The Last Promise

266 28 24
                                    

Title          : The Last Promise
Author    : Aurelia
Genre          : Fanfiction, Romance
Main Cast : Nam Woo Hyun (INFINITE), Kim Sae Ron
Length     : Oneshot
Rating         : PG+15




Dall.com Café, 15.53 KST

Riuh suara para pelanggan yang datang melebur menjadi satu dengan riuhnya suara hujan yang saat ini tengah mengguyur sebagian Kota Seoul.

Ice Americano, satu,” seru salah seorang pelanggan yang kini akhirnya mendapatkan giliran untuk memesan. Sudah lebih dari 20 menit ia mengantri, akhirnya gilirannya tiba.

Ne, 5000 won,” ujar sang penjaga kasir dengan raut wajah yang masam.

Namja dengan jaket denim biru itu memberikan uang tersebut kepada penjaga kasir, ia sama sekali tidak terganggu dengan pandangan yang diberikan sang penjaga kasir tersebut. Ia sudah terbiasa.

Gomabseumnida.” Sang penjaga kasir lalu memberikan pesanan yang tadi dipesan oleh namja tersebut. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia langsung membawa minumannya ke kursi yang biasa ia duduki. Tepat di sudut ruangan, paling dekat dengan jendela besar yang mengarah langsung pada jalanan.

Ia mengalihkan pandangannya ke kanan. Melihat beberapa pejalan kaki tengah menepi di area kafe tersebut, karena hujan belum juga reda. Ia tersenyum getir, lalu mengusap rambut pirangnya ke belakang.

Sudah dua tahun lamanya ia seperti itu. Nam Woo Hyun, namja tersebut. Ia menghabiskan waktunya seperti itu. Memesan minuman yang sama, duduk di kursi yang sama, dan menunggu orang yang sama. Entah sampai kapan ia harus melakukan hal itu, yang ia yakini saat ini adalah, dia pasti akan datang menemuinya.

“Hari ini sepertinya terlihat buruk,” gumamnya. Kembali menyedot Ice Americano-nya hingga tersisa setengah.

Tuk tuk tuk

Oppa!” sebuah suara membuyarkan lamunanya. Suara yang sudah lama tidak pernah mengisi ruang dalam pendengarannya. Dia, yeoja itu. Yeoja yang selama ini ia tunggu.

Woo Hyun bangkit dari duduknya. Senyumnya mengembang. Yeoja cantik dengan mini dress selutut berwarna hitam bergaris putih, dengan rambut yang digerai. Dia sempurna. “Sae Ron-ah!

***

Akhir musim semi 2015
Dua tahun yang lalu

“Oppa, aku akan menunggumu di sini. Pukul 4 sore. Jangan terlambat ya!” seorang yeoja cantik melambaikan tangannya pada seorang namja ber-coat hitam. Ia tersenyum begitu bahagia, seiring menjauhnya namja tersebut dari posisinya berdiri saat ini.

Kim Sae Ron, yeoja itu. Ia menghembuskan napasnya berat. Hari ini, ia harus sendiri lagi. Namja itu, Nam Woo Hyun, adalah kekasih yang sudah dua tahun ini menemaninya. Setiap hari ia harus pergi ke studio musik untuk melatih vocal beberapa anak didiknya. Lokasinya cukup jauh dari tempat di mana Sae Ron bekerja saat ini, oleh sebab itu, Sae Ron selalu menunggu Woo Hyun di tempat yang sama, kafe itu, tempat di mana Sae Ron bekerja.

“Kau tidak memintanya untuk bekerja di tempat yang dekat?” tanya Bo Young, sahabat dekat Sae Ron, sekaligus rekan kerjanya.

Sae Ron tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. “Ani. Aku tidak ingin memaksakan kehendakku padanya. Aku bahagia, jika melihatnya bahagia dengan pekerjannya yang sekarang.”

Bo Young menggelengkan kepalanya. “Hah, kau terlalu baik. Semoga saja dia tidak macam-macam saat jauh darimu,” ujar Bo Young sedikit kesal.

The Last Promise (Oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang