura.

Kazuto merasa tidak enak pada Azura
"Apa aku terlalu kasar pada gadis itu?"
Tanya Kazuto dalam hati sambil melihat kelangit langit kamar nya.
Ia pun bergegas memencet handphone nya dengan menelefon teman sekelas Azura sekaligus teman basket Kazuto untuk bertanya sesuatu.

Kazuto pun bergegas mengambil jaketnya untuk dipakai dengan memakai sepatunya. Ia berjalan sambil melihat pesan masuk dikontaknya.

"Baik lah aku akan kerumah Azura"
Ucap Kazuto dengan yakin.

Saat berjalan Kazuto melihat Azura berjalan dengan seorang pria, mereka terlihat akrab bahkan sesekali pria itu mengusal kepala Azura.

"Bodoh. Memangnya sudah sedekat apa aku dengan gadis ceroboh itu? Lagipula kenapa aku jadi sangat perduli denganya?"
Ucap Kazuto kesal.

"Tapi.... Kenapa jantungku terasa berbeda, seperti ada yang menjalar di sini dan terasa sesak?"
Tanya Kazuto didalam hatinya sambil melihat kearah mereka berdua.


Bersambung....

School's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang